Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan 9 Guru SD Ogah Ngajar hingga Murid Terlantar, Sekolah Tak Ada Listrik, Harus Jalan Kaki 2 Jam

Terungkap alasan 9 guru SD tak ada yang ngajar hingga murid terlantar, seperti dalam vieo yang viral di media sosial.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram
Alasan 9 Guru SD Ogah Ngajar hingga Murid Terlantar, Sekolah Tak Ada Listrik, Harus Jalan Kaki 2 Jam 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap alasan 9 guru SD tak ada yang ngajar hingga murid terlantar, seperti dalam vieo yang viral di media sosial.

Diketahui bahwa hal ini dialami SD Negeri 078481 Ulunaai Hiligoo Hilimbarozu di Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.

Dalam video yang viral, para murid di sana menyebut semua guru tidak mengajar selama sebulan belakangan.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa mengungkapkan kondisi sekolah itu.

Menurut dia, akses ke sekolah itu sulit dan gedung sekolah belum dialiri listrik.

"Di sekolah tersebut belum ada rumah dinas guru, serta jaringan listrik," ujar Kharisman Halawa, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/1/2025), melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Murid SD Terlantar Imbas Semua Guru Bolos 1 Bulan, Kelas Berantakan, Datang Cuma untuk Pukul Lonceng

Lokasi SD itu juga terisolasi, tepatnya di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo. Dusun III merupakan wilayah terisolasi di Nias yang jaraknya 8,5 km dari desa induk.

Lokasinya bisa diakses dengan jalan kaki melewati bebatuan dan menyeberangi 13 kali Sungai Na'ai, dengan waktu tempuh selama 2 jam.

Alternatif lainnya, harus melewati Desa Soromaasi, Kecamatan Ulugawo dengan jarak tempuh 4 km.

Kondisi jalan juga sulit dilalui karena kontur tanah berbukit-bukit terjal. Kharisman menyampaikan, di wilayah Dusun III tersebut, ada 315 penduduk dan siswa SD tersebut berjumlah 62 orang, semuanya merupakan warga Dusun III.

Menurut dia, keadaan desa yang terisolasi ini diduga menjadi penyebab 9 orang guru di sana tidak masuk kelas.

Sebab, semuanya tinggal di luar Dusun III Desa Laowo Hilimbaruzo. Jadi, setiap harinya, para guru menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki untuk sampai ke sekolah.

"(Guru) pergi ke sekolah dengan jalan kaki dan melewati sungai, sehingga apabila curah hujan tinggi, para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir," ujarnya.

"Dan beberapa bulan terakhir ini curah hujan di wilayah Kabupaten Nias cukup tinggi sehingga membuat guru-guru mengalami kendala ke sekolah atau kadang sampai sekolah sudah siang," ucap Kharisman. 

Baca juga: Digaji Rp200 Ribu Sebulan, Guru Supandi Jalan Kaki 11 Km Tiap Hari ke Sekolah, Sudah Ngajar 14 Tahun

Kendati demikian, kata dia, apabila benar para guru tidak mengajar selama sebulan, mereka akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved