Berita Viral
Sudah Bayar Rp72 Juta, Pemilik Katering Murka Tertipu Program Makan Siang Gratis Fiktif: Harus Jelas
Tengah viral di media sosial video pemilik katering ngamuk tertipu program makan siang gratis fiktif.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video pemilik katering ngamuk tertipu program makan siang gratis fiktif.
Kasus penipuan program makan siang gratis atau makan bergizi gratis ini belakangan marak terjadi.
Di antaranya dialami puluhan katering di Kediri, Jawa Timur.
Video yang memperlihatkan puluhan pemilik katering mengamuk setelah tertipu kelompok masyarakat (pokmas) yang menjanjikan tender makan siang gratis menjadi viral.
Video viral itu salah satunya dibagikan oleh akun X @Her*****.
"Puluhan Pemilik Katering Tertipu Rp 72 Juta, Dijanjikan Jadi Pemasok Makan Bergizi Gratis oleh oknum Pokmas (27/12/2024)," tertulis dalam unggahannya, melansir dari TribunJabar.
Diduga, para pemilik usaha katering ini tergiur karena dijanjikan kontrak selama satu periode pemerintahan atau lima tahun.
Dalam video yang dibagikan, para pemilik usaha katering itu beradu mulut dengan pihak yang diduga pokmas di sebuah rumah.
"Enggak ada sabar, harus jelas!" ucap salah satu pemilik usaha katering.
Baca juga: Diundang Sekolah Rapat, Orangtua Syok Wajib Beli 2 Tempat Makan Rp60 Ribu untuk Makan Siang Siswa
Terkait masalah ini, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Kombes (Pol) Lalu Muhammad Iwan Mahardan mengatakan bahwa penipuan tersebut mencatut nama institusi Komando Disktrik Militer (Kodim) 0809/Kediri.
Pihaknya pun menyesalkan bahwa ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang telah mengatasnamakan program Makan Bergizi Gratis untuk menipu warga.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Program makan bergizi merupakan inisiatif pemerintah yang dirancang untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, bukan untuk dimanfaatkan oleh oknum jahat," kata Lalu Iwan dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/12/2024).
"Kami imbau para korban segera melapor ke polisi agar kasus ini segera diusut," tambahnya.
Iwan menyebutkan, BGN akan mendukung penuh aparat kepolisian dalam menangani kasus tersebut.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap modus serupa pada masa mendatang.
"Program pemerintah selalu melalui prosedur resmi. Jika ada penawaran yang mencurigakan, silakan konfirmasi langsung ke instansi terkait. Jangan pernah menyerahkan uang tanpa kejelasan," tutur Iwan.
BGN juga menggarisbawahi komitmen untuk segera meluncurkan program baru tahap uji coba makan bergizi gratis tersebut, guna membantu masyarakat dan mencegah penyalahgunaan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
"Kami percaya, program ini akan memberikan manfaat nyata jika dilaksanakan dengan benar dan tepat sasaran," kata Iwan.
Berita Lain Seputar Program Makan Siang Gratis
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia pada kuarter II tahun 2024 lalu berkontribusi sebesar 54.53 persen terhadap PDB nasional.
Dari jumlah persentase yang relatif besar ini, 22.69 persen di antaranya dialokasikan untuk konsumsi makanan dan minuman selain restoran.
Mengetahui hal tersebut, program makan bergizi gratis yang tengah ramai diperbincangkan menjadi lebih masuk akal untuk direalisasikan.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Irjen Lotharia Latif, mendorong kerja sama untuk menyukseskan program tersebut.
"Penguatan tata kelola perikanan, pendampingan teknis kepada kelompok nelayan, dan fasilitasi pengembangan kebijakan berbasis masyarakat menjadi fokus utama kerja sama ini," kata Lotharia melalui keterangan tertulis, Minggu (29/12/2024).
Baca juga: Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Sekolah SD di Ponorogo, Begini Reaksi dari Siswa
Sebagai contoh, pada awal Desember 2024 lalu, Aruna menginisiasi PKS dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang secara khusus ditujukan untuk memperkuat pengelolaan perikanan berkelanjutan.
Guna mendukung program makan bergizi gratis yang telah menjadi wacana besar nasional, kerja sama ini digadang untuk membuka jalan bagi perikanan yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan dapat diandalkan, khususnya dalam berbagi pakai data perikanan.
Lotharia setuju bahwa berbagi data perikanan dapat membantu realisasi program makan bergizi gratis.
"Dengan demikian, pelaku usaha, pengolah, hingga koperasi yang terlibat dapat diketahui dengan baik," katanya.
Aruna sendiri berharap akan ada banyak nelayan skala kecil yang dapat diberdayakan dengan adanya program ini, sehingga pemerataan ekonomi dapat terjadi.
Co-Founder dan Chief Operating Officer Aruna, Indraka Fadhlillah, mengatakan anggaran untuk program ini mencapai Rp450 triliun dan ditujukan untuk menjangkau 81 juta orang.
"Jumlahnya fantastis, ya, melebihi jumlah penduduk Singapura. Dengan skala sebesar ini, semua keputusan harus berdasarkan riset dan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu, kami sudah mulai melakukan penyelarasan melalui advokasi dengan berbagai pihak,"
Kendati konsumsi makanan dan minuman selain restoran mendominasi pengeluaran rumah tangga, pemenuhan gizi, terutama protein, masih menunjukkan ketimpangan yang cukup signifikan di antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019 menyatakan bahwa Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian yang dinilai ideal adalah 2,100 kkal untuk energi dan 57 gram untuk protein per kapita per hari.
Di lain sisi, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi masyarakat Indonesia masih berada sedikit di bawah AKG, yakni 2,087.64 kkal per kapita per hari.
Untuk konsumsi protein, Indonesia sejatinya sudah melampaui angka yang disarankan, yakni 62.33 gram per kapita per hari. Hanya saja, capaian ini belum merata.
Dilihat dari kelas sosialnya, kelompok penduduk 20 persen terbawah hanya mengonsumsi 1,663.05 kkal per hari, tertinggal jauh oleh kelompok penduduk 20 persen teratas yang mencapai 2,504.91 kkal.
Sama halnya dengan protein—kelompok terbawah hanya mengonsumsi 45.76 gram per hari, sementara kelompok teratas mencapai 81.22 gram, hampir dua kali lipat lebih tinggi daripada kelompok terbawah.
Hal ini juga paralel terjadi pada angka konsumsi ikan, udang, cumi, kerang, dan daging.
Karena sumber proteinnya berkualitas tinggi, protein hewani dinilai memiliki harga yang lebih tinggi, sehingga pembelian hanya dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat yang berada.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
program makan bergizi gratis fiktif
pemilik katering ngamuk tertipu
viral di media sosial
Badan Gizi Nasional
makan bergizi gratis
makan siang gratis
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Gerobak Dagangan Penjual Cilok sampai Pecah, Korban Mengaku Dianiaya Preman |
![]() |
---|
Kronologi Ribuan Mahasiswa Kompak Balik Badan saat Wagub Pidato, Kampus Sengaja Undang Pejabat |
![]() |
---|
Tukang Becak Pasrah Rumahnya Rata Tanah yang Ditinggali Selama 51 Tahun, Semua Harta Lenyap |
![]() |
---|
Rombongan 14 Moge Viral Terobos Jalur TransJakarta, Polisi Tegas Beri Tilang ETLE: Tidak Ada Bedanya |
![]() |
---|
Sindiran Ustaz Dasad Latif usai Rekening Isi Dana Masjid Diblokir PPATK: Apa Gunanya Kalian Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.