Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

74 Tahun Tukimin Jadi Tukang Cukur dan Tarifnya Rp 5 Ribu, Kini Pilu Rumahnya Hancur Tertimpa Pohon

Sosok Tukimin Trisno Suwarno atau yang akrab disapa Mbah Sutris viral di media sosial karena nasibnya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo.com/Zhafran Maulana
74 Tahun Tukimin Jadi Tukang Cukur dan Tarifnya Rp 5 Ribu, Kini Pilu Rumahnya Hancur Tertimpa Pohon 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok Tukimin Trisno Suwarno atau yang akrab disapa Mbah Sutris viral di media sosial karena nasibnya.

74 tahun jadi tukang cukur di Klaten, Jawa Tengah, pria berusia 81 tahun itu kini bernasib pilu.

Kisah Tukimin viral usai dibagikan oleh akun Instagram @infocegatanklaten.

Disebutkan bahwa rumah Tukimin hancur tertimpa pohon belum lama ini.

Dalam video tersebut, terlihat rumah Tukimin dibangun menggunakan kayu dan seng.

Atapnya pun berlubang karena beberapa genting serta kayu yang runtuh akibat tertimpa pohon.

Lantai rumah yang beralaskan tanah itu pun terlihat berantakan karena material reruntuhan yang berserakan.

Dilansir dari TribunSolo, Mbah Sutris merupakan tukang cukur yang membuka lapak sederhana di dekat Lapangan Lemah Miring, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Lapaknya itu hanya beratapkan terpal biru dengan spanduk bertuliskan "Sumber Rejeki Potong Rambut Embah Sutris" sebagai penandanya.

Dalam spanduk itu juga tertulis tarif jasa cukurnya itu hanya sebesar Rp5.000 saja.

Ia juga tidak memiliki peralatan cukur secanggih barbershop masa kini, lapaknya itu hanya memiliki gunting cukur, mesin cukur portable, kuas, bedak, kursi kayu, dan kaca.

Tetapi, dari alat-alat cukur sederhana itu lah dirinya mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Rumah Muiz Bocah yang Rawat 7 Adiknya Perlahan Penuh Barang Bantuan dari Warga, Sosok Inspiratif

Mbah Sutris bercerita bahwa dirinya sudah menggeluti dunia cukur rambut ini sejak duduk di kelas 6 SD atau sekitar tahun 1950.

Bila dihitung hingga tahun 2024 ini, total Mbah Sutris bergelut di dunia potong rambut sudah selama 74 tahun. 

"Mulai motong setelah keluar sekolah, kelas 6 SD sudah lekas memotong," ujar Sutris pada Sabtu (3/11/2024).

Adapun, rumah Mbah Sutris hancur tertimpa pohon saat hujan beserta angin kencang terjadi pada Jumat (22/11/2024) sekitar 14.00 WIB.

Pohon jati menimpa rumah Mbah Sutris yang berlokasi di Dukuh Trukan, Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Mbah Sutris bercerita sesaat sebelum kejadian ia tengah mencari rumput di dekat rumah.

"Pertama saya lagi ngarit (cari rumput), cuaca mendungnya mendung. Ingat di rumah ada pemean (jemuran)," ujarnya, menggunakan bahasa Jawa, Minggu (24/11/2024).

Baca juga: Sopir Travel Tak Terima Dipalak Rp 20 Ribu untuk Jatah Putra Daerah, Padahal dari Rumah Saudara

Dia pun lalu pulang ke rumah, untuk mengentaskan jemuran sebelum hujan datang.

"Sampai rumah hujan, saya menuntun simbok (istri) mau nutup pintu," jelasnya.

Tak lama, pohon jati yang berada di sebelah rumah patah menimpa atap.

"Langsung tugel (patah), atapnya hancur (tertimpa)," ucapnya.

Hampir separuh lebih atap rumah mbah Sutris rusak.

Selain atap rusak, beberapa perabotan yang ada di dalam rumah juga alami kerusakan.

"Lemari hancur, isinya bolo pecah seperti gelas, cangkir, piring remuk gehan. Sama radio juga rusak," kata mbah Sutris.

Kepala Desa Banyuripan, Tugino mengatakan bila di desanya yang terdampak ada 2 rumah.

"Di Banyuripan tidak begitu parah berarti, karena cuma ada 2 rumah yang terdampak," ujarnya.

Kedua rumah tersebut, yakni milik Paimin dan Sutris.

Tugino mengatakan 1 rumah roboh, karena memang bukan rumah permanen melainkan rumah kayu yang sudah tua.

"Dan itu hanya dapur, kadang buat tidur. Tapi ada rumah permanennya (aman)," jelasnya.

Kedua rumah yang terdampak itu, lalu diasessment oleh relawan setempat usai kejadian.

Baca juga: Untung Engkos dan Istrinya Selamat dari Maut karena Ibadah Malam, Syok Rumah Hancur karena Longsor

Sementara itu, sosok Roni (65), tukang jasa servis payung keliling juga viral.

Musim hujan pun rupanya tak banyak berpengaruh terhadap penghasilan Roni.

Padahal, sehari-hari ia menawarkan jasa servis payung keliling.

Setiap hari, ia sudah berjuang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Berjalan kaki dari cuaca panas kemudian tiba-tiba hujan sudah sering ia rasakan selama mengadu nasib di Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Selatan.

Namun apa daya, sudah hampir dua minggu tak ada satu pun yang menggunakan jasa servis payungnya.

"Sudah hampir 2 mingguan ini satupun belum ada yang Pakai jasa beliau.
Padahal buat makan dan bayar kontrakan," dikutip dari instagram @nietha_tha2, Senin (25/11/2024).

Baca juga: 8 Tahun Merantau, Fajrin Tukang Cukur Pulang Kampung Ngontel dari Depok ke Aceh, Bawa 1 Misi

Oleh sebab itu, ia harus gali lubang tutup lubang untuk biaya hidup sehari-hari.

Kini, impiannya hanya satu, bila memiliki modal usaha, Roni memilih untuk berjualan ketimbang meneruskan bekerja menawarkan jasa servis payung.

"Jika ada rezeki pak roni ingin beralih profesi jualan . Karna service payung sudah jarang peminatnya," ungkapnya.

Oleh sebab itu, warganet berbondong-bondong membantu Roni mewujudkan impian tersebut.

Pemilik akun menjadi jembatan tangan penyaluran donasi dari warganet.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved