Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Mojokerto

Ide Kreatif Warga di Mojokerto Sulap Ban Bekas Jadi Aneka Kerajinan Bernilai Ekonomi 

Warga Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur, kreatif mengembangkan bisnis daur ulang ban bekas.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Mohammad Romadoni
Pengolahan ban bekas menjadi produk kerajinan bernilai ekonomi di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur. 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO- Warga Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur, kreatif mengembangkan bisnis daur ulang ban bekas.

Ban bekas itu disulap menjadi beragam kerajinan salah satunya adalah meja dan kursi, pot bunga hingga lampu hias yang bernilai ekonomis.

Bisnis dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Gayaman Mandiri
tersebut, menggerakkan ekonomi masyarakat lantaran menyerap tenaga kerja yang mayoritas dari warga lokal setempat.

"Sudah selama enam tahun berjalan, kita memulai mengolah ban bekas bekas dijadikan kerajinan produk pot sejak tahun 2018 lalu," kata Ketua BumDes Gayaman Mandiri, Jainuri, Minggu (22/12/2024).

Pria 45 tahun ini mengungkapkan, dirinya berkolaborasi dengan Pemdes untuk pengolahan limbah ban sejak aktifnya Bumdes Gayaman Mandiri pada 2019.

Pemdes mensupport dengan menambah modal dan memperluas pemasaran untuk memasarkan produk tersebut.

"BumDes terbentuk untuk  permodalan Rp 35 juta, kita kembangkan menjadi beraneka kerajinan," ucap Jainuri.

Dirinya dibantu enam orang mengolah ban bekas sepeda motor menjadi perabot rumah tangga, kursi serta meja, pot bunga, lampu hias, ayunan, tempat sampah dan hiasan gapura paling tinggi satu meter yang berada di masjid Gayaman.

Baca juga: Kisah Sukes Pemuda Ponorogo Raup Omzet Rp 5 Juta Per Hari dari Budidaya Koi Asal Jepang

Bahan baku diperoleh dari empat pengepul setiap minggu sekitar 200 ban, dengan harga satuan Rp 2000.

Ban bekas diolah manual hanya berbekal pisau dan silet, mereka dapat menciptakan produk kerajinan kreatif dan bernilai ekonomi.

"Harga produk kerajinan dari ban bekas antara Rp 5 ribu sampai paling mahal Rp 2 juta. Paling diminati adalah tempat sampah dan vas bunga, pemasaran di Pasuruan, Sidoarjo, Malang dan sekitarnya," bebernya.

Dikatakan Jainuri, kerajinan ban bekas hasil buatannya bahkan sempat dipasarkan ke luar negeri namun terhenti akibat Covid-19.
Produk kerajinan yang tembus pasar ekspor adalah bak air berbahan ban bekas.

"Dua dua kali ekspor bak air 800 dan 1300 yang dipasarkan ke Swedia," paparnya.

Baca juga: Sosok Savira Petani Milenial Raup Rp90 Juta Per Bulan, Kini Dibuka Pendaftaran Petani Milenial 2024

Hasil kerajinan produk ban bekas dibagi dengan pekerja, setiap tahunnya sekitar Rp 7 juta sampai Rp 10 juta yang disetorkan ke Bumdes yang dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat seperti pelatihan desain produk, konten kreator serta pemeran. 

"Target utamanya untuk pemuda desa karena kita ingin memiliki galeri produk kerajinan yang nantinya akan melibatkan anak muda," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved