Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Ibu Lihat Anak Dihukum Guru Belajar di Lantai karena SPP Nunggak Rp180 Ribu, Kepsek Jelaskan

Kasus siswa SD dihukum guru belajar di lantai karena SPP nunggak Rp180 ribu viral di media sosial.

Kompas.com
Tangis ibu lihat anaknya dihukum guru belajar di lantai karena SPP nunggak Rp180 ribu. 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus siswa SD dihukum guru belajar di lantai karena SPP nunggak Rp180 ribu viral di media sosial.

Sang ibu pun menangis melihat kondisi anaknya tersebut.

Kepala sekolah akhirnya buka suara memberikan klarifikasi.

Peristiwa ini terjadi di SD Abdi Sukma Medan, Sumatera Utara.

Kepala Sekolah SD Abdi Sukma, Juli Sari menjelaskan, tindakan guru siswa kelas IV tersebut adalah inisiatif pribadi guru tersebut. 

Juli menegaskan, pihak yayasan tidak pernah mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan siswa yang belum membayar SPP untuk duduk di lantai.

Baca juga: Nunggak SPP Rp 180 Ribu, Siswa SD Dihukum 2 Hari Belajar di Lantai Selama 5 Jam, Ibu: Gurumu Kejam

"Inisiatif wali kelasnya membuat peraturan sendiri di kelasnya bahwa kalau anak tidak ada menerima rapot (karena tunggak SPP), tidak boleh menerima pelajaran dan mendudukkan siswa tersebut di lantai saat pelajaran berlangsung, tanpa kompromi dengan pihak sekolah," kata dia, Jumat (10/1/2025) dikutip dari Kompas.com via Tribun Bengkulu.

Diakui Juli, siswa tersebut belum melunasi SPP dan karena itu belum dapat menerima rapot.

Namun, siswa tersebut sebenarnya tetap boleh untuk ikut belajar di dalam kelas. 

"Sebenarnya anak itu tidak menerima rapor karena belum melunasi SPP. Tapi tidak jadi permasalahan sebenarnya dan tetap bisa mengikuti pelajaran," kata dia.

Juli mengaku, sudah melakukan pemanggilan terhadap wali murid dan wali kelas secara langsung. 

Dia juga sudah meminta maaf kepada orangtua siswa tersebut. 

Tangis ibu lihat anaknya dihukum guru belajar di lantai karena SPP nunggak Rp180 ribu.
Tangis ibu lihat anaknya dihukum guru belajar di lantai karena SPP nunggak Rp180 ribu. (Kompas.com)

Untuk tindakan tegas terhadap wali kelas, kata Juli, pihaknya belum bisa memutuskan secara langsung. 

Senin pekan depan, sekolah akan melakukan rapat dengan ketua yayasan dan bendahara untuk memutuskan sanksi kepada wali kelas tersebut.

Sebelumnya diberitakan siswa kelas IV SD swasta di Kota Medan, Sumatera Utara inisial MA, dihukum belajar di lantai oleh gurunya karena menunggak bayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) selama tiga bulan.

Ia disuruh duduk di lantai keramik di hadapan rekannya sejak 6-8 Januari dari pagi sampai jam belajar selesai.

Videonya pun beredar luas hingga viral di media sosial.

Menyikapi apa yang terjadi terhadap anaknya, Kamelia (38) tak kuasa membendung air matanya.

Betapa pedih hatinya melihat anaknya duduk di lantai kelas tak boleh ikut proses belajar mengajar.

Emosinya meledak sedihnya melihat langsung putranya, pada Rabu 8 Januari diperlakukan seperti itu oleh seorang guru yayasan hanya gara-gara menunggak uang sekolah selama tiga bulan.

Baca juga: Dikira Tetangga Ajari Ngaji, Bu Guru Agama Ternyata Sering Ajak Siswa SMP ke Kamar Mandi: Mau Wudu

Ibu MA, Kamelia (38), mengatakan hukuman itu sudah dijalani anaknya selama dua hari. 

Kata dia, rentang waktu hukuman terjadi dari tanggal 6 hingga 7 Januari 2025. 

MA duduk di lantai dari pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB. 

"Dari Senin (6/1/2025), anak saya disuruh duduk di lantai dari pagi sampai jam 13.00," ujar Kamelia saat diwawancarai di rumahnya di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Jumat (10/1/2025).

Kamelia mengakui anaknya menunggak uang SPP selama 3 bulan dengan total biaya Rp 180 ribu. 

Kata dia, salah satu penyebab tunggakan tersebut adalah karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) di tahun akhir 2024 belum cair. 

Sementara itu, dia tidak memiliki uang untuk membayar.

Kamelia memang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Ia merupakan relawan di Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) aktif membantu mendampingi seorang pasien yang kesulitan dalam administrasi.

Sedangkan suaminya, bekerja sebagai kuli bangunan yang merantau.

Kamila ibu anak SD yang disuruh belajar di lantai selama 5 jam oleh gurunya karena menunggak biaya SPP
Kamila ibu anak SD yang disuruh belajar di lantai selama 5 jam oleh gurunya karena menunggak biaya SPP (Kompas.com)

Ia mengungkap kenapa dirinya belum membayar biaya sekolah anaknya yaitu karena dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebesar Rp 450 ribu belum cair.

Selama ini, uang sekolah anaknya dibayar menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Pokoknya, enam bulan dibiayai pakai dana bos, 6 bulan bayar dari Juli sampai Desember. Kalau cair, 450.000 itu saya habiskan untuk biaya sekolah, gak pernah saya ambil," katanya.

Dia mengatakan, awalnya anaknya juga tidak boleh mengikuti ujian akhir semester saat duduk di bangku kelas III SD, namun dia telah meminta kompensasi waktu pembayaran kepada kepala sekolah dan anaknya diizinkan mengikuti ujian. 

Namun, anaknya tidak mendapatkan rapor.

Kemudian Kamelia berencana menebus uang sekolah anaknya pada Rabu (8/1/2025). 

Dia ingin menjual handphone-nya terlebih dahulu untuk tambahan membayar uang sekolah.

Sebelum dia pergi ke sekolah, dia sempat mendengar cerita anaknya yang malu datang ke sekolah karena dihukum belajar di lantai oleh gurunya. 

"Malu, loh Mak, ke sekolah. Kenapa malu? (Saya) disuruh duduk di semen, gara-gara belum ambil rapot lah, sejak Senin sampai Selasa," ujar Kamelia menirukan ucapan anaknya. 

Kala itu Kamelia tidak langsung percaya, sehingga pada Rabu (8/1/2025) dia langsung datang ke sekolah.

Baca juga: Bu Guru Nakal Kepergok bareng Siswa di Kamar Mandi, Warga Tertipu Tak Curiga: Ngakunya Ngajar Ngaji

"Begitu sampai gerbang sekolah, kawan-kawan anak saya ngejar saya, sambil bilang, 'Ambillah rapotnya, Bu, kasihan kali (korban) duduk di semen kayak pengemis.' Di situ saya sempat nangis gitu kan, ya Allah, kok kayak gini kali," ujar Kamelia.

Lalu saat tiba di ruang kelas, Kamelia melihat anaknya duduk di lantai sementara teman-teman yang lain duduk di kursi. 

"Saya bilang ke anak saya, 'Kejam kali guru mu, nak.' Baru datang wali kelasnya dan langsung bilang, 'Peraturannya kalau belum bayar tidak dibenarkan sekolah,'" ujar Kamelia menirukan ucapan wali murid anaknya. 

Kata Kamelia, wali murid menyuruh anaknya duduk di lantai karena sang anak tidak mau disuruh pulang. 

"'Anak ibu sudah saya suruh pulang tetapi dia tidak mau pulang.' Jadi dia tidak boleh belajar? Kata saya, terus saya bilang, 'Dulu saya sekolah tapi tidak gini juga caranya, dihukum kayak gini,'" ujar Kamelia menceritakan perdebatan dengan wali murid anaknya. 

Selanjutnya, tidak berselang lama, kepala sekolah SD tersebut hadir dan menengahi.

Kamelia lalu bertanya kepada kepala sekolah tersebut apakah aturan itu diberlakukan oleh sekolah. 

"Saya tidak tahu," kata Kamelia menirukan ucapan kepala sekolah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved