Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ngesol Sepatu dari 1982, Sukir Bisa Sekolahkan 5 Anak Sampai Tamat, Ogah Ditawari Jadi Kuli Bangunan

Sudah bekerja sebagai tukang sol sepatu dari tahun 1982, Sukir seorang pria di Sumsel ini berbagi ceritanya bisa bertahan di tengah gempuran modern.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Sumsel
Sosok tukang sol sepatu di Sumsel yang sudah bekerja sejak tahun 1982 

"Karena sekarang umur tidak muda lagi walaupun tidak pernah sakit-sakit sekarang wilayahnya hanya keliling Lubuklinggau, sore pulang," ungkapnya.

Bagi Sukir menjadi tukang sol sepatu memiliki tantangan tersendiri.

Namun, ia memilih jalur ini dibanding menjadi buruh bangunan.

"Jadi tukang sol itu kita yang ngatur pekerjaan, walaupun kadang sekali-kali pernah diajak kawan nukang bangunan," ujarnya.

Sukir mengaku penghasilan sebagai tukang sepatu tidak menentu kadang banyak, namun kadang walau sudah berkeliling tidak dapat sama sekali.

Baca juga: Dulu Ngaku Kebal Hukum, Kini Anak Bos Toko Roti Ditangkap setelah Viral, Diduga Hendak Kabur

"Kadang dapat kadang tidak, sekarang lebih kepada cukup untuk makan saja, kadang dapat Rp.50 ribu kadang malah tidak dapat sama sekali, syukuri saja," ungkapnya.

Namun meski penghasilan jasa sol sepatu masih ada, Sukir telah meminta kepada anak-anaknya agar profesi jasa sol sepatu tidak dilanjutkan anak -anaknya.

"Cukup saya saja, saya pesan kepada anak-anak saya, carilah profesi lain yang lebih menghasilkan," ujarnya.

Kemudian untuk biaya jasa sol sepatu bervariasi, tergantung jenis sepatu atau sandal. Untuk sepatu wanita pelajar, ia mematok harga mulai Rp.10  ribu.

"Sementara harga termahal untuk sepatu besar mencapai Rp.15 ribu," ungkapnya.

Kisah serupa juga dialami oleh seorang tukang servis panci.

Sehari-hari membuka usaha servis panci di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ujang Nuryadien (60), berhasil menyekolahkan anaknya hingga jenjang S2 di perantauan.

Tukang servis panci asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini membuka jasanya di toko kelontong yang berada di kawasan Pasar Kahayan, Kota Palangka Raya, Kalteng.

Ujang Nuryadien yang lulusan SD ini bisa menyekolahkan anaknya hingga S2 berkat servis panci.

Baca juga: Gegara Beda Pilihan di Pilkada, Makam Nenek & 12 Anggota Keluarga Dibongkar: Dipindahkan Tempat Lain

Ujang Nuryadien sendiri telah menjadi tukang servis panci sejak jaman krisis moneter, tepatnya pada tahun 1997.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved