Berita Viral
Aksi Mulia Sopir Angkot Jadi Sorotan, Caranya Bantu Penumpang Tak Ada Ongkos Bikin Penumpang Terharu
Penumpang membagikan video yang memperlihatkan momen saat ia naik angkutan umum ketika subuh.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang sopir angkot di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, belakangan viral di linimasa.
Sopir angkot tersebut ternyata melakukan cara tak biasa demi membantu penumpang yang tak punya ongkos.
Penumpang yang memviralkan momen tersebut pun terharu melihat tindakan mulia sang sopir angkot.
Baca juga: Harta Kekayaan AKBP Jazuli Dani Iriawan Jadi Sorotan, Berkurang Drastis dari Rp29 M Jadi Rp3,5 M
Aksi sang sopir angkot terungkap dari unggahan akun TikTok sang penumpang yakni @elsyunnnn.
Akun tersebut membagikan video yang memperlihatkan momen saat ia naik angkutan umum ketika subuh.
Dalam video tersebut, Elsyun merekam suasana di dalam angkot yang hanya diisi beberapa penumpang.
Akun tersebut juga merekam kertas yang tertempel di kaca pintu angkot.
Sekilas tak ada keistimewaan yang tertulis di kertas tersebut.
Yakni hanya menuliskan tarif alias ongkos angkot jurusan Muncul - Ciputat.
Tarif muncul Ciputat
Jarak dekat 5000
Anak sekolah 4000
Sesuai tarif
Khusus tarif malam seorang 15.000 jarak jauh

Namun jika ditelaah lebih rinci, kertas tersebut juga bertuliskan pengumuman dari sang sopir angkot.
Yaitu perihal penumpang yang tidak punya ongkos untuk membayar angkot.
Pesan dari sopir angkot, ia tidak akan mempermasalahkan jika ada penumpangnya yang tidak punya atau kekurangan ongkos.
Namun sang sopir angkot meminta kepada penumpangnya agar bersabar menunggu penumpang lainnya.
"Bila kurang uang tolong kabarin supir. Insya Allah tidak masalah asal sabar menunggu penumpang lain terima kasih," tulis pengumuman yang tertulis di angkot.
Baca juga: Guru BK Diperiksa usai Laporkan Ortu Murid, Tak Terima Dituduh Pungli Gegara Minta Siswa Bawa Ikan
Melihat tulisan di pintu angkot tersebut, Elsyun terenyuh.
Ia tak menyangka dengan kebaikan sang sopir angkot yang mau membantu penumpang tak punya ongkos.
"Diingetin semesta kalau masih banyak orang baik di dunia ini," tulis Elsyun.
"Sehat-sehat ya pak. Subuh-subuh jadi mellow," imbuhnya.
Tak cuma Elsyun, netizen di media sosial juga ikut kagum pada sopir angkot baik hati di Ciputat tersebut.
Netizen di media sosial ikut terenyuh dengan perangai sang sopir angkot.
Publik pun ramai melayangkan doa untuk sang sopir angkot.
"Sehat selalu, Bapak. Semoga Allah senantiasa memberikan rezeki kepada engkau dengan penuh keberkahan. Panjang umur kebaikan"
"Wah muncul ciputat, semoga dilain waktu bisa ketemu bapaknya pas naik angkot. Banyak berkah dan banyak rejeki ya pak"
"naik transport umum bikin kita tau hal hal kaya gini, ternyata masi banyak org org baik didunia ini"
"Aaa pagi2 dibikin nangis, Bapak sehat2 ya semoga Tuhan mudahkan rezeki bpk, sehat2 Bapak"
"YaAllah sehat sehat pakkkkk semoga rezekinya lancarr terus"
"Sehat selalu bapaknya lancar rezeki nya aamiin"
Kisah lain datang dari seorang pedagang nasi kuning di Jakarta yang mengungkapkan suka dukanya dalam berjualan.
Menjadi pedagang nasi kuning, pendapatan tak menentu setiap hari, bergantung sejumlah faktor seperti cuaca.
Kendati pendapatan berjualan nasi kuning pas-pasan, ia tetap mengirimkan uang ke orang tua.
Hal itu seperti diungkap Ardhi (29), pedagang nasi kuning di dekat RSUD Kramatjati, Jakarta Timur.
Ia mengatakan, tantangan terbesarnya dalam berjalan adalah jika hujan deras turun pagi hari.
Pasalnya, Ardhi menjajakan dagangannya pada pagi hari.
Ia mengharapkan rezeki dari orang-orang yang hendak berangkat ke kantor atau sekolah.
"Kalau musim hujan seperti saat ini, orang malas keluar untuk membeli makan," ungkap Ardhi saat ditemui Kompas.com, Selasa (21/1/2025).
Ardhi mengeluhkan soal omzetnya yang menurun.
Ia mengatakan, omzet yang diperolehnya saat ini tak bisa dipastikan lantaran nasi kuning yang dijualnya tidak selalu habis setiap hari.
"Tetapi itu tergantung cuaca juga karena sekarang musim hujan setiap pagi jadi kadang sepi," lanjutnya.
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pendapatan Ardhi menurun sejak tahun 2024.
"Tapi yang paling bagus di 2023, lumayan ramai," ucap Ardhi.
"Kalau dulu (pendapatan) bisa sampai Rp600.000-500.000, kalau sekarang paling mentok Rp400.000-300.000," imbuh dia.
Baca juga: Emosi Said Didu Ikut Turun Tangan Cabut Bambu Pagar Laut Tangerang: Para Oligarki Kalian Biadab!
Pendapatan bersih Ardhi pun tak menentu, berkisar Rp100.000-300.000 dalam sehari.
Melambungnya harga bahan baku seperti cabai belakangan ini, membuat Ardhi terus memutar otak untuk menyiasati usahanya.
"Kalau masalah pengeluaran tergantung dagangannya sih, kalau lagi ramai ya alhamdulillah, kalau sepi, modal diirit-irit," tutur Ardhi.
Jika dagangannya tidak habis, Ardhi memilih menyumbangkan ke anak-anak jalanan di sekitar Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Ardhi sendiri sudah berdagang nasi kuning sejak enam tahun lalu atau pada 2019.
Ia mengatakan, dirinya memiliki dua anak dan seorang istri yang tinggal di Garut.
Meski dagangannya sedang menurun, ia selalu berusaha mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.
Sampai saat ini, dia menjajakan dagangannya sekitar RSUD Kramatjati.
Jika dagangannya tak habis, Ardhi memilih menyumbangkan kepada anak-anak jalan di sekitar Flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Kalau enggak habis, kita bagikan kepada orang-orang yang ada di bawah Flyover Pasar Rebo," tutur Ardhi.

Senada dengan Ardhi, pedagang nasi kuning di Kramatjati, Jakarta Timur, Amiruddin (21), juga bertaruh dengan cuaca dalam berdagang.
Jika dagangannya ludes, Amiruddin bisa mendapat omzet Rp750.000 dalam satu hari.
"Rp750.000 kalau ramai, paling kecil Rp400.000 sehari. Tetapi itu tergantung cuaca juga karena sekarang musim hujan setiap pagi, jadi kadang sepi," kata Amiruddin.
Dikurangi dengan biaya bahan baku dan operasional, dalam sehari pendapatan bersih Amiruddin mencapai Rp200.000-300.000.
Meski pendapatannya menurun, Amiruddin bersyukur masih bisa mengirimkan uang ke orang tua di Garut.
"Alhamdulillah cukuplah, untuk kebutuhan sehari-hari dan kirim orang tua setiap bulannya," tambah Amiruddin.
Amiruddin menambahkan, ia terpaksa membuang dagangannya jika tidak habis, karena tak bisa dikonsumsi untuk hari berikutnya.
"Enggak habis buang saja, enggak bisa buat besoknya kalau nasi, pasti basi sih," kata dia.
Sementara, Dedi (45), pedagang warung nasi yang sejak tahun 2003 menjajakan sayur matang di Kampung Tengah, Kramatjati, mengeluhkan pendapatannya yang setiap tahun terus menurun.
"Kalau dulu Rp350.000-Rp400.00 sehari omzet. Kalau sekarang sepi, mau dapat Rp200.000 saja susah," tutur Dedi.
Jumlah Rp200.000 ini pun belum dikurangi dengan pengeluaran untuk bahan baku dan biaya operasional.
Dedi pun khawatir dengan melonjaknya berbagai harga bahan baku seperti cabai.
Kenaikan harga barang akan semakin menekan pendapatan bersih Dedi.
"Bahan baku juga naik, sekarang cabai yang mahal," tambah Dedi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sindiran Hakim MK soal Royalti Lagu, Sebut WR Supratman Orang Terkaya: Berapa Tahun Dinyanyikan |
![]() |
---|
Di Tengah Warga Protes Kenaikan PBB 250 Persen, Beredar Video Bupati Sudewo Asyik Sawer Biduan |
![]() |
---|
Menteri Era Gus Dur Sebut Jokowi Tak Pantas Sarjana: Dia Nggak Punya Ijazah |
![]() |
---|
Petani Minta Maaf karena Anaknya Palak Pengemudi Rp 70 Ribu, Bawa Ember Putih |
![]() |
---|
Tangis Ibu Prajurit TNI Anak Tewas Dianiaya Senior, Kebanggaan Pergi Selamanya: Hati Hancur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.