Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Rembug Kamtibmas Tulungagung, Kekerasan Antar Pendekar Silat masih Menjadi Momok

Polres Tulungagung gelar Rembug Kamtibmas Tulungagung, sebut kekerasan antar pendekar silat masih menjadi momok bagi warga.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
Polres Tulungagung menginisiasi Rembug Kamtibmas dengan melibatkan para tokoh berpengaruh di Tulungagung, di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Jumat (10/1/2025). 

PSHW menyumbang 2 tersangka dewasa. 

Kapolres AKBP Taat Resdi, mengatakan, konflik antar oknum anggota perguruan pencak silat ini akan menjadi fokus utama di tahun 2025. 

“Ini PR (pekerjaan rumah) kita bersama untuk mencegah antar oknum perguruan pencak silat. Salah satu usulannya dibentuk gugus tugas atau satuan tugas, ini kami apresiasi,” ujar AKBP Taat Resdi

AKBP Taat Resdi mengingatkan, masalah konflik antar pendekar ini bukan sekadar masalah keamanan. 

Faktor keamanan merupakan hilir dari konflik ini, sementara hulu masalah tidak pernah digarap.

Hulu masalah ini bersifat kompleks, karena ada masalah pendidikan, ekonomi, tenaga kerja, pelatihan, permodalan dan penyerapan anak muda di dunia kerja. 

“Kalau terus digarap di hilir, masalahnya tidak akan selesai. Buktinya, sudah ada ratusan yang kami tangkap, kekerasan terus terulang,” tegasnya. 

AKBP Taat Resdi mendorong gugus tugas atau satuan tugas yang diusulkan agar lekas bisa dibentuk.

Usulan ini akan ditindaklanjuti dengan diskusi lanjutan untuk pematangan kelembagaan. 

Pendekatan yang dilakukan Polres Tulungagung pun berubah, dari pendekatan pimpinan tingkat kabupaten menjadi pendekatan pimpinan perguruan pencak silat di kecamatan dan desa.

AKBP Taat Resdi mengatakan, masalah yang muncul justru ada di tingkat kecamatan dan desa.

Sementara terbukti pendekatan di elite pimpinan selama ini belum berhasil menyelesaikan masalah. 

Untuk tahap awal, pendekatan dilakukan di kecamatan yang selama ini menjadi pusat konflik. 

“Biarlah saya yang mengalah, turun ke kecamatan atau kalau perlu ke tingkat desa, agar komitmen penanganan ini bisa optimal,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved