Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nenek Rosmiati Tinggal di Gubuk hingga Kepala Dikerubungi Belatung, Cuma Bisa Tidur di Tikar Plastik

Pilu nasib Nenek Rosmiati tinggal di gubuk sendirian hingga kepala dikerubungi belatung.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/Dok. Zulkardi
KISAH NENEK TERLANTAR - Nenek Rosmiati saat ditemukan terbaring lemah di dalam rumahnya di Jalan Khayangan, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau, Jumat (14/2/2025). Kepalanya dikerubungi belatung karena hanya bisa berbaring. 

Rumah itu berdiri di antara pepohonan besar dan rimbun, sehingga suasana sepi yang bagi sebagian orang mungkin terasa menyeramkan. 

Namun, bagi Mbah Yem, itu adalah tempat tinggal yang nyaman. Ia tidak takut hidup sendiri dan menolak bergantung pada orang lain.  

Untuk mencapai rumahnya, bukan perkara mudah.

Tim Tribun Jatim Network harus dipandu oleh Koordinator Gusdurian Mojokutho Pare, Anugerah Yunianto yang akrab disapa Antok menyusuri jalanan setapak yang harus dilewati cukup sulit, bahkan Google Maps pun tidak bisa diandalkan.

Antok sendiri telah lama mengenal Mbah Yem. Ia dan juga komunitasnya juga beberapa kali memberikan bantuan dari oara donatur untuk diberikan ke Mbah Yem. 

Dari jalan raya, kendaraan harus diparkir di tepi Jalan Semeru atau dekat Mapolsek Pare, lalu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah timur melewati jalan setapak persawahan dan aliran sungai kecil belakang Sumber Corah Pare kurang lebih sekitar 10 menit.  

Mbah Yem sebenarnya memiliki seorang anak laki-laki bernama Edi, yang kini sudah berkeluarga. Namun, ia memilih untuk tidak tinggal bersama anaknya karena merasa tidak nyaman tinggal dengan besannya.

Meskipun demikian, Edi tetap berbakti. Setiap sore, ia datang ke rumah ibunya untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.  

Baca juga: Tinggal di Gubuk Bersama Monyet, Orang Tak Dikenal di Bondowoso Ditemukan Tewas, Diduga Kelaparan

Sehari-hari, Mbah Yem menjalani hidup dengan penuh semangat. Ia tidak pernah mengeluh atau merasa sengsara. Senyumnya selalu menghiasi wajahnya saat ada yang berkunjung. Meskipun pendengarannya mulai berkurang, ia tetap berusaha ramah dan selalu meminta maaf jika sulit menangkap percakapan.

"Nggih pilih teng mriki mawon, tenang (pilih tinggal di sini saja, tenang suasananya - red)," katanya, Jumat (7/2/2025). 

Untuk mencukupi kebutuhannya, Mbah Yem bekerja dengan apa yang bisa ia lakukan.

Seperti berjualan botok yaitu makanan tradisional yang dibuat dari campuran biji lamtoro dan kelapa parut, kemudian dikukus dalam daun pisang.

Kadang-kadang, ia juga menjual daun pisang atau menerima jasa mencuci dan menyeterika pakaian.

Apa pun pekerjaannya, yang penting bagi Mbah Yem halal. Selain itu, baginya meminta-minta atau berutang adalah pantangan.  

"Aja golek jalukan, aja golek utangan. We mengko lek utang gawe nyaur apa? Ya aja njupukan (Jangan meminta-minta, ataupun mengambil milik orang, nanti bayarnya dengan apa-red)," katanya tegas, menegaskan bahwa ia tidak mau meminta-minta, berutang, apalagi mencuri. Jika ada yang memberinya bantuan, barulah ia bersedia menerima.  

Baca juga: Kisah Mbah Yem, Nenek di Pare Kediri Menolak Mengemis dan Belas Kasih, Meski Tinggal di Gubuk Reot

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved