Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

144 Daftar Penyakit yang Tidak Bisa Dirujuk ke RS, Drilis BPJS Kesehatan, Tetanus hingga Hepatitis A

Benarkah BPJS Kesehatan merilis 144 daftar penyakit yang tidak bisa dirujuk ke FKTL? Berikut ini daftar penyakit yang dimaksud.

IST
Ilustrasi BPJS Kesehatan - Simak daftar 144 penyakit yang pengobatannya harus dioptimalkan di FKTP terlebih dulu. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini daftar penyakit yang tak bisa dirujuk ke RS.

Data dirilis oleh BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan adalah lembaga negara yang menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Jika diibaratkan, apa yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, mirip dengan asuransi kesehatan.

Jaminan kesehatan BPJS ini berupa pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Apabila diperlukan tindakan lebih lanjut, peserta akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL). 

Baca juga: Bayi 5 Bulan Meninggal Ditinggal Ortu di RS, Keluarga sempat Klaim BPJS Tak Bisa, Rumah Kini Kosong

Namun, tidak semua peserta dirujuk ke FKTL. Rujukan ini sangat tergantung dari kondisi medis yang dialami, terutama jika bisa ditangani di FKTP.

Terkait dengan kondisi medis tersebut, beredar informasi di media sosial yang mengatakan bahwa baru-baru ini BPJS Kesehatan merilis 144 daftar penyakit yang tidak bisa dirujuk ke FKTL atau rumah sakit (RS).

"..Habis bpjs rilis 144 penyakit yang ga bisa di rujuk ke RS. Siapin budget buat kesehatan taun depan, karena sekarang sakit yang lumayan parah pun ga bisa dirujuk ke rs..," tulis akun X @jeje******ju2, Kamis (26/12/2024).

Lantas, benarkah BPJS Kesehatan merilis 144 daftar penyakit yang tidak bisa dirujuk ke FKTL?

Baca juga: Wujudkan Surabaya Maju, Pekerja Sejahtera: Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Dorong Kepatuhan

Penjelasan soal daftar penyakit yang tidak bisa dirujuk

Asisten Deputi Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah membenarkan bahwa ada 144 penyakit yang pengobatannya harus dioptimalkan di FKTP, tetapi bukan berarti tidak bisa dirujuk.

Peserta tetap bisa dirujuk ke FKTL apabila memenuhi indikasi medis Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012.

Dia menambahkan, daftar tersebut sudah diberlakukan sejak lama dan bukan merupakan aturan baru, serta belum ada pembaruan.

"Betul (aturan lama). 144 diagnosis sesuai kompetensi FKTP atau tuntas di FKTP, tapi masih bisa dirujuk jika sesuai indikasi rujukan spesialistik mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis.

Pengoptimalan di FKTP dilakukan agar akses pelayanan kesehatan dapat merata, sehingga menghindari penumpukan peserta di satu fasilitas kesehatan.

Di samping itu, peserta akan lebih mudah mengakses FKTP, karena biasanya berjarak lebih dekat dengan rumah dibandingkan FKTL.

Baca juga: Capaian Positif BPJS Ketenagakerjaan di Semarak HUT ke-47, Komitmen Wujudkan Kesejahteraan Pekerja

144 penyakit yang harus dioptimalkan di FKTP

Berikut daftar 144 penyakit yang pengobatannya harus dioptimalkan di FKTP terlebih dulu, sebagaimana dilansir dari Kompas.com (5/1/2023):

  1. HIV/AIDS tanpa komplikasi
  2. Kejang demam
  3. Tetanus
  4. Tension headache (sakit kepala tegang)
  5. Migrain
  6. Bell's palsy
  7. Vertigo
  8. Gangguan somatoform
  9. Insomnia
  10. Benda asing di konjungtiva
  11. Konjungtivitis
  12. Perdarahan subkonjungtiva
  13. Mata kering
  14. Blefaritis
  15. Hordeolum
  16. Trikiasis
  17. Episkleritis
  18. Hipermetropia ringan
  19. Miopia ringan
  20. Mabuk perjalanan
  21. Furunkel pada hidung
  22. Rhinitis akut
  23. Rhinitis vasomotor
  24. Rhinitis alergika
  25. Kemasukan benda asing
  26. Epistaksis
  27. Influenza
  28. Pertusis
  29. Faringitis
  30. Tonsilitis
  31. Laringitis
  32. Asma bronchiale
  33. Bronchitis akut
  34. Pneumonia, bronkopneumonia
  35. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi
  36. Hipertensi esensial
  37. Kandidiasis mulut
  38. Ulcus mulut (aptosa, herpes)
  39. Parotitis
  40. Infeksi pada umbilikus
  41. Gastritis
  42. Astigmatism ringan
  43. Presbiopia
  44. Buta senja
  45. Otitis eksterna
  46. Otitis media akut
  47. Serumen prop
  48. Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
  49. Refluks gastroesofagus
  50. Demam tifoid
  51. Intoleransi makanan
  52. Alergi makanan
  53. Keracunan makanan
  54. Penyakit cacing tambang
  55. Strongiloidiasis
  56. Askariasis
  57. Skistosomiasis
  58. Taeniasis
  59. Hepatitis A
  60. Disentri basiler, disentri amuba
  61. Hemoroid grade ½
  62. Infeksi saluran kemih
  63. Gonore
  64. Pielonefritis tanpa komplikasi
  65. Fimosis
  66. Parafimosis
  67. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore)
  68. Infeksi saluran kemih bagian bawah
  69. Vulvitis
  70. Vaginitis
  71. Anemia defisiensi besi pada kehamilan
  72. Ruptur perineum tingkat ½
  73. Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea
  74. Mastitis
  75. Cracked nipple
  76. Inverted nipple
  77. Diabetes melitus tipe 1
  78. Diabetes melitus tipe 2
  79. Hipoglikemi ringan
  80. Malnutrisi energi protein
  81. Defisiensi vitamin
  82. Defisiensi mineral
  83. Dislipidemia
  84. Hiperurisemia
  85. Obesitas
  86. Anemia defisiensi besi
  87. Limphadenitis
  88. Demam dengue, DHF
  89. Malaria
  90. Leptospirosis (tanpa komplikasi)
  91. Reaksi anafilaktik
  92. Ulkus pada tungkai
  93. Lipoma
  94. Veruka vulgaris
  95. Moluskum kontangiosum
  96. Herpes zoster tanpa komplikasi
  97. Morbili tanpa komplikasi
  98. Varicella tanpa komplikasi
  99. Herpes simpleks tanpa komplikasi
  100. Impetigo
  101. Impetigo ulceratif (ektima)
  102. Folikulitis superfisialis
  103. Furunkel, karbunkel
  104. Eritrasma
  105. Erisipelas
  106. Skrofuloderma
  107. Lepra
  108. Sifilis stadium 1 dan 2
  109. Tinea kapitis
  110. Tinea barbe
  111. Tinea facialis
  112. Tinea corporis
  113. Tinea manus
  114. Tinea unguium
  115. Tinea cruris
  116. Tinea pedis
  117. Pitiriasis versicolor
  118. Candidiasis mucocutan ringan
  119. Cutaneus larvamigran
  120. Filariasis
  121. Pedikulosis kapitis
  122. Pediculosis pubis
  123. Scabies
  124. Reaksi gigitan serangga
  125. Dermatitis kontak iritan
  126. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)
  127. Dermatitis numularis
  128. Napkin ekzema
  129. Dermatitis seboroik
  130. Pitiriasis rosea
  131. Acne vulgaris ringan
  132. Hidradenitis supuratif
  133. Dermatitis perioral
  134. Miliaria
  135. Urtikaria akut
  136. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption
  137. Vulnus laseraum, puctum
  138. Luka bakar derajat 1 dan 2
  139. Kekerasan tumpul
  140. Kekerasan tajam
  141. Vaginosis bakterialis
  142. Salphingitis
  143. Kehamilan normal
  144. Aborsi spontan komplit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved