Berita Viral
Peran Kades Kohod Kini Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut, Dikelabui 2 Sosok, Kuasa Hukum: Tak Terlibat
Kades Kohod, Arsin, kini menjadi tersangka kasus pagar laut. Dia merasa tak bersalah karena dikelabui 2 sosok.
TRIBUNJATIM.COM - Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Arsin, ditetapkan sebagai tersangka kasus pagar laut.
Sebelumnya, pagar sepanjang 30 kilometer menjulang di perairan laut Tangerang.
Kepala desa pun diduga terlibat memalsukan dokumen Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM).
Hal ini diungkap Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro.
Sementara kuasa hukum mengatakan Kades Kohod dikelabui oleh dua sosok.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: Pantas Kades Kohod Bisa Beli 3 Mobil Mewah? Bantah Sumber Uang Hasil Pagar Laut, Arsin: Bicara Gaji
Dalam keterangan Djuhandhani Rahardjo Puro, pihaknya sepakat untuk menetapkan empat tersangka, termasuk Arsin, Sekretaris Desa Kohod, dan dua penerima kuasa, dalam gelar perkara yang berlangsung Selasa (18/2/2025).
Djuhandhani menjelaskan, Arsin sebagai terlapor diduga membuat surat palsu yang dicetak dan ditandatangani sendiri, yang kemudian digunakan untuk mengajukan permohonan pengukuran dan pengakuan hak ke Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang.
"Arsin mendapat bantuan dari beberapa oknum di Kementerian dan Lembaga hingga diterbitkan bukti kepemilikan hak berupa SHGB dan SHM di atas perairan laut Desa Kohod," jelas Djuhandhani dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Selasa (18/2/2025).
Baca juga: Kades Kohod Arsin Ungkap Siapa S Dalang Pemalsuan Izin Pagar Laut, Jujur Alasan Mengapa Menghilang
Dalam penyidikan, polisi telah memeriksa 44 orang saksi dan menggeledah tiga lokasi, termasuk Kantor Desa dan rumah Kepala Desa Kohod.
Dari penggeledahan tersebut, sejumlah barang bukti disita, termasuk dokumen rekapitulasi transaksi keuangan Desa Kohod.
Setelah hampir tiga minggu menghilang, Arsin muncul kembali di hadapan publik.
Terakhir kali ia terlihat adalah saat Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid, mengunjungi lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM pada 24 Januari 2025.
Dalam konferensi pers di kediamannya pada 14 Februari 2025 lalu, Arsin memberikan klarifikasi terkait penghilangan dirinya.
Kuasa hukum Arsin, Yunihar, menyatakan bahwa kliennya tidak melarikan diri ke luar negeri, melainkan tetap berada di Desa Kohod untuk menjaga kondusivitas masyarakat yang terpecah menjadi dua kubu: pendukung dan penolak.
Yunihar juga menegaskan bahwa Arsin hanyalah korban dalam kasus ini, terjebak oleh pihak ketiga berinisial SP dan C yang menawarkan bantuan dalam penerbitan sertifikat.
"Arsin tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat dalam penerbitan SHM maupun SHGB. Ia hanya melayani SP dan C dalam pengurusan tersebut," kata Yunihar.
Kepala Desa Kohod diduga terlibat dalam membantu penerbitan surat izin palsu di lahan pagar laut Tangerang. Namun kuasa hukumnya, Yunihar, menyebut Arsin hanyalah korban.
Arsin telah diperiksa sebagai saksi oleh polisi terkait kasus dugaan pemalsuan surat izin proyek pagar laut di Tangerang.
Polisi menyebut pemalsuan surat izin berupa sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) pagar laut sudah terjadi sejak 2021 sampai saat ini.
Baca juga: Sosok Pemilik Pagar Laut Akhirnya Muncul, Bongkar Sendiri Pagar Laut karena Merasa Bersalah: Beres
Setelah pemeriksaan, kuasa hukum Arsin menyebut kliennya sebagai korban dalam kasus pagar laut Tangerang tersebut.
Menurut dia, Arsin dikelabui oleh pihak ketiga yang berinisial SP dan C dalam penerbitan sertifikat di lahan dekat pagar laut Tangerang.
Menurut keterangan Yunihar, pada pertengahan 2022, SP dan C datang ke Desa Kohod dan menawarkan Arsin bantuan untuk mengurus peningkatan atas hak tanah berupa tanah garapan milik sejumlah warga menjadi sertifikat.
Arsin tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat pada penerbitan SHM maupun SHGB, ia menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh SP dan C.
Kepala desa dan perangkat di bawahnya membantu pengurusan tersebut. Arsin pun disebut melayani SP dan C seperti biasa.
Dokumen-dokumen yang diserahkan itu, ada beberapa yang dimasukkan ke dalam nomor pembukuan surat. Namun surat itu semua dibuat oleh SP dan C.
Terkait apakah SP dan C ini mewakili perusahaan atau pegawai Kementerian ATR/BPN, Yunihar menampiknya.
Sosok Kades Kohod, pernah jadi kuli
Kades Kohod disebut orang kaya baru setelah ramai diperbincangkan di media sosial perkara pagar laut.
Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, dikenal sebagai sosok orang kaya baru di desanya.
Sebelum menjabat sebagai Kades, Arsin melalui berbagai rintangan dalam hidupnya.
Termasuk soal pekerjaan yang kemudian dirinya beruntung menjadi seorang Kepala Desa.
Seorang warga Desa Kohod memberikan kesaksiannya terkait kehidupan asli Arsin sebelum menjabat menjadi Kades.
Arsin bin Sanip kini dikenal luas sebagai kepala desa yang sukses.
Sebelumnya, Arsin adalah seorang pria yang hidup jauh dari kata mewah.
Sejak kecil, ia harus berjuang dengan keras demi dapat uang untuk biaya hidup.
"Arsin itu asli orang sini. Kalau secara materi, dia dulu itu di bawah rata-rata kehidupannya. Setelah lulus SD, dia mulai cari kerja dan akhirnya berkecimpung di bank harian," ujar Reza, seorang warga Desa Kohod yang mengenal Arsin sejak lama saat ditemui Jumat (31/1/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Senin (3/2/2025).
Arsin, yang berasal dari keluarga sederhana, memulai perjalanan hidupnya dengan menjadi seorang bank harian atau bank keliling.
Baca juga: Tolak Gaji Negara, Eks Menteri Kelautan Ogah Dibayar Dedi Mulyadi, Minta Tak Ribet Urusan Pagar Laut
"Dulu dia kuli bareng sama temannya. Ini bukan mengada-ada. Ini fakta adanya. Tapi, kalau sekarang dia jadi kepala desa dan orang beken, itu mungkin faktor keberuntungan," tambah Reza.
Arsin tak hanya mengandalkan pekerjaan sebagai bank keliling.
Ia juga pernah menjadi kuli borongan, mengerjakan proyek-proyek kecil di desanya.
Hidup penuh perjuangan membentuk karakter Arsin yang tak kenal lelah.

Namun, seperti banyak orang, Arsin tak menyerah pada keadaan.
Berbagai cobaan dan kerja keras akhirnya membuka jalan bagi Arsin untuk menapaki dunia pemerintahan.
Pada 2019, Arsin mencoba keberuntungannya dengan mencalonkan diri sebagai kepala desa Kohod.
Sayangnya, ia gagal.
Namun, tak lama setelahnya, ia diangkat menjadi Sekretaris Desa.
Baca juga: Warga Kohod Syok Nama Mendadak Muncul di SHGB Pagar Laut Padahal Tak Dapat Untung, Kades Dicurigai
Keinginan Arsin untuk melayani masyarakat tak terhalang oleh kegagalan pertama.
Pada Pilkades 2021, Arsin kembali maju dan kali ini, nasib berpihak padanya.
Ia terpilih sebagai kepala desa.
Sejak saat itu, kehidupannya berubah drastis.
Sejak menjabat sebagai Kades, kekayaan Arsin berkembang pesat, terutama setelah keterlibatannya dalam proyek pembangunan PIK 2.

"Kekayaannya mulai banyak itu mungkin ada proyek pembangunan. Pokoknya semenjak ada proyek dan menjadi lurah, fasilitasnya bertambah," kata Reza.
Salah satu simbol perubahan itu adalah hadirnya mobil Rubicon yang kerap digunakan Arsin untuk menjalankan tugasnya sebagai kepala desa.
Namun, saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, mobil mewah itu tidak terlihat terparkir di halaman.
"Dia sudah berada di lingkaran desa. Baru dia ada fasilitas," imbuh Reza.
Kehadiran mobil Rubicon yang kini menjadi bagian dari kehidupan Arsin tak luput dari perhatian warga dan publik.
Baca juga: Ternyata Kades Kohod Punya Rubicon, Sebelumnya Pakai Pengawalan, Wakil Ketua Komisi II DPR Bereaksi
Bahkan, Wakil Ketua Komisi II, Dede Yusuf, sempat menyoroti harta yang dimiliki Kades Kohod itu.
"Anggota DPR saja belum tentu bisa beli Rubicon," kata Dede.
Sebagai informasi, Desa Kohod memang memiliki potensi besar dalam hal pembangunan, terutama kawasan pagar laut sepanjang 30 km yang menjadi hak guna bangunan (HGB) terbesar di Kabupaten Tangerang.
Dede Yusuf menganggap, bisa jadi ada "permainan" pengembang yang turut andil dalam melambungnya kekayaan Arsin.
Meski demikian, Arsin tetap menjadi sosok diidolakan sebagian warga karena perjuangan kerasnya yang berbuah manis.

Dari pekerja bank keliling yang mengayuh hidup penuh tantangan, kini Arsin menjadi kepala desa yang kaya raya, dengan mobil Rubicon sebagai simbol kesuksesan yang tak terduga.
Namun, di balik perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku, tetap ada cerita tentang bagaimana keberuntungan dan usaha dapat mengubah nasib seseorang.
Selain bekerja sebagai bank keliling, Arsin juga pernah menjadi kuli borongan di desanya.
"Dulu dia kuli bareng sama temannya. Ini bukan mengada-ada. Ini fakta adanya. Tapi, kalau sekarang dia jadi kepala desa dan orang beken, itu mungkin faktor keberuntungan," tambah Reza.
Setelah pengalaman sebagai kuli borongan dan bank keliling, Arsin mencoba peruntungannya di dunia pemerintahan.
Baca juga: Menilik Isi Garasi Kades Kohod usai Kepergok Naik Rubicon, Kemewahan di Tengah Polemik Pagar Laut
Pada 2019, dia mencalonkan diri sebagai Kades Kohod, tetapi gagal.
Saat itu juga, dia diangkat menjadi Sekretaris Desa (Sekdes).
Pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2021, Arsin kembali mencalonkan diri dan berhasil terpilih hingga saat ini.
Sejak menjabat sebagai kades, kekayaannya meningkat pesat, terutama setelah terlibat dalam proyek pembangunan PIK 2.
"Kekayaannya mulai banyak juga itu mungkin ada proyek pembangunan. Pokoknya semenjak ada proyek ini dan menjadi lurah, fasilitasnya bertambah," kata Reza.

Salah satu fasilitas yang mencolok adalah kehadiran mobil Rubicon yang digunakan Arsin saat bekerja sebagai Kades.
Namun, saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, mobil tersebut tidak terparkir di lokasi
"Dia sudah berada di lingkaran desa. Baru dia ada fasilitas," imbuh Reza.
Transformasi Arsin dari seorang pekerja biasa menjadi kepala desa yang kaya raya menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan warga.
Adapun keberadaan mobil Rubicon milik Arsin sempat disorot Wakil Ketua Komisi II Dede Yusuf.
Pasalnya, kata Dede, anggota DPR saja belum tentu bisa membeli Rubicon.
Dede menduga harta bergelimang yang Kades Kohod miliki merupakan pertanda ada "permainan" pengembang di desa tersebut.
Seperti diketahui, Desa Kohod disebut memiliki hak guna bangunan (HGB) paling banyak terkait pagar laut sepanjang 30 km di Kabupaten Tangerang.
-----
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
Kades Kohod
Arsin
pagar laut
Tangerang
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita viral
viral di media sosial
Asyik Main, Bocah 7 Tahun Tersungkur Lalu Meninggal usai Dipukul Tetangganya Sendiri |
![]() |
---|
Ciuman Ayu Ting Ting untuk Boy William di Atas Panggung Konser Bikin Penonton Histeris |
![]() |
---|
2 Bupati sudah Ditangkap KPK, Padahal Daerah ini Baru 12 Tahun Berdiri |
![]() |
---|
Gerobak Dagangan Penjual Cilok sampai Pecah, Korban Mengaku Dianiaya Preman |
![]() |
---|
Kronologi Ribuan Mahasiswa Kompak Balik Badan saat Wagub Pidato, Kampus Sengaja Undang Pejabat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.