Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiap Hari Bikin Cakue Jam 3 Pagi, Muiz Rawat 7 Adik Girang Dapat Bantuan TV, Rumahnya Dibuatkan WC

Kini tangisan Muiz berubah menjadi senyuman. Bocah bernama lengkap Muizatul Halim ini mendapat bantuan dari para dermawan.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jabar/Sidqi
Kisah Muiz bocah SD rawat 7 adik bak tulang punggung keluarga viral di media sosial. Kini Muiz dan keluarganya bahagia dapat bantuan. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah Muiz bocah SD rawat 7 adik bak tulang punggung keluarga viral di media sosial.

Muiz tiap harinya sekolah sambil jadi pemulung dan jualan cakue.

Ia meracik bahan cakue mulai jam 3 pagi.

Kini tangisan Muiz berubah menjadi senyuman.

Bocah bernama lengkap Muizatul Halim (12) mendapat bantuan dari para dermawan.

Rasa bahagia juga dirasakan ibu Muiz dan ketujuh adiknya.

Kisah Muiz pertama kali dibagikan oleh seorang konten kreator asal Garut bernama Sri Pujawati (28) atau Desrigemoy di akun Tiktoknya, hingga didatangi YouTuber Ncepbilal. 

Muiz merupakan warga Kampung Siderang Datar, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 

Rumahnya terbuat dari bangunan bambu, tidak ada wc di dalamnya.

Dapur dan ruang tengah menyatu.

Di sisi lain terdapat satu kamar berhadapan dengan dapur.

Setiap malam mereka harus tidur di kamar atau berbagi tempat di ruang tengah. 

Di ruang tengah tersebut terdapat satu buah ranjang, satu lemari dan sisanya terdapat ayunan kain yang tergantung. 

Sementara itu, baju-baju dan perlengkapan lainnya tergeletak begitu saja di setiap sudut rumah.

Muiz, bocah 12 tahun asal Garut, Jawa Barat sudah merawat 7 adiknya bak tulang punggung keluarga
Muiz, bocah 12 tahun asal Garut, Jawa Barat sudah merawat 7 adiknya bak tulang punggung keluarga (Kolase tangkapan layar)

Setelah viral, bantuan kini deras mengalir dari para dermawan.

Mulai dari pembangunan MCK dan dapur oleh YouTuber Ncepbilal hingga bantuan televisi yang disalurkan oleh Sri Pujawati. 

"Sekarang sedang dibuatkan wc dan dapur bantuan dari YouTuber Ncepbilal, kemudian followers saya juga menyumbang tv dan kebutuhan lain untuk keluarga Muiz," ujar Sri saat ditemui Tribun Jabar di kediaman Muiz, Minggu (24/11/2024). 

Ia menuturkan, kisah Muiz pertama kali dibagikannya ke akun Tiktok Desrigemoy miliknya empat bulan yang lalu.

Saat itu ungkapnya, ratusan ribu warganet menonton unggahannya. 

Perlahan-lahan ucap Sri, bantuan tiba.

Diantaranya setelah YouTuber Ncepbilal menghubunginya lalu ikut serta menyebar luaskan kisah Muiz

"Alhamdulillah ini rizkinya Muiz," ungkapnya. 

Baca juga: Tangis Muiz Rawat 7 Adiknya Bak Tulang Punggung Keluarga, Jadi Pemulung dan Jualan Sambil Sekolah

Erin (35) orangtua dari Muiz mengatakan, anaknya itu rela bangun dini hari untuk meracik adonan cakue yang nantinya akan ia jual di sekolahnya sebelum masuk kelas. 

"Jam tiga subuh Muiz memang sudah bangun, membantu saya membuat adonan cakue, sampai subuh baru digoreng dan disiapkan untuk dijual," ujar Erin. 

Ia menuturkan, cakue buatan anaknya itu dijual seribu rupiah per 10 buah.

Uang hasil dari jualan itu kemudian dipakai untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk menghidupi adik-adik Muiz.

Jika cakuenya tidak habis ungkap Erin, maka anaknya itu akan kembali berjualan di sekolah agama sepulang dari sekolah dasar. 

"Bapaknya Muiz memang pulangnya tiga atau empat bulan sekali, pekerjaannya melaut, kalau pulang ada bekal ya di awet-awet saja," ungkapnya. 

Muiz sendiri mengaku tidak malu untuk berjualan cakue setiap hari di sekolahnya.

Ia menyebut aktivitasnya itu dilakukan sejak duduk di bangku kelas empat. 

"Dulu dagangan punya pak haji, sekarang bikin sendiri jualan sendiri kalo ada terigunya," ujarnya.  

Muizatul Halim (12) bocah tangguh asal Garut, hidupi keluarganya dengan berjualan cakue. Kisahnya viral di media sosial. Kini banjir donasi. Muiz merupakan warga Kampung Siderang Datar, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Muizatul Halim (12) bocah tangguh asal Garut, hidupi keluarganya dengan berjualan cakue. Kisahnya viral di media sosial. Kini banjir donasi. Muiz merupakan warga Kampung Siderang Datar, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (Tribun Jabar/Sidqi)

Di sisi lain, kisah perjuangan siswi SD demi juara lomba ini menjadi inspirasi.

Bagaimana tidak, ia belajar sambil jualan gemblong di parkiran minimarket.

Ia berusaha untuk bisa menjadi juara.

Kisah ini datang dari siswi SD bernama Mia.

Kisahnya pun viral di media sosial.

Mia masih menyempatkan belajar matematika untuk lomba sambil jualan gemblong Rp3000.

Mia menjajakan gemblong di parkiran minimarket.

Kisah Mia viral usai bertemu konten kreator bernama Donny Ramadhan.

Saat itu, Mia yang mengenakan seragam SD duduk di tangga minimarket.

Mia terlihat sedang belajar matematika.

Baca juga: Shein Bocah SD Tana Toraja Nangis Sesenggukan Tak Kebagian Susu dari Gibran, Sudah Nunggu Sejak Pagi

"Jualan apa nih, dek?" kata Donny dalam postingan Instagram @donnyra pada Kamis (21/11/2024), dikutip dari Tribun Jakarta.

"Jualan gemblong Om, tiga ribuan," kata Mia.

Donny sempat bertanya saat Mia masih bisa belajar sambil jualan.

Mia mengaku ingin mengikuti lomba matematika.

Oleh karena itu, Mia menyempatkan diri untuk belajar disela-sela berjualan gemblong.

Mia berharap bisa juara lomba matematika.

"Aku mau jadi juara, bentar lagi ada lomba matematika, makanya aku belajar dari sekarang," katanya.

Mia mengakui pernah mengikuti lomba matematika.

Namun, ia belum meraih gelar juara.

Donny lalu mengajak Mia untuk jajan di minimarket.

Baca juga: Sosok Lala Lulusan 1 UGM Cumlaude Tak Malu Jualan Es, Lebih Nyaman Buka Warung Sendiri Meski Diejek

Saat berbelanja, Mia bercerita lelah berjualan.

Namun, ia menyadari hasil penjualannya untuk membantu orangtua. 

Mia sempat meminta izin kepada Donny untuk membeli jajanan buat sang adik.

"Jualan hari ini gimana?" tanya Donny.

"Belum ada yang beli, om. Soalnya hujan," kata Mia.

Donny kembali bertanya mengenai lomba matematika yang diikuti Mia.

"Ingin banget juara, soalnya aku suka matematika terus kalau aku juara hadiahnya lumayan untuk bantu ibu aku," katanya.

"Ayah aku sudah pisah, jadi ibu aku berjuang sendiri," sambungnya.

Ibunda Mia sehari-hari berjualan kopi.

Ia lalu mengajak Donny untuk melihat lokasi berjualan sang ibunda.

Saat bertemu, Ibunda Mia menyambut ramah kehadiran Donny.

"Da sedih banget belum juara padahal nyempetin waktu buat belajar. Mungkin waktu itu belajarnya kurang, om," kata ibunda Mia.

Ibunda Mia mengaku putrinya membantu jualan.

Hal itu dilakukan untuk menambah serta kebutuhan sehari-hari.

"Kasihan om, kadang kehujanan, kepanasan. Bapaknya sama sekali enggak kasih uang," ujarnya.

"Walaupun bunda tukang kopi, aku jualan gemblong yang penting bahagia," katanya.

Ibunda pun mengaku bangga meskipun putrinya belum menjuarai lomba matematika.

Terpenting, kata ibunda, Mia semangat belajar.

"Sudah gede juga Mia bisa sukses," katanya.

Donny lalu memborong seluruh jualan Mia.

Ia lalu meminta Mia membagikan jualannya kepada orang sekitar.

Total gemblong seharga Rp 150 ribu.

Namun, Donny memberikan uang sebesar Rp 3 juta.

"Makasih om," ucap ibunda sambil gemetar.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved