Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Yudi Terpaksa Tinggal di Kampung Zombie, Hasil Driver Ojol Bikin Tak Mampu Pindah: Kembang Kempis

Nasib Yudi, driver ojol yang memilih bertahan hidup di 'Kampung Zombie' di Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur.

Editor: Torik Aqua
Febryan Kevin/Kompas.com
Yudi, driver ojol yang terpaksa tak bisa pindah dari Kampung Zombie, hidup penuh ketidakpastian saat musim hujan tiba 

Ia memastikan anak dan istrinya tak kelaparan sekalipun hidupnya susah.

Baca juga: Gubuk Panti Jompo Terbengkalai Ditindak Pemerintah, 21 Lansia Terlantar Ada yang Dirantai, Bau Busuk

"insyaa Allah akn ada orang baik untuk bapak muhidin bapak Betawi asli di rumah sendiri dikerasnya kehidupan kota," jelas caption unggahan, melansir Tribun Jakarta.

Semangat juang Muhidin membuat banyak hati tersentuh.

Selain doa, netizen juga menyisihkan sebagian rezeki agar Muhidin bisa memiliki motor dan ponsel baru hingga uang tunai.

Tangis haru terdengar jelas dari depan rumah Muhidin.

Ia pun langsung sujud syukur atas berkah yang didapatnya.

"Ma syaa Allah tabarakallah, hari ini alhamdulillah kegiatan penyaluran donasi kepada bapak muhidin ojol sepeda berjalan dgn lancar krn Allah. Abi ucapkan banyak terima kasih terkhusus kepada 113 donatur yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Insyaa alah sedekah ini menjadi amal jariyah sebagai naungan pertama sejak alam kubur juga terima kasih atas semua dukungan dan doa untuk keluarga pak muhidin baik di IG maupun di tik tok. Barakallahu fikum," pungkasnya.

Di tempat lain, seorang pria lanjut usia terpaksa menjual jam tangannya karena odong-odongnya sepi peminat.

Ia rela menjual jam tangannya untuk makan dan ongkos pulang.

Kisahnya kemudian menuai rasa simpatik netizen.

Menyusuri jalan di Bandung nyatanya tak membuat roda kehidupan lansia yang akrap disapa Abah Engkos ini kian membaik.

Layaknya seperti saat ini, belum ada satupun yang memakai jasanya sejak pukul 08.00 WIB.

Padahal cuaca saat itu sedang cerah meski sudah sore hari.

Namun justru tetap tak ada yang datang menghampiri.

Padahal kehidupannya tergantung dari yang memakai jasanya.

Dengan demikian, Abah Engkos tak bisa membeli makan karena uang yang tak ada.

Di antara barang yang dikenakan, hanya jam tanganlah yang menjadi harapan satu-satunya.

Tiap orang yang lewat pasti ditawarinya, termasuk kepada sang perekam video.

"Beli aja atuh, mau dijual buat ongkos," ucap Abah dikutip dari instagram sekitarbandungcom.

Sang perekam pun balas bertanya.

"Ini mau dijual sama abah? buat apa?," tanyanya.

Abah Engkos rela menjual jam tangan buat makan dan ongkos pulang karena jasa odong-odongnya sepi sejak pagi
Abah Engkos rela menjual jam tangan buat makan dan ongkos pulang karena jasa odong-odongnya sepi sejak pagi (Instagram/sekitarbandungcom)

Tubuh rentanya kini tak kuat lagi mendorong odong-odong tersebut.

Lantaran sudah sore dan sepi, Abah Engkos memutuskan ingin pulang ke kawasan Cibiru saja.

Sayangnya, untuk ongkos yang ditarif Rp 2.500 saja ia tak punya.

"Buat ongkos, buat makan.  Belum dapat uang, mau pulang. Kalau pulang kan naik angkot Rp2.500," ungkap Abah Engkos dengan raut wajah sedih.

Di sini, sang perekam video juga bercerita jika Abah Engkos memiliki penyakit hernia, sehingga fisiknya tak lagi sekuat dulu.

"Engak tega denger cerita abah katanya udah nunggak bayar kontrakan karena penghasilan cuma cukup buat makan seadanya," pungkas perekam.

Kisah Abah Engkos pun menjadi perhatian, melansir Tribun Jakarta.

Banyak netizen yang mencarinya untuk sekedar memberikan bantuan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com


Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved