Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pasutri Lansia Sakit-sakitan Tidur di Teras Depan Rumah, Tak Ada Anak Jenguk, Tetangga Pilu

Miris nasib pasangan suami istri lansia di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini. Keduanya sakit-sakitan namun tak ada yang merawat.

Sripoku
Pasutri lansia sakit-sakitan tidur di teras depan rumah. Tetangga tak tega. 

TRIBUNJATIM.COM - Miris nasib pasangan suami istri lansia di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini.

Keduanya sakit-sakitan namun tak ada yang merawat mereka walaupun mereka memiliki lima orang anak.

Tetangga yang melihat kondisi mereka pun tak tega.

Pasutri lansia tersebut tinggal di rumah kontrakan tak layak huni.

Bahkan pasutri lansia berusia 64 tahun dan 63 tahun ini mengandalkan belas kasihan dari masyarakat setempat. 

Di tengah kondisi yang memprihatinkan itu, mirisnya lima orang anaknya tak satu pun mau mengurusnya.

Baca juga: Pasutri Lansia Bondowoso Terlantar di Bali Viral, Status Terungkap, Dinsos Sebut Sudah Dievakuasi

Kisah pilu ini dialami oleh Muya binti Taot dan Cik Dong bin Cik Ateh.

Keduanya kini menumpang tinggal sebuah rumah kontrakan di Gang Kandis RT 01 Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubukinggau Utara II.

Informasi ini pertama kali beredar melalui video yang diunggah oleh Ratih warga yang prihatin terhadap kondisi mereka. 

Pasangan lansia ini memiliki lima orang anak, namun hingga kini tidak ada.

"Saya lihat nenek itu terbaring di lantai (teras depan rumah) ternyata kondisinya sakit seketika itu saya langsung kasihan," kata Ratih, Senin (9/12/2024), dikutip dari Sripoku.

Kemudian Ratih langsung mendekati nenek tersebut.

Ternyata di dalam ada suaminya juga sakit, karena kebingungan akhirnya Ratih memvideokan pasangan suami istri tersebut.

Ratih berharap video tersebut dapat sampai kepada anak-anak mereka dan mengetuk hati mereka untuk segera menjemput kedua orang tuanya.

Pasutri lansia sakit-sakitan tidur di teras depan rumah. Tetangga tak tega.
Pasutri lansia sakit-sakitan tidur di teras depan rumah. Tetangga tak tega. (Sripoku)

"Saya tidak ada niat lain mau pansos (panjat sosial) atau apa tapi memang karena murni saya kasihan," ujarnya.

Sementara Leni, warga setempat menuturkan bila pasangan suami istri tersebut tinggal di lingkungan mereka baru satu setengah bulan terakhir.

Hanya saja mereka tidak mengetahui kapan dan waktu pasangan suami istri tersebut pindah ketempat tersebut dan siapa yang mengantarnya.

Warga setempat selama ini mengetahui bila bedeng yang selama ini kosong tersebut kini penghuni pasangan suami istri dengan kondisi sakit-sakitan.

"Tinggal di sini (RT 01 Kelurahan Ulak Surung) satu setengah bulan terakhir dan saat pindah yang laki-laki memang sudah sakit dan istri sehat," ungkapnya.

Ketika tinggal di lingkungan RT 01 Kelurahan Ulak Surung, Cikdong masih dalam keadaan sehat dan kerap berbelanja di warungnya.

"Sering belanja tempat saya, pernah beli teh, beli sabun, beli  kecap, pernah karena kasihan saya kasih," ujarnya.

Leni menambahkan, satu Minggu terakhir Cikdong memang jarang terlihat dan mereka sempat mengira bila pasangan lansia tersebut sudah pindah.

"Semasa sehat (Cikdong) mampu berjalan, kadang kami lihat mereka ngambil daun ubi pinggir jalan untuk lauk, tapi seminggu tidak terlihat kami kira pindah," ungkapnya. 

Baca juga: Pakai Batang Pohon Pisang, Cara Polisi di Deli Serdang Viral Selamatkan Lansia yang Terkepung Banjir

Sementara itu, kondisi gubuk panti jompo terbengkalai ini membuat miris publik.

Pasalnya ada puluhan lansia ditelantarkan di gubuk panti jompo tersebut.

Bahkan beberapa lansia ada yang dirantai hingga bau busuk.

Adapun sebanyak 21 lansia ditemukan terlantar di gubuk panti jompo tak berizin dengan keadaan yang begitu miris.

Di antara 21 lansia, ada yang berkebutuhan khusus hingga terpaksa bertahan dalam keadaan mengkhawatirkan.

Selain itu ada di antara 21 lansia tersebut yang juga dirantai.

Peristiwa ini terjadi di Padang Serai, Kedah, Malaysia, melansir dari SCMP.

Keberadaan mereka dalam gubuk panti jompo tersebut bak mencerminkan perlakuan tak manusiawi yang mencederai hak asasi.

Akibatnya, semua penghuni yang terjebak dalam kondisi tersebut kini telah dipindahkan ke tempat penampungan yang lebih aman.

Adapun delapan orang diterima di Rumah Kasih Sayang di Kulim.

Baca juga: Nasib WNI Rampok dan Lukai Pasutri Lansia di Jepang Demi Main Judi Online, Bantah akan Membunuh

Sementara 13 orang lainnya ditampung di bawah perawatan Departemen Kesejahteraan Sosial Penang usai alami penelantaran.

Tiga dari penghuni dengan masalah kesehatan mental akan dikelola oleh Departemen Kesehatan Penang.

Awal mula situasi ini terungkap pada bulan April.

Ketika organisasi Tamilar Kural mencatat pengaduan mengenai penyerangan dan perlakuan buruk yang dialami oleh penghuni panti jompo.

Setelah melakukan penyelidikan dan membagikan temuan mereka melalui media sosial, fakta-fakta mengejutkan mengenai perlakuan kasar dan tidak manusiawi terhadap para lansia terungkap.

Hal ini menyebabkan pihak Departemen Kesejahteraan Kedah bertindak dengan menutup panti jompo yang bermasalah tersebut.

Namun setelah penutupan, pihak pengelola diduga tidak menyerahkan sepenuhnya semua penghuni kepada Departemen Kesejahteraan.

Melainkan melakukan pemindahan ke sebuah gubuk yang terletak di perkebunan kelapa sawit di Sungai Karangan, Kedah.

Usaha Tamilar Kural untuk melacak keberadaan penghuni yang ditelantarkan membuahkan hasil pada akhir pekan lalu.

Hingga apa yang mereka temukan di lokasi tersebut sangat mengejutkan.

Beberapa penghuni, termasuk yang mengalami masalah kesehatan mental, ditemukan dalam kondisi sangat memprihatinkan.

Ada yang dirantai di gubuk dan tempat tidur yang mereka huni.

Lingkungan tempat tinggal mereka dipenuhi dengan bau busuk serta kekurangan fasilitas dasar yang memadai.

Dalam kunjungan yang dilakukan pada tanggal 3 November, pihak Tamilar Kural menanyakan kepada pihak panti jompo.

Namun pihak panti jompo terdiam soal alasan mengapa penghuni tidak diserahkan kepada Departemen Kesejahteraan.

Pendiri dan wali Yayasan Malaysia Tamilar Kural, David Marshel, juga mengeluarkan pernyataan keras di halaman Facebook-nya.

Dia mendesak agar tindakan tegas diambil terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku kejam ini.

Terutama yang merantai individu yang seharusnya dilindungi dan mendapat perawatan yang layak.

Kejadian ini menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Terutama terhadap lembaga-lembaga yang menyediakan perawatan bagi orang lanjut usia dan individu dengan kebutuhan khusus.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved