Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Guru Honorer Diringkus Polisi Akibat Edarkan Sabu, Aksinya sudah Lama Diincar Petugas

Menurut Kasat Resnarkoba Polresta Mataram, AKP I Gusti Ngurah Bagus Saputra, pihaknya ternyata sudah mengintai lama ILJ sebelum diringkus.

Editor: Torik Aqua
Pexels
Ilustrasi borgol - Guru honorer ditangkap polisi akibat edarkan narkoba 

Melihat video miris yang dibagikan siswa SD di Nias tersebut, netizen ramai berkomentar.

Publik ikut prihatin dan miris dengan kondisi para siswa tersebut.

"Inilah keluhan anak SD Nias semoga Bapa presiden kita lebih memperhatikan pulau nias. Lg kasihan pak mereka pengen belajar ,anak Nias jg anak bangsa indonesia"

"Yaahowu de,,, secara pribadi sy ikut prihatin. Semoga guru2nya menyadari akan tgs dan tanggungjawabnya kpd peserta didik. Semangat trs ya"

"Anak pintar. Semoga pemerintah memperhatikan anak didik di sekolah ini"

Suasana ruang kelas yang kosong dan meja kursi yang berantakan menambah gambaran miris pendidikan di sekolah tersebut.

Video ini menyoroti urgensi perbaikan aksesibilitas dan fasilitas pendidikan di wilayah-wilayah terisolir seperti Kabupaten Nias.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias, Kharisman Halawa, pun merespons dengan menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan ini.

"Saat ini Dinas Pendidikan, Inspektorat, dan BKPSDM Kabupaten Nias sedang memeriksa seluruh guru yang bertugas di sekolah itu," ujar Kharisman dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/1/2025).

Menurut Kharisman, SDN 078481 Uluna'ai Hiligo'o Hilimbaruzo berlokasi di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, yang merupakan wilayah terisolir.

Sekolah ini berjarak 8,5 kilometer dari desa induk dan hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki melalui medan berbatu dan 13 sungai yang harus diseberangi.

Tak ayal perjalanan ke sekolah memakan waktu hingga dua jam.

"Alternatif lain adalah melewati Desa Soroma'asi di Kecamatan Ulugawo dengan jarak yang lebih jauh, yaitu 12,5 kilometer, namun jalannya berbukit-bukit dan sulit dilalui," jelas Kharisman.

Sekolah ini melayani 62 siswa dari Dusun III yang dihuni oleh 315 jiwa.

Namun, fasilitasnya sangat terbatas.

"Tidak ada rumah dinas guru dan jaringan listrik di sekolah tersebut," tambahnya.

Persoalan utama, lanjut Kharisman, adalah lokasi tempat tinggal para guru yang berada di luar Dusun III.

Setiap hari, mereka harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki dan melewati sungai. Kondisi cuaca menjadi penghalang signifikan.

"Curah hujan yang tinggi beberapa bulan terakhir membuat para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir, atau mereka baru tiba di sekolah saat siang hari," ungkapnya.

Meski demikian, jika terbukti para guru benar-benar tidak mengajar selama sebulan, sanksi disiplin akan dijatuhkan.

"Hukumannya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil."

"Selain itu, kami akan meminta guru untuk tinggal di Dusun III agar kegiatan belajar-mengajar tidak terganggu," tegas Kharisman.

Kharisman juga menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Nias tengah berupaya membuka akses jalan ke desa-desa terisolir, termasuk Dusun III.

Namun keterbatasan anggaran menjadi kendala utama.

"Saat ini masih ada 19 desa yang belum dilalui jalan beraspal."

"Kami sangat membutuhkan anggaran infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas desa-desa terisolir, sehingga pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan dapat merata," tandasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved