Harga Tembakau Jombang Turun, Petani Merugi, Pemkab Sebut Masih Stabil
Harga jual tembakau di Kabupaten Jombang kembali menurun seiring munculnya fenomena kemarau basah yang berdampak pada mutu daun
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Poin penting:
- Penyebab Utama: Fenomena "Kemarau Basah" (curah hujan tinggi).
- Dampak Harga: Tembakau kering turun dari Rp40 ribu ke Rp37 ribu/Kg; Basah turun dari Rp4 ribu ke Rp2.800/Kg.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Harga jual tembakau di Kabupaten Jombang kembali menurun seiring munculnya fenomena kemarau basah yang berdampak pada mutu daun dan hasil panen. Meski begitu, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang menyebut kondisi pasar masih dalam kategori stabil.
Penurunan harga ini dirasakan langsung oleh petani. Berdasarkan data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang, harga tembakau kering yang sebelumnya mencapai Rp40 ribu per kilogram kini hanya berkisar Rp37 ribu. Sementara harga tembakau basah turun dari Rp4 ribu menjadi Rp2.800 per kilogram.
Ketua DPC APTI Jombang, Lasiman, membenarkan tren penurunan tersebut. Ia menyebut curah hujan yang masih tinggi meski sudah memasuki musim kemarau menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas daun tembakau.
Baca juga: Antisipasi Tragedi Al Khoziny Terulang, Kemenag Jombang Cek Kelayakan Bangunan Ratusan Pesantren
“Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat kadar air di daun meningkat, sehingga mempengaruhi kualitas dan harga jual,” ucapnya saat dikonfirmasi pada, Jumat (10/10/2025).
Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Jombang, M. Rony. Ia menilai harga tembakau masih cukup baik, terutama untuk daun basah yang menurutnya masih dijual di kisaran Rp5 ribu per kilogram.
“Secara umum harga masih bagus. Hanya saja memang kualitas daun menurun akibat curah hujan di musim kemarau ini,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Rony juga menyinggung soal belum adanya skema asuransi pertanian untuk komoditas tembakau, yang hingga kini belum diatur oleh pemerintah pusat. Ia menyebut, asuransi pertanian yang ada baru mencakup tanaman padi.
“Kewenangan itu ada di pemerintah pusat. Saat ini, asuransi pertanian baru berlaku untuk padi, belum untuk tembakau,” ungkapnya.
Menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu, Dinas Pertanian telah meminta penyuluh lapangan untuk mengimbau para petani agar mulai menyesuaikan pola tanam.
Salah satu saran yang diberikan adalah menanam palawija sebagai alternatif saat musim kemarau basah.
Selain itu, petani juga diminta memperbaiki sistem drainase dengan menggali parit lebih dalam, antara 40 hingga 50 sentimeter, agar air tidak menggenangi lahan.
Sebagai langkah tindak lanjut, pada Maret mendatang Pemkab Jombang bersama APTI akan menggelar kegiatan tanam perdana tembakau di Desa Wadung, Kecamatan Kabuh.
Baca juga: Diduga dari Bakar Sampah, Rumah Warga di Jombang Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp10 Juta
Dalam kegiatan tersebut, rencananya Kepala BMKG Malang akan hadir memberikan penjelasan mengenai fenomena kemarau basah dan dampaknya terhadap pertanian.
harga tembakau
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang
Dinas Pertanian Jombang
kemarau basah
Jombang
TribunJatim.com
Belum Serahkan Bukti ke Polisi, Sahara Sebut Hanya Butuh 2 Alat Bukti Valid Lawan Laporan Yai Mim |
![]() |
---|
TACB Nganjuk Temukan Arca Dwarapala Perempuan, Siapkan Rekomendasi Cagar Budaya |
![]() |
---|
Cek Rp 3 Miliar Sebagai Mahar Pernikahan di Pacitan Dipertanyakan, sang Ibu: Kami Percaya Anak |
![]() |
---|
Cenderung Berawan di Hampir Semua Wilayah, Simak Ramalan Cuaca Jatim Sabtu, 11 Oktober 2025 |
![]() |
---|
Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Mensos Gus Ipul: Simbol Keberanian Buruh Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.