Berita Viral
Roy Dinyatakan Jadi Pembunuh Istri usai Jalani Ritual Adat di Sungai, Harus Beri Sapi dan Rp30 Juta
Seorang suami dinyatakan jadi pembunuh istri usai jalani ritual adat di sungai. Video ritual adat Suku Dayak itu viral di media sosial.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang suami dinyatakan jadi pembunuh istri usai jalani ritual adat di sungai.
Video ritual adat Suku Dayak itu viral di media sosial.
Ritual ini dilakukan untuk mengungkap misteri kematian tak wajar seorang wanita bernama Esther.
Ritual tersebut dijalankan dua pria lantaran keluarga mencurigai salah satu pria sebagai terduga pembunuh Esther.
Adat ritual yang dijalani dua pria asal Desa Semunad, Kecamatan Tulin Onsoi, Nunukan, Kalimantan Utara itu bernama Dolop.
Â
Digelar di Sungai Tulin, kedua pria menjalani ritual sakral adat khas Agabag pada Jumat (17/1/2025).
Prosesi tersebut dijalani oleh dua pria, salah satunya adalah terduga pembunuhan yang tak lain adalah suami mendiang Esther sendiri, Roy.
Keluarga curiga Roy adalah orang yang membunuh Esther di malam tahun baru 2025 lalu.
"Esther istri Roy meninggal tanpa diketahui sebabnya," kata Wakil Ketua Lembaga Adat Dayak Agabab Kecamatan Tulin Onsoi, Sati Baru dikutip dari Kompas.com via TribunBogor, Senin (20/1/2025).
Alasan kecurigaan keluarga atas kematian Esther yang mendadak adalah saat menemukan bekas luka dan memar di jasad korban.
Di hari kedua kematian Esther, keluarga syok saat melihat ada garis biru di leher, luka di kepala serta memar di kaki mendiang.
Dari sanalah keluarga curiga Esther meninggal karena dibunuh.
Sementara itu terkait kecurigaan keluarga kepada sosok Roy, ternyata ada alasan di baliknya.
Baca juga: Cemburu Lihat Chat Mesra, Suami Bunuh Istri Sendiri, sempat Tidur Bareng Jasadnya hingga Membusuk
Keluarga mencurigai Roy sebagai pembunuh istrinya karena di hari kejadian sekira pukul 02.00 Wita, Roy kepergok mengonsumsi minuman keras.
"Memang tidak ada modus yang diketahui keluarga (terkait pembunuhan). Tapi pengaruh mabuk diduga kuat sebagai penyebab Roy tidak sadar dan melakukan pembunuhan," pungkas Sati Baru.
Lantaran kecurigaan tersebut, keluarga mendiang Esther pun membawa kasus tersebut ke tetua adat setempat.
Melalui peradilan adat Dayak Agabag, akhirnya disepakati kasus tersebut diselesaikan dengan ritual Dolop.
"Ritual ini adalah suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh adat Dayak Agabag untuk mencari pihak siapa yang salah dan siapa yang benar, setelah semua proses mediasi tak ada solusinya," ungkap Sati Baru dikutip dari Tribun Kaltara.
Dalam video yang viral di media sosial, terekam detik-detik prosesi ritual Dolop dilakukan.
Baca juga: Suami Bunuh Istri Akibat Uang Rp 50.000, Sempat Saling Rebutan Pisau saat Cekcok
Awalnya Roy dan ayah kandung Esther diminta masuk ke dalam sungai yang telah terpasang patok kayu kalambuku.
Berdiri di depannya, Roy dan ayah Esther diberi aba-aba untuk menyelam ke dalam air selama mungkin.
Nantinya, siapa yang muncul ke permukaan air duluan, maka ia adalah pembunuh yang dimaksud.
Diungkap tokoh pemuda Dayak Agabag bernama Bajib, sebelum melakukan ritual, Roy dan ayah Esther melalui serangkaian upacara adat terlebih dahulu.
Ritual Dolop dimulai dengan prosesi pemanggilan arwah leluhur.
"Tempat pelaksanaan ritual Dolop harus di sebuah sungai dan tetua adat yang mempersiapkan berbagai persyarakatan seperti kayu rambutan hutan atau kalambuku yang digunakan sebagai penanda arena upacara," ujar Bajib.
Dalam video terlihat Roy berdiri di sisi kanan sementara ayah mertuanya di sisi kiri.
Selama beberapa menit menyelam di sungai, dua pria yang menjalani ritual Dolop itu akhirnya satu persatu muncul ke permukaan.
Sosok yang pertama kali muncul adalah Roy.
Melihat Roy yang muncul duluan ke permukaan air, warga yang menyaksikan berteriak histeris.
Diduga kuat melakukan pembunuhan terhadap sang istri, Roy dinyatakan bersalah berdasarkan ritual adat Dolop.
Karenanya, Roy wajib mendapatkan hukuman berupa membayar denda adat.
Tradisi sebenarnya di kasus pembunuhan, hukuman yang harus dijalani pelaku adalah nyawa tukar nyawa.
Namun lantaran mempertimbangkan hukum agama dan undang-undang, maka hukuman yang disepakati adalah pemberian barang-barang dari pelaku.
Roy diharuskan menebus perbuatannya dengan memberikan barang-barang adat sebagai denda, di antaranya Sampak Ogong, Belayung Layin, Buah Liabay Ansak, dan Saluangan Bungkas alias tempayan adat.
Tak hanya itu, Roy juga harus menyediakan kain sitak, kain khas yang digunakan Suku Agabab.
Selanjutnya, Roy juga diminta memberikan seekor sapi dewasa serta uang tunai Rp30 juta.
Kasus Suami Bunuh Istri
Tinisawitri alias Ngatimin (37), warga Gang Bambu RT 08 Kelurahan Jogo Boyo, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan ditemukan tewas di depan rumahnya akibat dibacok suaminya.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (16/1/2025)., setelah terlibat cekcok dengan suaminya, Sabarudin (28).
Sebelum insiden berdarah itu, Ngatimin dikabarkan pergi ke warung tetangga untuk membeli telur.
Setelah kembali ke rumah, terjadilah perdebatan antara Ngatimin dan Sabarudin yang berujung pada perkelahian.
Dalam keadaan emosi, Sabarudin diduga menghabisi nyawa istrinya dengan senjata tajam.
Jenazah Ngatimin saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuklinggau untuk dilakukan otopsi.
Baca juga: Suami Bunuh Istri 3 Hari setelah Nikah Demi Uang, Kaget Ternyata Tak Meninggal, Penyelamat Terkuak
Di mata tetangga, Ngatimin dikenal sebagai sosok yang baik meski cenderung tertutup dan jarang berkomunikasi dengan tetangganya.
Sudartini, salah satu tetangga, mengungkapkan, ia terakhir bertemu Ngatimin pada Rabu (15/1/2025), saat korban hendak menjahit pakaian anaknya.
Namun saat bertemu mereka hanya biasa saja dan tidak ada komunikasi, karena selama ini korban jarang ngobrol dengan tetangga.
Sementara yang sering disuruh belanja ke warung adalah anaknya yang pertama Kevin dan anaknya yang kedua Riski masih duduk di bangku SD.
"Selama ini setelah belanja pulang ke rumah, tapi mereka itu walau jarang bergaul tapi tidak pernah terdengar ribut-ribut," ujarnya.
Baca juga: Murka Teh Tak Disiapkan, Suami Bunuh Istri Pakai Pedang, Anak-anak Menjerit: Dia Minum 6 Kali Sehari
Sabarudin adalah suami ketiga Ngatimin.
Sebelumnya, Ngatimin menikah dua kali, dengan dua anak perempuan dari pernikahan pertama dan keduanya.
Dengan Sabarudin, yang baru menikah selama satu tahun, mereka belum dikaruniai anak.
Sabarudin bekerja sebagai buruh harian dengan pekerjaan yang tidak menentu.
"Pekerjaannya tidak menentu, biasanya kami lihat ikut pekerja bangunan," bebernya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Suku Dayak
Dolop
kematian tak wajar
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
dinyatakan jadi pembunuh istri usai jalani ritual
Kalimantan Utara
Mantan Pimpinan KPK Duga Noel Ebenezer Dilaporkan Orang Dekat: Ruangan Kawan Disadap |
![]() |
---|
Modus Pinjam Sebentar Bikin Motor Wanita ini Raib di Tangan Kenalannya, Sempat Memaksa |
![]() |
---|
Kasihan usai Dimintai Tolong Sambil Memelas, Pria ini Malah Jadi Korban Begal |
![]() |
---|
Gaya Hidup Perkotaan Bikin Warga Jombang Banyak yang Menjadi Janda, Pengadilan Agama: Kompleks |
![]() |
---|
Imbas Ingin Sadarkan Abdul Rahim dari Mabuk Berat, Dua Pria ini Jadi Tersangka, Sempat Sandiwara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.