Berita Viral
Sunarti Siswi SMA Sakit Tumor Hati dan Ginjal, Ibu Pasrah Tak Bisa Berobat karena Cuma Petani: Susah
Inilah kisah pilu Sunarti Wahyunita (18), siswi SMA yang sakit tumor hati hingga ginjal.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah pilu Sunarti Wahyunita (18), siswi SMA yang sakit tumor hati hingga ginjal.
Sunarti merupakan siswi kelas 3 SMAN 1 Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sunarti yang merupakan warga Desa Golo Tantong berjuang sembuh dari tiga penyakit berat.
Yakni tumor hati, tumor ginjal, dan batu empedu.
Sunarti terpaksa keluar-masuk rumah sakit dalam beberapa bulan terakhir.
Siti Anafia, ibunda Sunarti, menuturkan bahwa sakit yang diderita anaknya dimulai sejak 2022, saat masih duduk di kelas 3 SMP.
"Waktu itu, dokter mendiagnosa dia menderita Tuberkulosis (TBC). Kami sangat terpukul, tapi tetap berusaha kuat. Ia dirawat di RSUD Komodo selama beberapa waktu hingga akhirnya sembuh," tutur Siti, Selasa (18/2/2025) pagi.
Ia melanjutkan, kesembuhan setelah keluar dari rumah sakit itu hanya sementara.
Pada 20 November 2023, Sunarti kembali jatuh sakit.
Ia mengeluh sakit saat buang air kecil.
“Kami bawa ke puskesmas, dan ternyata ia mengalami infeksi saluran kemih. Untungnya, pengobatan berjalan baik dan dia kembali sehat," kata sang ibunda, melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Mbah Barti Bingung Tak Bisa Berobat karena KK Diblokir, Waket DPRD Surabaya: Pemkot Jangan Gegabah
Pada Maret 2024, Sunarti mengalami kerontokan rambut yang sangat parah.
"Kami panik. Rambutnya rontok banyak sekali, dan tubuhnya mulai lemas. Kami hanya bisa berusaha semampu kami, tapi kondisinya semakin memburuk,” kata Siti.
Keluarga pun membawa Sunarti ke rumah sakit.
Setelah menjalani pemeriksaan USG Complete Abdomen, dokter mendiagnosa Sunarti menderita tumor hati, tumor ginjal, dan batu empedu.
Kondisinya pun semakin melemah.
Dokter menyarankan agar ia segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap, seperti di Bali, Surabaya, atau Jakarta.
Namun, kondisi ekonomi tak memungkinkan.
Baca juga: Jalan Rumah Ditutup Paksa Pensiunan Polisi, Nenek di Medan Tak Bisa Berobat ke RS, Keluarga Ribut
Kedua orangtuanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan terbatas, sehingga biaya pengobatan Sunarti menjadi beban yang sangat berat bagi mereka.
"Setiap malam, saya sulit tidur karena memikirkan Sunarti. Dia selalu mengeluh kesakitan, tetapi tetap berusaha tersenyum agar kami tidak khawatir," ujarnya lirih.
Ia juga menambahkan bahwa Sunarti memiliki tekad yang kuat untuk terus belajar. Meskipun kondisinya semakin lemah, ia tetap ingin menyelesaikan pendidikannya.
"Semangat belajarnya tinggi sekali. Dengan kondisi ini, ia tetap memaksa ke sekolah," ungkapnya.
Ia pun berharap ada keajaiban dari Sang Khalik melalui tangan-tangan orang baik, sehingga anaknya bisa berobat ke rumah sakit yang lebih lengkap.
“Kami hanya bisa berdoa, semoga ada orang baik yang bisa membantu,” ungkapnya lirih.
“Kami ini untuk makan setiap hari saja susah, apalagi uang mau berobat keluar daerah. Tentu butuh biaya yang banyak,” sambungnya.
Pemerintah Desa Golo Tantong tidak tinggal diam saat mendengar mengenai salah satu warganya, Sunarti Wahyunita (18), yang kini tengah berjuang melawan tumor hati, tumor ginjal, dan batu empedu.
Dalam upaya untuk membantu, desa ini siap memberikan dukungan penuh, termasuk bantuan transportasi untuk proses rujukan medis yang akan membawa Sunarti ke luar daerah.
Kepala Desa Golo Tantong, Vinsensius Swedi, menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya menganggarkan dana untuk pengobatan warga yang sakit, tetapi juga memastikan setiap biaya rujukan dapat dipenuhi.
"Setiap tahun, kami selalu menyediakan anggaran untuk membantu warga yang membutuhkan perawatan, baik yang mendadak maupun yang sudah lama menderita penyakit. Begitu juga dengan Sunarti, kami pastikan tidak ada yang terlewatkan dalam proses rujukannya," kata Sensi, sapaan Kepala Desa itu.
Ia mengatakan, pemerintah desa akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait, termasuk Dinsos, Bupati Manggarai Barat, dan Pimpinan DPRD untuk mendukung langkah-langkah agar Sunarti mendapatkan perawatan terbaik.
"Kami akan mengajukan surat permohonan resmi agar pengobatan Sunarti mendapatkan perhatian lebih, dan ia bisa melanjutkan cita-citanya," ujarnya.
Baca juga: Pilu Nenek Ditemukan Sakit Dikerubungi Belatung, Ternyata Hidup Sebatang Kara di Rumah Tak Layak
Sementara itu, korban tabungan koperasi swasta di Gresik sungguh miris.
Saat berobat, uang tabungan yang terkumpul tak bisa dicairkan, hingga korban meninggal dunia.
Sukono merupakan adik korban koperasi bernama almarhumah Hj Kasima.
Hj Kasima yang saat itu berusia 61 tahun, meninggal dunia ditengah upaya mencairkan uang tabungan dari koperasi yang ada di Gresik itu.
Semasa hidup, Kasima susah payah mengumpulkan uang tersebut. Uang sudah terkumpul.
Alih-alih mendapat keuntungan, ia lantas menabung atau menyimpan uang sebagai deposito ke koperasi pada tahun 2023 silam.
Namun impian itu pupus. Sebab hingga jatuh tempo, dana deposito dan tabungan yang dijanjikan pihak koperasi tak kunjung bisa dicairkan.
Hj. Kasima pun berjuang untuk terus meminta haknya kepada pihak koperasi, namun tak juga membuahkan hasil hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
“Jadi, kakak saya (Hj Kasima) adalah salah satu nasabah dengan nominal tabungan paling besar, nilainya kurang lebih Rp 110 juta, uang itu buat pengobatan beliau. Namun sampai beliau wafat uang tersebut tak kunjung cair hingga detik ini,” ujar Sukono, adik Hj. Kasima.
Baca juga: Nestapa Wanita Sakit Stroke Malah Dianiaya Anak dan Suami, Adik Pelaku Lapor Aksi Bejat Keluarganya
Kepergian Kasima menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Apalagi saat Kasima masih terbaring sakit, pihak koperasi simpan pinjam itu tak ada niat baik, tidak sepeserpun memberikan dana untuk pengobatan.
“Bahkan saat kakak saya dirawat minta 2 juta untuk biaya berobat pun tidak diberikan,” ucapnya.
Sepeninggal kakaknya, Sukono kemudian mengikuti nasabah lain yang juga bernasib sama, kompak menempuh jalur hukum.
Keinginan merek tabungan di koperasi simpan pinjam bisa segera cair.
“Saya yang ngurus sekarang, bersama dengan warga lain yang menjadi nasabah dan juga korban uang tabungan mereka belum juga cair,” terang dia.
Sukono menerangkan bahwa dana yang disimpan kakaknya sebagai deposito di koperasi simpan pinjam mencapai ratusan juta rupiah. Uang itu disimpan secara bertahap, dengan tanda bukti surat warkat atau dokumen pembayaran.
“Nominalnya mencapai ratusan juta rupiah, ada beberapa warkat, dan beberapa lagi ketemu setelah beliau wafat,” beber dia.
Kuasa hukum korban, M. Bonang Khalimudin S.H mengatakan bahwa Kasima merupakan satu diantara 29 korban dugaan penipuan dan penggelapan dana yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam milik swasta.
“Total ada 29 korban yang melapor, termasuk Hj. Kasima salah satunya. Beliau salah satu nasabah yang langsung menabung ke pihak koperasi,” kata M. Bonang.
Bonang menyebut, total kerugian yang dialami puluhan warga nasabah koperasi simpan pinjam mencapai miliaran rupiah.
“Nominal dana tabungan maupun deposito yang disimpan warga di koperasi tersebut bervariatif, mulai puluhan hingga ratusan juta. Jika ditotal mencapai miliaran rupiah,” ucapnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
siswi SMA yang sakit tumor hati hingga ginjal
SMAN 1 Sano Nggoang
Nusa Tenggara Timur (NTT)
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Bantu Ambil Layangan Nyangkut di Pohon, Bocah 11 Tahun Malah Ditendang Sekdes |
![]() |
---|
Sosok Yuda Heru, Dokter Hewan Produksi Sekretom Ilegal untuk Manusia, Dosen UGM Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Sering Bolos Ngajar, Guru SD Ternyata Jahit Baju di Rumah, Ortu Ngeluh Siswa Telantar |
![]() |
---|
Isi Menu MBG Penyebab 427 Siswa Keracunan di Lebong, Tak Ada Nasi, Ramai Tuai Kritik Warga |
![]() |
---|
Prabowo Ngaku Malu usai Tahu Noel Ebenezer Jadi Tersangka KPK: Kadang-kadang Ngeri Juga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.