Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kesaksian Warga Sebut Kades Kohod Terlibat Bangun Pagar Laut, Nama Dicatut buat Sertifikat HGB

Warga menyebutkan nama mereka dicatut Kepala Desa Kohod untuk membuat sertifikat HGB pagar laut.

Editor: Olga Mardianita
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami dan Kompas.com/Acep Nazmudin
Kades Kohod (kanan) disebut-sebut telah mencatut nama warga untuk membuat sertifikat HGB pagar laut di perairan Tangerang, Banten (kiri). 

"Karena sudah enggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah," kata Nusron. 

Namun Arsin tetap kekeh bahwa lahan tersebut memiliki sejarah sebagai empang yang digunakan oleh warga. 

Nusron yang tak ingin memperpanjang perdebatan, memilih untuk menegaskan bahwa pihaknya membatalkan sertifikat HGB dan HM di laut karena terbukti fisiknya benar-benar hilang.

"Ini enggak ada barangnya tapi akan saya cek satu per satu. Kan tadi sudah kita tunjukin gambarnya."

"Kalau memang sertifikatnya ada. Tidak ada materialnya semua, otomatis akan kita batalkan satu per satu," jelas dia.

Baca juga: Polisi Minta Penjual Nasi Padang Rp100 Ribu Buat Kejar Pelaku Pencurian HP, Nasibnya Kini Terancam

Begitu Nusron selesai memberi pernyataan, awak media langsung mencoba mencegat Asrin untuk dimintai konfirmasi soal sertifikat pagar laut tersebut.

Namun Asrin yang mengenakan batik berwarna ungu dengan kopiah berwarna hitam langsung berbalik badan.

Sembari mengangkat tangannya ke udara, Asrin menolak untuk diwawancarai.

"Mau salat Jumat nih, nanti ketinggalan, sudah-sudah..." ujar Asrin sambil menunjuk ke arlojinya.

Seusai memberi pernyataan singkat, Asrin langsung dirangkul oleh dua pria yang mengenakan kemeja dan topi putih serta seorang pria lagi yang menggunakan kemeja dengan lengan yang digulung berwarna biru gelap untuk meninggalkan lokasi.  

Keduanya langsung menyelinap ke dalam rombongan Nusron yang terlebih dahulu meninggalkan lokasi.

Tak patah arang, awak media mencoba mengejar Arsin hingga ke area parkir.

Namun di lokasi tersebut langsung diadang oleh lima pria yang diduga pengawal pribadi Asrin.

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid dan Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025).
Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid dan Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025). (Tribunnews.com/Rahmat Fajar Nugraha/KOMPAS.com/Acep Nazmudin)

Seperti layaknya Paspampres yang mengawal pejabat tinggi negara, sejumlah pria tersebut melarang para awak media mendekat dan mewawancarai sang kepala desa.

Setelah berhasil menghindar dari kejaran wartawan, Asrin langsung naik ke sepeda motor yang dikendarai pria berbaju dan bertopi hitam.

Sementara lima orang yang sempat mengadang para awak media berjalan kaki mengikuti motor yang ditumpangi Asrin dari belakang.

Para pria tersebut terlihat ada yang memakai topi, jaket, dan celana jeans.

Mereka membentuk barikade agar perjalanan sang kades tidak terganggu oleh para wartawan yang mengejarnya.

Kejadian serupa juga terjadi seusai salat Jumat di Masjid Abdul Mu'in, Pakuhaji.

Sejumlah awak media yang menunggu Arsin selesai salat Jumat kembali tidak mendapatkan kesempatan wawancara.

Arsin lagi-lagi menghindar dan meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan apa pun.

----- 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved