Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Menteri Imigrasi usai Viral Petugas Bandara Minta Uang Rp 32 Juta ke WNA: Itu Uang Tip

Begini pengakuan menteri imigrasi setelah viral petugas bandara minta uang Rp 32 juta ke WNA. Agus Andrianto mengaku hanya uang tip.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/Rahel
KLARIFIKASI MENTERI IMIGRASI - Agus Andrianto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/1/2023) lalu. Menteri Imigrasi Agus Andrianto memaparkan klarifikasi terkait isu soal adanya pungli kepada WNA di Bandara Soetta sejak, Sabtu (1/2/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Viral dugaan pungli di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan ramai diperbincangkan di media sosial.

Dugaan pungli itu melibatkan seorang warga negara asing (WNA) asal China.

Diperkirakan pungli yang dilakukan sampai nominalnya mencapai puluhan juta rupiah.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI (Imipas) Agus Andrianto membantah kabar negatif soal petugasnya.

Agus Andrianto menepis kabar bahwa terjadi pungutan liar (pungli) oleh jajarannya di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Kabar ini sempat viral  hingga menyedot perhatian publik, karena dugaan pungli menimpa Warga Negara China.

Bahkan eks Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif memublikasi surat dari Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes Cina di Indonesia di medsos.

Menurut Agus, tidak ada pelanggaran Keimigrasian yang dilakukan jajarannya di Bandara Soetta.

Dia menegaskan, sumber uang yang diduga pungli berjumlah lebih dari Rp32 juta itu merupakan uang tip dan bukan dari aksi pemerasan.

"Sejauh ini tidak ada pelanggaran keimigrasian yang dilanggar, uang yang diberikan hanya berupa tips, kemungkinan karena kenal dengan agent-agent mereka yang datang," kata Agus saat dikonfirmasi Tribunnews, Minggu (2/2/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Senin (3/2/2025).

Baca juga: Sosok Barbie Hsu, Pemeran Shancai Meteor Garden Meninggal Dunia, Sakit saat Liburan Tahun Baru

Namun, kata Agus, dirinya telah memberikan wanti-wanti atau mengingatkan seluruh petugas Imigrasi untuk menjaga sikap dalam bekerja.

Adapun pesan yang disampaikannya kata Agus, meminta agar seluruh petugas Imigrasi menjaga nama baik Indonesia terhadap negara-negara lain.

"Saya sudah ingatkan mereka, dibalik seragam yang kita kenakan, ingat ada Merah Putih negara di belakang yang harus selalu kita jaga," kata Agus. 

Menurut Agus, sejauh ini pihaknya telah memberikan sanksi terhadap beberapa petugas Imigrasi Bandara Soetta yang diduga terlibat pungli.

 Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2024). Baru-baru ini, Agus memberi sanksi terhadap jajarannya di Bandara Soetta, karena diduga pungli Warga Negara China. Menurut Agus, itu uang tip.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2024). Baru-baru ini, Agus memberi sanksi terhadap jajarannya di Bandara Soetta, karena diduga pungli Warga Negara China. Menurut Agus, itu uang tip. (KOMPAS.com/Rahel)

Diketahui, sanksi yang dijatuhkan termasuk kepada pejabat Imigrasi yakni pencopotan dari jabatannya.

"Kan sudah kita kerjakan dan kalau ada yang lain ya akan kita sanksi juga untuk efek jera," tutur mantan Wakapolri tersebut.

Pemberian sanksi terhadap petugas Imigrasi Bandara Soetta itu sendiri kata Agus dijatuhi setelah pihaknya melakukan pemeriksaan internal.

Sebelumnya, dalam akun X milik mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif, ia mengunggah surat dari Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes Cina di Indonesia.

Surat tertanggal 21 Januari 2025 itu menyebutkan sejumlah warga negaranya menjadi korban pemerasan oleh petugas Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, atau dalam surat itu disebut Bandara Internasional Jakarta. 

Dalam surat tersebut, dilampirkan daftar kasus pemerasan yang terjadi antara Februari 2024 hingga Januari 2025. 

"Ini hanya lah puncak gunung es karena lebih banyak warga negara Tiongkok yang diperas tidak mengajukan pengaduan, karena jadwal yang ketat atau takut akan pembalasan saat masuk di masa mendatang," bunyi surat yang tertulis dalam bahasa Inggris itu.  

Isi surat itu juga mengungkap adanya 44 kasus pemerasan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Hentikan Bantuan Rp600 M ke Sekolah Swasta Jika Masih Tahan Ijazah: Dievaluasi

Dari 44 kasus pemerasan itu terdapat Rp 32.750.000 yang dikembalikan kepada lebih dari 60 warga negara Cina. 

Dalam surat itu, Kedubes Cina juga menyertakan contoh kasus pemerasan di Bandara Soekarno Hatta tahun 2024–2025. 

Misalnya, petugas Imigrasi yang terlibat pemerasan, berdasarkan transfer bank, petugas tersebut berinisial DAS. Uang dikembalikan (RMB) senilai Rp 1.600.000 

Penumpangnya atas nama Zhao Qiu dengan nomor penerbangan MF868. 

Orang tersebut tiba di Bandara Internasional Jakarta pada 20 Februari 2024 pukul 06:00 pagi. 

Selain itu, ada 43 penumpang lain dari berbagai penerbangan. 

Foto viral suasana di Bandara Soetta yang ramai
Foto viral suasana di Bandara Soetta yang ramai (Kompas TV)

Pungli kerap terjadi dan dialami siapapun, tak terkecuali bagi polisi sekalipun.

Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufiequrachman Ruki yang mengaku kena pungli saat ujian bikin SIM, viral di media sosial.

Taufiequrachman Ruki mengaku kena pungli saat hendak membuat SIM di Jalan Batu Ceper, Jakarta Pusat.

Ceritanya itu pun menuai beragam komentar netizen.

Baca juga: Sosok Ipda YF Polisi Paksa Pacar Pramugarinya Aborsi sampai Rahim Infeksi, Takut Karier Hancur

Diketahui, pengalaman Taufiequrachman Ruki nyaris menjadi korban pungli diceritakannya di sebuah acara.

Video yang memperlihatkan cerita Irjen Purn Taufiequrachman tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @strawberrymishake.

"Cerita Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufeqrahman Mengaku Kena Pungli saat Ujian Bikin SIM," tulis pemilik akun dalam keterangan video yang diunggahnya.

Dalam video tersebut, Taufiequrachman Ruki menceritakan soal masa berlaku SIM miliknya habis usai pensiun.

Untuk memperpanjang masa berlaku SIM tersebut, Taufiequrachman Ruki kemudian pergi ke Jalan Batu Ceper, Jakarta Pusat.

Namun, di sana dirinya malah kena pungli oleh oknum polisi yang bertugas mengurus perpanjangan SIM.

"Begitu saya pensiun, SIM saya abis, saya pergi ke Batu Ceper Jakarta," ungkap Taufiequrachman Ruki.

"Ujian di sana, enggak dilulusin gue, enggak dilulusin. Inspektur jenderal, bekas polisi lalu lintas ujian," imbuhnya.

"Rupanya si orang itu enggak peduli dia, memang enggak pernah mau tahu gitu," lanjut Taufiequrachman Ruki.

Lebih lanjut, Taufiequrachman Ruki kemudian mengeluarkan dompet miliknya.

Namun saat oknum polisi hendak mengambil uang yang diberikan oleh Taufiequrachman Ruki, ia langsung memberi peringatan.

Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufiequrachman Ruki mengaku kena pungli saat ujian bikin SIM
Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufiequrachman Ruki mengaku kena pungli saat ujian bikin SIM (TikTok/strawberrymishake)

"Akhirnya saya ngeluarin dompet. Begini dia mau ambil, gue pegang tangannya."

"Gue bilang, 'Buka mata lu, gue siapa?'. Ada yang kenal, 'Pak, maaf, Pak'. Aku pun mau dipungli, ini the real story," tutur Taufiequrachman Ruki, melansir Tribun Medan.

Cerita Irjen Purn Taufiequrachman Ruki soal dirinya nyaris kena pungli saat hendak membuat SIM itu pun kini viral di media sosial.

Sontak unggahan tersebut menuai ragam komentar dan reaksi dari netizen.

"Pernah dengar siapa yang bilang ya dulu....valentinu rossi pun kalo ujian sim di indonesia gak bakalan lolos..," tulis @muhammadsani521.

"Makanya kepada para pimpinan sering sering lihat kelakuan anak buah di bawah," tulis @makarlancar.

"Bukannya sudah dari dulu, dari generasi ke generasi gitu mulu ya," tulis @suarawarga26.

Baca juga: Protes Biaya Kursus Bahasa Inggris Rp250000, Siswi SMK Dikeluarkan Sekolah: Menyuruh Saya Minta Maaf

Diketahui, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Drs Taufiequrachman Ruki, SH dikenal sebagai seorang politikus, mantan perwira kepolisian, dan anggota DPR RI.

Ia merupakan lulusan terbaik dari Akademi Kepolisian tahun 1971.

Pada 16 Desember 2003, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia.

Posisi ini dipegangnya empat tahun hingga digantikan oleh Antasari Azhar pada tahun 2007.

Kemudian pada 18 Februari 2015, Presiden Joko Widodo menunjuk Taufiequrachman Ruki sebagai Pelaksana Tugas Ketua KPK untuk menggantikan Abraham Samad yang diberhentikan sementara dari jabatannya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved