Allianz Soroti Tantangan dan Peran Penting Asuransi di Tengah Ketidakpastian Kondisi Ekonomi
Ia percaya bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi bergantung pada tingkat literasi keuangan dan asuransi.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Allianz Indonesia mengajak pengamat ekonomi dan perwakilan dari media untuk berbagi wawasan mengenai proyeksi ekonomi global dan nasional melalui sebuah diskusi Economy Outlook 2025, Jumat (13/12/2024).
Hal ini juga membahas peran industri asuransi dan media dalam mendukung masyarakat di tengah ketidakpastian di sektor ekonomi.
Bahwa perjalanan sektor ekonomi menunjukkan tren yang dinamis selama tahun 2024, baik global maupun domestik.
Namun, ketidakpastian di sektor ini juga diprediksi masih akan menjadi bayang-bayang pada tahun 2025.
"Di tengah ketidakpastian ekonomi 2025, Allianz berkomitmen untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. Tujuan ini didorong oleh komitmen kami untuk membantu setiap individu dan keluarga dalam mencapai keamanan finansial mereka,” Alexander Grenz, Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia.
Ia percaya bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi bergantung pada tingkat literasi keuangan dan asuransi.
“Oleh karena itu, kami secara rutin mengadakan kegiatan literasi keuangan dan memberikan solusi perlindungan, baik untuk asuransi jiwa, kesehatan, syariah, dan umum,” sebutnya.
Dalam diskusi ini, Poltak Hotradero, Business Development Advisor, Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa pada tahun 2024, perekonomian global tumbuh sebesar 3,2 persen.
Hal ini didukung oleh penurunan inflasi tanpa adanya resesi global yang dapat dianggap sebagai pencapaian yang besar.
Namun, saat ini perekonomian global berada di situasi yang tidak menentu.
“Saat ini juga sedang terjadi soft landing di mana terjadi perlambatan siklus pertumbuhan ekonomi untuk menghindari resesi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini, bank sentral sedang berupaya untuk menaikkan suku bunga secukupnya sehingga dapat menghentikan ekonomi dari inflasi yang tinggi tanpa menyebabkan downturn yang parah.
Sementara itu, kondisi perekonomian nasional diproyeksikan juga akan mengalami ketidakpastian.
Pasalnya, selain terdampak kondisi perekonomian global, berbagai pihak masih menanti kebijakan dari pemerintahan baru walaupun hingga triwulan III 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga baik di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal tersebut ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 4,95 persen (yoy) setelah sebelumnya mencapai angka 5,05 persen (yoy) dan 5,11 (yoy) yang didorong oleh aktivitas ekonomi musiman, seperti momen Pemilu, Ramadan, Idulfitri, liburan sekolah, hingga acara keagamaan lainnya.
“Walaupun pertumbuhannya terjaga, namun tetap terlihat adanya perlambatan apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kuartal selanjutnya diperkirakan akan banyak didorong oleh momen Natal dan Tahun Baru. Namun, tetap tidak akan ada kenaikan yang signifikan,” kata Poltak.
Menurutnya, ketidakpastian ekonomi cukup memunculkan kebingungan dan berdampak pada masyarakat. Maka tak heran apabila terjadi peningkatan harga pada bahan pokok, BBM, gas elpiji serta rumor kenaikan iuran tarif BPJS, hingga tarif transportasi yang menyebabkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk melakukan spending.
Menurut data Purchasing Managers Index (PMI), sektor manufaktur Indonesia hingga Juli 2024 turun ke level 49,7 yang mana menjadi tanda bahwa ekonomi Indonesia sedang lesu. Ini adalah level terendah sejak Agustus 2021.
Di sisi lain, tingkat pengangguran juga meningkat dikarenakan gelombang PHK yang semakin besar. Hal ini terjadi karena perusahaan dari berbagai industri sedang mengalami deflasi karena daya beli masyarakat yang lesu.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut kelompok masyarakat yang cukup terdampak adalah kelas menengah. Padahal, masyarakat kelas menengah memiliki kontribusi yang esensial untuk daya tahan perekonomian.
Di akhir sesinya, Poltak menyarankan masyarakat untuk selalu menjaga cash flow supaya tetap sehat, tidak menumpuk terlalu banyak utang, memiliki dana darurat dan aset lancar yang cukup, tetap memiliki investasi walaupun sedang di masa-masa yang sulit, dan memiliki proteksi yang tepat, seperti BPJS maupun asuransi swasta.
Mewakili Allianz Indonesia, Himawan Purnama, Country Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, menjelaskan bahwa Allianz juga memahami adanya ketidakpastian ekonomi dalam negeri maupun global yang akan terjadi pada tahun 2025.
Menurunnya daya beli masyarakat serta kesadaran akan pentingnya asuransi juga terlihat pada angka penetrasi asuransi yang masih rendah, yakni sebesar 2,8 persen (per September 2024) yang mana belum sebanding dengan angka literasi dan inklusi asuransi yang sudah mencapai 76,25 persen dan 12,21 persen.
“Sebagai perusahaan penyedia layanan asuransi, Allianz Indonesia berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan situasi terkini,” ujarnya.
Himawan mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk tetap memiliki proteksi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada tahun 2025.
“Hal tersebut mendorong kami untuk terus meningkatkan pemahaman dan penetrasi asuransi dengan menyediakan solusi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Himawan.
Pemilik Kaget Mobilnya Hilang Dipakai Polisi hingga Diganti Warna, Kapolres Bilang Cuma Stiker |
![]() |
---|
Imbas Demo Solidaritas Affan Ricuh, Polisi Malang Ciduk 61 Pendemo, Kini Diperiksa di Mapolresta |
![]() |
---|
Keberadaan Wapres Gibran saat Demo Berlangsung, Dimana? Tak Aktif di Media Sosial |
![]() |
---|
Mobil BMW Tabrak Pembatas Jalan di Blitar Malam Hari, Diduga Milik Wakil Bupati Beky |
![]() |
---|
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Konser Hari Jadi Ponorogo Kidung Aruna Kinanti Bersama Dewa 19 Digelar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.