Berita Viral
Dapat Warisan Utang Rp3,4 Triliun dari Ridwan Kamil, KDM Kini Harus Bayar: Saya Mau Bangun Jalan
Selama nanti menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini wajib membayar cicilan utang peninggalan mantan Gubernur Ridwan Kamil.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Dapat warisan cicilan utang Rp3,4 triliun dari era pemerintahan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sempat tercengang.
Kini, selama nanti menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat lima tahun ke depan, Kang Dedi Mulyadi (KDM) berkewajiban membayar cicilan utang peninggalan dari zaman Ridwan Kamil.
Dedi Mulyadi juga seolah baru mengetahui bahwa uang pinjaman tersebut ternyata juga dipakai untuk membangun Masjid Al Jabbar.
Baca juga: Kursus Bahasa Inggris Rp250000 Diprotes Ortu Murid, Kepsek Bantah sampai Keluarkan Siswi SMK
Fakta ini terungkap dalam rapat Dedi Mulyadi bersama stafnya, seperti dilansir dari TribunnewsBogor.com.
Saat itu ia menggali informasi pengeluaran yang wajib dibayar Pemerintah Provinsi Jawa Barat dari APBD .
Satu di antaranya yakni pemeliharaan Masjid Al Jabbar.
"Masjid Al Jabbar biaya pemeliharaan per tahun berapa?" tanya Dedi Mulyadi, melansir tayangan di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL.
Terungkap biaya yang mesti dikeluarkan Pemprov Jabar per tahunnya sebesar Rp42 miliar untuk pemeliharaan Masjid Al Jabbar.
Dedi Mulyadi pun tak begitu merespons besaran anggaran tersebut.
Ia kembali melanjutkan anggaran lain yang mesti dikeluarkan pemerintah.
"Ada utang enggak yang dibayar?" tanya Dedi Mulyadi.
Rupanya Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki utang dalam bentuk Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PPEN) di tahun 2021.
Pinjaman terbagi dalam dua termin, pertama sebesar sekitar Rp2 triliun dan kedua Rp1,1 triliun.
Dengan total pokok utang sebesar Rp3,4 triliun.

Untuk mengembalikan utang ini, Pemprov Jabar wajib membayar cicilan per tahun sebesar Rp566 miliar.
Cicilan tersebut wajib dibayar sampai tahun 2029.
Dedi sempat melongo saat tahu beban cicilan tersebut harus dibayarkan selama ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
"Hah? Sampai saya selesai? Saya enggak minjam, tapi tiba-tiba punya duit, tapi tanggung jawab pemerintah. Dulu dipakai apa?" kaget Dedi Mulyadi.
Dijelaskan stafnya, utang dipakai untuk pembangunan infrastruktur yang meliputi jalan, pengairan, air limbah, pemukiman, ruang terbuka hijau, sarana peribadatan, revitaslisasi pasar.
Selain itu, Masjid Al Jabbar juga termasuk pembangunan yang memakai dana utang tersebut.
"Masjid Al Jabbar dari dana PPEN? Jadi Al Jabbar itu dibangun dari dana pinjaman sebagian? Berapa yang dibangunkan ke situ dulu?" tanya Dedi.
Sayangnya, staf tak bisa menjelaskan rincian jumlah anggaran utang yang dipakai untuk membangun Masjid Al Jabbar.
Baca juga: Sopir Truk Harus Bayar Pungli sampai Rp100 Ribu, Penghasilan Habis: Orang Susah Tambah Susah
Dedi Mulyadi lantas menegaskan bahwa utang tersebut wajib dibayarkan.
"Bukan saya yang nyicil, pemerintah, saya punya duit dari mana?" ucap Dedi.
Ia mengatakan, tak menjadi soal atas utang yang dipinjam saat era Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut.
"Ya enggak ada masalah, kan karena itu untuk kegiatan pembgangunan," tuturnya.
Walau demikian, Dedi berharap agar utang tersebut bisa dihapuskan.
"Bisa minta penghapusan enggak ya ke pusat, utang?" tanya Dedi.
"Ya Allah, untuk Jawa Barat utangnya berapa? Rp3,4 triliun sekarang sudah cicilan tahun ke-4, hapusin ya, saya mau bangun jalan sama sekolah-sekolah," tambahnya.
Para staf menganggap bahwa utang tersebut menjadi beban berat bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Ah elah, jangan anggap beban berat, semua beban ringan. Enggak ada masalah utang PPEN Rp500 miliar, mudah-mudahan ke depan pendapatan kita meningkat," katanya.
Agar tak menjadi beban, Dedi Mulyadi akan menggenjot penghasilan pajak kendaraan bermotor.
"Enggak apa-apa PPEN Rp500 miliar asal pajak kendaraan bermotornya dari Rp9 triliun naik ke Rp11 triliun, lunas segitu mah Pak, harus optimis," kata Dedi Mulyadi.
"Harus mulus-mulus, awas siah ku aing jalan alus sia teu mayar," tegasnya.

Dedi memang berencana melakukan pembangunan secara masif mulai dari jalan, sekolah, hingga fasilitas kesehatan di Jabar.
Oleh karena itu, selama masa kepemimpinannya nanti, ia melarang untuk kembali berutang pada Pemerintah Pusat.
"Dari sisi prinsipnya sudah, dulu kita pernah ngutang, tetapi uang kita dibelanjakan untuk yang lain."
"Nanti kita enggak boleh dulu ngutang, optimalkan aja kemampuan kita untuk diri kita dulu."
"Kalau kita sudah tidak mampu banget, baru kita ngutang," kata Dedi.
Ia menganalogikan belanja anggaran pemerintah seperti dalam rumah tangga.
"Logikanya dalam rumah tangga, jangan sampai ada kejadian uang kita dikasih pinjam ke tetangga."
"Kita beras nganjuk (pinjam) ke warung, enggak boleh itu. Kan sama aja seperti itu," kata Dedi.
Baca juga: Ibu-ibu Dapat Bantuan Rp40 Juta Buat Bangun Rumah Bohong Soal Utang, Uang Habis Beli Motor: Maafin
Ia pun akan fokus mengalokasikan anggaran sesuai dengan Undang-Undang.
"Kita fokuskan seluruh belanja kita itu menjadi kewajiban kita berdasarkan Undang-undang, itu aja dulu kita laksanakan sebelum kita memberi-beri," katanya.
Termasuk meniadakan sejumlah anggaran yang bukan menjadi kewajiban Pemerintan Provinsi Jawa Barat seperti bantuan dan dana hibah.
"Jadi kalau nanti dana bantuan hibah, dana bantuan sosial yang bukan kewajiban pemerintah provinsi mengalami penurunan atau banyak yang tidak kita anggarkan, ya kita jujur-jujuran hari ini kita fokuskan dulu untuk bayar utang PPEN."
"Membangun sesuatu yang menjadi kewajiban pemerintah, bangun jalan, layanan rumah sakit, Puskesmas, menyiapkan RKB baru untuk sekolah. Kita fokuskan itu dulu."
"Kalau itu sudah terpenuhi, baru kita bagi-bagi uang ke tetangga," kata Dedi Mulyadi.
Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada mantan Gubernur Ridwan Kamil terkait peninggalan hutang Pemprov Jawa Barat di masa pemerintahannya tersebut masih terus dilakukan oleh Tribun Network.
Meski demikian, sebagai nformasi, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pernah menerangkan, bahwa Masjid Al Jabbar dibangun menggunakan APBD sebesar Rp1 triliun.
Pembangunan masjid tersebut sudah dimulai sejak tahun 2017 dan rampung pada tahun 2022.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sambil Didampingi TNI, Wali Murid Minta Maaf karena Sebut Anaknya Muntah setelah Makan MBG |
![]() |
---|
Siswa SMA Keluhkan Nasi di MBG Berlendir hingga Telur Masih Mentah: di Sekolah Kita Nggak Enak |
![]() |
---|
Wali Kota Sebut Anaknya ke Sekolah Diantar, Kelakuan Bawa Mobil Parkir di Lapangan Dibongkar Teman |
![]() |
---|
Sebut Tempat Gibran Tuntut Ilmu Tidak Setara SMA/SMK, Said Didu Pastikan UTS Insearch Hanya Bimbel |
![]() |
---|
Penjelasan Kades usai MBG Hasil Usaha Adiknya Dikritik Pelit karena Porsi Secuil: Untuk PAUD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.