Berita Viral
Tidur Lelap, Nenek Upon Diserang Cucu Pakai Garpu Tanah, Pelaku Ngaku Dengar Bisikan Tak Biasa
Tertidur lelap, seorang nenek di Cianjur langsung meregang nyawa setelah dipukuli pakai garpu tanah oleh sang cucu.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sungguh mengenaskan nasib nenek Upon yang nyawanya berakhir di tangan cucunya sendiri.
Nenek Upon menjadi korban kekejaman yang dilakukan oleh sang cucu.
Wanita lanjut usia yang berumur 72 tahun itu diserang menggunakan garpu tanah.
Nenek Upon adalah seorang wanita lanjut usia yang tinggal di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Sang nenek tewas di tangan cucunya sendiri setelah dianiaya menggunakan garpu tanah.
Korban bernama Upon (72) ditemukan bersimbah darah di rumahnya di Kampung Sukalaksana, Desa Campakamulya, Kecamatan Campakamulya, Cianjur.
Kejadian tragis ini terjadi saat korban sedang tertidur lelap.
Pelaku, YH (32), cucu kandung korban yang tinggal bersama dalam satu rumah, telah diamankan pihak kepolisian, dan tengah menjalani pemeriksaan intensif.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Cianjur, AKP Tono Listainto mengatakan, masih mendalami motif pembunuhan yang melibatkan hubungan keluarga ini.
“Saat diperiksa, pelaku mengaku mendengar bisikan-bisikan. Namun, kami masih terus mendalami motif sebenarnya,” ujar Tono kepada wartawan, Senin (30/12/2024), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Selasa.
Baca juga: Numpang Salat di Rumah Warga, Nenek Arnia Syok Polwan Tiba-tiba Ngamuk Singgung Warisan: Ikut Campur
Menurut Tono, sebelum kejadian, pelaku tidak menunjukkan gelagat mencurigakan.
Namun, saat korban sedang tertidur di kamar, pelaku tiba-tiba menghampiri dan menganiaya neneknya menggunakan garpu tanah.
Korban sempat terbangun dan mencoba melawan serta berteriak meminta pertolongan.
Warga yang mendengar teriakan itu segera mendatangi lokasi kejadian.

"Korban mengalami luka serius di wajah, paha, dan tangan yang diduga patah akibat perlawanan. Korban meninggal akibat luka-luka yang dideritanya,” jelas Tono.
Jasad korban telah dibawa ke rumah sakit untuk keperluan otopsi.
Sementara pihak kepolisian terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap motif di balik tindakan keji tersebut.
Baru-baru ini seorang polwan juga menjadi perbincangan lantaran menyerang tanpa sebab seorang wanita tua.
Polwan di Kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara, bernama Bripka RH terlibat kasus penganiayaan terhadap nenek-nenek, Arnia (66).
Baca juga: Nasib 3 Gadis Pembully Nenek Kun saat Nyuci di Sungai, Ciut dan Nangis usai Dibawa Polisi: Diproses
Korban bahkan terkena stroke hingga terancam mengalami kecacatan.
Namun, dua saksi kini muncul memberikan pernyataan soal kejadian sesungguhnya.
Mereka mengatakan bahwa tak ada pemukulan dari Bripka RH ke Arnia.
Saksi berinisial S (43) menuturkan keduanya hanya saling dorong.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: Numpang Salat di Rumah Warga, Nenek Arnia Syok Polwan Tiba-tiba Ngamuk Singgung Warisan: Ikut Campur
"Kalau saling pukul tidak ada, kalau dorong-mendorong itu iya ada karena habis itu temannya di luar," katanya, Minggu (29/12/2024), dilansir TribunnewsSultra.com.
Saat itu, Arnia sedang menumpang shalat di rumah warga.
S menyebut, awalnya belum terjadi pertengkaran, hanya ada pembicaraan biasa.
Kemudian Bripka RH mendatangi Arnia dengan tujuan meminta nomor telepon tukang urut.
"Awalnya dia (Bripka RH) di luar, saya persilakan masuk ke ruang tamu, duduk di samping saya. Lalu, kami lanjut bercerita lagi seperti pembicaraan keluarga pada umumnya," ungkapnya.
S bahkan menyebut, Bripka RH dan Arnia masih memiliki hubungan keluarga.
Sebelum terjadi pertengkaran, keduanya sempat membahas mengenai masalah keluarga.
Ketika itu, Bripka RH berusaha menjelaskan atau meluruskan sesuatu kepada korban.
Namun, yang terjadi justru perdebatan hingga Arnia disebut menyumpahi Bripka RH.
Baca juga: Sosok Polwan Gagal Dinikahi AKP Ulil Riyanto Korban Polisi Tembak Polisi, Pilu Melayat, Ibu: Galau
"Tapi itu pertama, (sebelum suami korban hendak memvideo). Ada kata-kata korban, 'video Pak, Video Pak, supaya kita kasih viral. Bripka RH langsung kaget, kemudian berdiri dan meminta untuk menghapus video, tapi mereka tidak ada yang mau hapus," ungkap S.
S ketika itu sempat melihat Bripka RH memegang tangan korban. Disebutnya, Arnia hendak mencekik Bripka RH.
"Karena mama A (korban) mau cekik leher Bripka RH, sepintas lalu saya lihat Bripka RH angkat tangannya, maksudnya untuk membela diri," jelasnya.
S lantas meluruskan saat terjadi saling tarik-menarik tas diduga berisi handphone.
Dikatakannya, korban tidak jatuh sendiri, melainkan bersama-sama dengan Bripka RH.
Adapun pemicu pertengkaran keduanya menurut S lantaran pembahasan soal saudara korban yang sudah meninggal dunia.
"Sudara korban yang sudah almarhum inisial A sudah menganggap terlapor (Bripka RH) ini seperti anaknya, jadi dia sayang begitu."
"Jadi Bripka RH hanya sampaikan ke mama A (korban), itu om semasa hidupnya dia sayang anaknya, rumahnya almarhum otomatis ke anaknya."
"Di marah mama A, tidak katanya, itu anak bukan anak kandung, tidak ada sertifikat," papar dia.
Hal senada disampaikan saksi lainnya, LS (31). Ia menyebut hanya ada cekcok mulut antara korban dengan Bripka RH.
LS menjelaskan, ada dua rekaman. Pertama, rekaman yang diminta oleh Bripka RH untuk dihapus.
Lalu, rekaman lainnya sedang berjalan.
LS pun menegaskan, tidak ada pemukulan yang terjadi saat pertengkaran tersebut.
Justru LS marah dengan orang yang dibawa oleh korban yang mengaku sebagai pengacara.
"Orang ini sempat dia pegang tangannya Bripka RH, terus saya bilang lepas. Kalau kamu tidak lepas, kita laki-laki dengan laki-laki, jangan dengan perempuan. Baru dia lepas," paparnya.
Baca juga: Alasan Sidang Tuntutan Kasus Polwan Bakar Suami di Mojokerto Ditunda, Terdakwa Briptu Dila: Siap

Setelahnya, LS memanggil Bripka RH ke depan teras rumahnya.
Di sana Bripka RH meminta LS untuk membantu membujuk korban agar menghapus video tersebut.
LS mengaku, saat berusaha berbicara baik-baik, ia justru dimarahi oleh Arnia.
Ia pun kembali untuk memberitahu Bripka RH.
Tak lama kemudian, suami Arnia turun dari mobil membawa tas dan ditahan oleh Bripka RH.
Aksi tarik-menarik pun terjadi antara suami Arnia dengan Bripka RH.
LS berupaya menahan suami Arnia, sehingga Arnia saling tarik menarik tas yang diduga berisi handphone tersebut hingga akhirnya jatuh bersamaan.
"Jadi kalau berbicara pemukulan di luar ataupun di dalam itu tidak ada. Yang di dalam mobil itu kan perang kata-kata," ucapnya.
Menurut LS, Bripka RH sempat menarik korban agar turun dari mobil untuk berbicara baik-baik.
Namun, korban enggan melakukannya.
"Saya halangi. Setelah itu Bripka RH tarik lagi dia dari mobil, turun-turun kita bicara. Kemudian tarikan kedua, korban A tarik rambutnya Bripka RH, direspons langsung pegang tangannya untuk lepas tarikan rambut," tandasnya.
Bripka RH juga sempat memegang bagian kepala korban A, namun karena korban menggunakan jilbab, maka lepaslah jilbab korban.
Sementara itu, menurut keterangan Arnia, peristiwa itu terjadi saat ia bersama suaminya berkunjung ke rumah adiknya di Perumahan Wanabakti, Kecamatan Betoambari, Senin petang.
Saat itu, Arnia sedang menumpang salat di rumah warga.
Baca juga: Sosok Nia Anak Pedalaman Kini Jadi Polwan, Ngajar Bocah Baca Tulis Ngaji di Hutan, Kapolres Bangga
Tiba-tiba Bripka RH yang merupakan tetangga almarhum adik korban datang dan langsung menemui Arnia.
Bripka RH saat itu menghubungi seseorang dan menyebutkan Arnia berada di Perumahan Wanabakti.
Arnia menjelaskan, Bripka RH kemudian mengamuk, memelintir tangannya, dan berusaha memukulnya.
Arnia pun merasa heran, padahal Bripka RH bukan anggota keluarganya, tapi ikut campur dalam masalah keluarganya.
"Saya sampaikan tidak usah ikut campur, dia putus urat malumu, ini urusan adik beradik," kata Arnia, Minggu, dikutip dari Kompas.com.
Bripka RH dilaporkan memukul Arnia di bagian bahu kiri dan lengan kirinya. Bahkan, tendangan lutut juga diterimanya.
Penganiayaan semakin membabi buta ketika seorang keluarga Arnia merekam tindakan Bripka RH.
"Pemukulan pertama dia maju, dia putar menyampaikan, baru dia tarik."
Baca juga: Sosok Iptu Wulan, Polwan Viral Ajak Makan Tukang Becak hingga Penyapu Jalanan, Dijuluki Selebgram
"Pemukulan kedua terjadi saat debat bahasa, di situ maju mau pukul, dihalau beberapa orang, dia tetap mengamuk," jelasnya.
Arnia menyebut, oknum polwan tersebut pandai memutarbalikkan fakta.
"Setiap dia habis memukul, dia bilang kita yang memukul dia."
"Kalau dia mendorong kita, dia bilang kita yang mendorong dia. Dia pintar, dia balikkan bahasa," tandasnya.
Akibat penganiayaan itu, Arnia kini kesulitan bergerak.
Ia lebih banyak menggunakan kursi roda karena kakinya sakit.
Tak hanya itu, lengan kiri dan bahunya juga membiru.
"Sudah periksa di dokter, kata dokter tidak ada yang patah. Dokter ahli saraf bilang saya terancam bisa terkena stroke dan cacat," jelasnya.
Rencananya, hari ini Senin (30/12/2024), pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan terhadap Bripka RH.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Tangis Pendeta Gereja Punya Utang Rp6 M Akan Disita Bank, Dibantu Gubernur |
![]() |
---|
Harga Tiket Film Merah Putih One For All Rp 17 Ribu, Tayang Duluan dari 200 Film yang Antre |
![]() |
---|
Alasan Suami di Berau Bunuh Istri Sedang Hamil dan Dua Anaknya, Firasat Jelek Kakek Benar |
![]() |
---|
Alasan Kopda Bazarsah Divonis Mati usai Tembak 3 Polisi Hingga Tewas saat Gerebek Sabung Ayam |
![]() |
---|
Sutradara Bongkar Fakta Ironi Ratusan Film Mengantre Tapi Merah Putih: One For All Bisa Tayang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.