Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Anak Petani Kini Jadi Konglomerat Berharta Rp 42,9 Triliun, Bisa Bangun 4200 Toko di 8 Negara

Inilah kisah sukses anak petani kini jadi konglomerat beharta Rp 42,9 triliun. Sosok anak petani yang dimaksud adalah Ye Goufu, pendiri Miniso.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
forbesthailand.com - Tribunnews/Eko Sutriyanto
Nasib Anak Petani Kini Jadi Konglomerat Berharta Rp 42,9 Triliun, Bisa Bangun 4200 Toko di 8 Negara 

Berawal dari gambar-gambar tersebut, cita-cita Ye suatu hari menjelajah ke luar negeri dan melihat dunia yang lebih luas terus bertumbuh.

Baca juga: Kisah Sukses Budidaya Lobster Air Tawar di Malang, Dari Kolam Rumah ke Pasar Nasional

Seperti banyak anak muda di China, Ye juga pernah bermimpi menjadi seorang penyanyi.

Sayangnya, impian itu harus dikubur dalam-dalam setelah pengalaman pahit dengan guru paduan suaranya.

“Guru itu mengatakan di depan semua murid bahwa suara saya fals,” cerita Ye.

Perkataan tersebut juga sempat menghancurkan kepercayaan dirinya, tetapi tidak melemahkan tekadnya untuk sukses di bidang lain.

Hari ini, Ye Guofu dikenal sebagai seorang inovator yang berhasil membawa Miniso ke panggung global.

Perjalanan hidupnya menjadi bukti bahwa keterbatasan asal-usul bukanlah hambatan untuk mencapai mimpi besar, bahkan jika mimpi itu harus berganti haluan.

Ye Guofu merampungkan pendidikan kuliahnya di Universitas Ekonomi dan Hukum Zhongnan. Ia mengambil gelar manajemen ekonomi.

Dia dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas. Namun, Ye terpaksa berhenti belajar selama satu bulan sebelum kelulusan karena tidak mampu membayar biaya kuliah.

Pada Juni 1998, Ye memutuskan untuk pindah ke provinsi pesisir Guangdong saat berusia 21 tahun untuk mencari pekerjaan. Kepindahannya itu dilakukan tanpa memberi tahu orangtuanya.

Di sana, Ye mencari pekerjaan selama tiga bulan. Ia kemudian mendapat pekerjaan pertamanya sebagai sales atau staf divisi penjualan di pabrik pipa baja setempat.

Selama beberapa tahun menjadi pekerja di pabrik itu, ia berpikir tentang cara mengatur jalur produksi, punya produk berkualitas tinggi, dan lamanya siklus produksi.

Pengalaman ini memungkinkannya untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam memulai bisnisnya.

Perjalanan karier Ye tidak semulus yang dibayangkan, Ia sempat berjualan tembikar bersama seorang teman.

Namun, karena berselisih paham tentang cara mengelola bisnis yang masih baru itu, Ye memutuskan untuk mencoba peruntungan sebagai penjual kosmetik dan aksesori.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved