Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Sana Ketemu Anaknya usai 23 Tahun Hilang, Nyaris Dapat Santunan karena Ngira Sudah Meninggal

Seorang ibu menangis haru bertemu anaknya yang menghilang selama 23 tahun. Ia mengira anak sudah meninggal.

Tribun Cirebon/Eki Yulianto
Seorang ibu menangis haru bertemu anaknya yang menghilang selama 23 tahun. Ia mengira anak sudah meninggal. 

"Ibu sangat bahagia, Alhamdulillah anak saya pulang," ujar ibu Sana dengan suara bergetar, matanya sembab karena tangis haru, dikutip dari Tribun Cirebon pada Kamis (9/1/2025).

Adik Tarsinah, Waenah (33), yang ikut menjemput di Bandara Soekarno-Hatta, mengungkapkan betapa besar kebahagiaan yang dirasakan keluarganya.

"Ya pasti bahagia banget, enggak bisa diceritakan."

"Kami keluarga sangat menanti sudah 22 tahun, akhirnya bisa ketemu. Saya sangat sedih dan terharu juga bahagia," ucap Waenah.

Menurut Waenah, selama 23 tahun, keluarga hanya bisa menggantungkan harapan pada doa.

Baca juga: Tangis Siswa Anak Buruh Tani Bawa Pulang Makan Siang Gratis, Ingin Makan Bersama Orangtua, Ibu Sakit

Bahkan, saat isu kematian Tarsinah beredar, keluarga tetap yakin bahwa ia masih hidup.

"Sempat juga keluarga mau dikasih uang santunan jasa Raharja, cuma kami nggak mau karena masih meyakini kakak saya masih hidup," ujar dia.

Di tengah kepulangannya, Tarsinah hanya mampu menatap kosong, seolah tak percaya bahwa dirinya benar-benar telah kembali.

"Setelah pulang, bahagia berjumpa dengan keluarga, pokoknya banyak-banyak bahagia," kata Tarsinah, singkat saat diwawancarai.

Kepulangan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa. 

"Kami berterima kasih kepada pemerintah Desa Gebang Ilir, Pak Kuwu, Bu Kuwu dan Pak Ulis, semuanya yang sudah membantu proses kepulangan kakak saya," kata Waenah.

Kisah kepulangan Tarsinah adalah cerita tentang cinta, keyakinan dan kekuatan keluarga.

Setelah bertahun-tahun menunggu dalam ketidakpastian, akhirnya Desa Gebang Ilir menjadi saksi dari sebuah keajaiban yang nyata.

Baca juga: Tangis Suratmo Tukang Gerabah Jual Sawah Rp 900 Juta Agar Anak Jadi Polisi, Pelaku: Buat Judi Online

Sementara itu kisah lainnya datang dari Maryam (54) yang memutuskan sebagai pekerja migran atau tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi selama 30 tahun.

Maryam merupakan warga Dusun Jaddih Laok, Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved