Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Niat Puasa Nifsu Syaban Gabung Qadha Puasa Ramadan, Penjelasan Buya Yahya: Utang Wajib Didahulukan

Niat puasa Nifsu Syaban digabung qadha puasa Ramadan. Berikut penjelasan dari ulama Buya Yahya. 

Editor: Hefty Suud
pixabay
NIAT PUASA - Hukum qadha puasa Ramadan digabung puasa Nifsu Syaban. Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan Kementerian Agama, 1 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025.  

TRIBUNJATIM.COM - Umat Islam sebentar lagi akan memperingati malam Nisfu Syaban

Bulan Syaban menurut sejumlah ulama juga memiliki keutamaan yang tak kalah istimewanya, karena bulan Syaban juga di sebut bulannya Muhammad, bulan penuh syafaat atau pertolongan.

Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan Kementerian Agama, 1 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025. 

Untuk itu, malam Nifsu Syaban diperingati mulai Kamis (13/2/2025) hingga Jumat (14/2/2025). 

Salah satu amalam yang baik di Bulan Syaban adalah melakukan puasa Nifsu Syaban

Tribunners yang masih punya utang puasa Ramadan tahun lalu, bisa melakukan qadha puasa Ramadan digabung puasa Nifsu Syaban

Berikut penjelasan ulama Buya Yahya. 

Buya Yahya menjelaskan qadha puasa Ramadan dilakukan pada waktu yang bebas atau tak terbatas, dan boleh melaksanakannya berbarengan dengan waktu puasa sunnah.

"Jika qadha puasa wajib dipilih pada waktu puasa sunnah maka Anda pun saat itu mendapatkan pahala sunnah," terang Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Lebih lanjut dijelaskannya, apabila qadha puasa Ramadan dilakukan di hari Kamis maka akan dapat pahala qadha dan puasa Senin Kamis.

Hal ini pun berlaku pula pada puasa Nisfu Syaban.

Baca juga: Tata Cara dan Bacaan Niat Salat Nisfu Syaban, Punya Banyak Keistimewaan, Disebut Malam Pengampunan

Sebab puasa Nisfu Sya'ban sifatnya sunnah, maka orang yang mengqadha bertepatan puasa Nisfu Sya'ban akan dapat dua pahala sekaligus.

Seseorang yang tidak mengetahui pasti jumlah utang puasa, disarankan Buya Yahya agar memastikan jumlahnya.

Sebab jika tidak dipastikan atau dikira-kira maka akan menyebabkan orang tersebut akan selalu waswas di tengah ketidakpastian.

"Dia tidak ngerti sudah cukup atau belum, maka paling enak dia duduk sebentar untuk memperkirakan utang puasanya," jelas Buya Yahya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved