Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswa SMP Dipukul Lawan Saat Turnamen Basket, Paman Heran Sekolah Tak Sanksi: Kasih Bukti Transfer

Tengah viral di media sosial video siswa SMP dipukul lawan saat turnamen basket. Aksi pemukul rupanya sering terjadi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok @3anakbaskett
KEKERASAN SAAT TURNAMEN - Tangkapan layar rekaman video pemukulan siswa SMP di Bogor saat turnamen basket, disadur pada Kamis (20/2/2025). Video yang viral di media sosial ini disorot tajam anggota DPR RI. 

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video siswa SMP dipukul lawan saat turnamen basket.

Aksi pemukul rupanya sering terjadi.

Namun anehnya, sekolah tak memberikan sanksi kepadanya.

Peristiwa ini terekam siaran langsung pertandingan basket antara SMPN 1 Bogor melawan SMP Mardi Waluya Cibinong pada Senin (17/2/2025).

Dalam video terlihat jelas detik-detik pemukulan yang dilakukan seorang siswa SMP bernomor punggung 13 terhadap lawannya bernomor punggung 52.

Aksi pemukulan tersebut belakangan viral di linimasa hingga dikomentari anggota DPR RI Ahmad Sahroni.

Untuk diketahui, kasus pemukulan yang terjadi saat turnamen basket tersebut diviralkan oleh selebgram kenamaan Foren.

Melalui akun Instagram-nya @fodelba, Foren menceritakan kronologi keponakannya, inisial S dipukul secara sadis oleh siswa SMP berinisial RC.

"Beberapa waktu lalu kebetulan ponakan aku yang bernama S dari SMP Negeri 1 Bogor dipukul secara terang-terangan oleh oknum yang bernama RC dari SMP Mardi Waluya Cibinong," ungkap Foren pada Kamis (20/2/2025), melansir dari TribunBogor.

Baca juga: Akhirnya Dedi Mulyadi Copot Kepsek SMA yang Nekat Berangkatkan Siswa Study Tour, Kejar soal Pungli

Usut punya usut, yang jadi korban kenakalan RC bukan cuma ponakan Foren saja.

Namun beberapa anggota tim basket SMPN 1 Bogor juga mengaku mendapatkan kekerasan dari RC.

"Korbannya itu enggak cuma ponakan aku, tapi juga anak-anak basket SMPN 1 Bogor lainnya. Bentuk kekerasannya itu antara lain memukul bagian perut tapi itu tidak terekam kamera. Kemudian menyeleding hingga terjatuh keras, menyikut kencang seperti ini dan puncaknya adalah memukul kepala ponakan aku kayak gini," kata Foren.

Melihat video ponakannya dipukul, Foren tak habis pikir dengan sosok pelakunya.

Pasalnya aksi kekerasan itu berani dilakukan RC di depan banyak orang di tengah pertandingan.

Padahal momen turnamen tersebut juga direkam dan disiarkan.

"Logikanya, kalau dia berani ngelakuin hal-hal seperti ini di tempat serame itu, apalagi di tempat yang sepi?" ujar Foren.

Baca juga: ASN Tendang Siswa yang Demo Tolak Makan Bergizi Gratis, Kini Minta Maaf: Saya Mencucurkan Air Mata

Terkait dengan kasus ponakannya yang jadi korban pemukulan, Foren awalnya enggan memviralkan.

Namun lantaran menemukan sederet kejanggalan, Foren akhirnya membagikan kisah pilu tersebut kepada publik.

Alasan utamanya adalah karena Foren dan keluarga korban tidak puas dengan respon pihak pelaku.

"Aku menemukan beberapa kejanggalan di dalam alur penyelesaian konflik ini. Yang pertama, pihak sekolah sampai saat ini tidak memberikan sanksi tegas apapun kepada pelaku. Yang kedua, pihak sekolah meminta maaf ke orang tua korban hanya dengan cara seperti memberikan bukti transfer setelah berbelanja online," imbuh Foren.

Hal yang paling membuat Foren kesal adalah para korban pemukulan justru mendapatkan intimidasi pasca-kejadian.

Yakni tiap kali mereka speak up soal pemukulan tersebut di media sosial, para korban akan mendapatkan ancaman.

"Yang ketiga, pada saat anak-anak basket SMPN 1 Bogor menguopload video kekerasan tersebut di story Instagram mereka masing-masing, tiba-tiba ada yang DM mereka yang mengaku sebagai pihak Perbasi dan meminta take down semua video tersebut dengan mengancam pencemaran nama baik," pungkas Foren.

Berikut adalah isi ancaman yang diterima oleh anak-anak tim basket SMPN 1 Bogor setelah membagikan video pemukulan oleh RC:

"Halo saya dari pihak perbasi mau meminta tolong untuk di-take down snapgram adeknya ya. Atau kita tindak lanjut mengenai pencemaran nama baik. Karena kasus tersebut telah tuntas dan resmi sudah selesai dari pihak SMP 1 dan Mardi Waluyo. Ditunggu segera malam ini ya dek,"

Selain itu, Foren akhirnya memviralkan kasus pemukulan sang ponakan karena tidak terima dengan respon orang tua pelaku.

Ternyata hingga kini orang tua pelaku belum meminta maaf secara resmi dan langsung kepada keluarga korban.

"Selain itu juga, pelaku beserta orang tuanya hingga detik ini belum ada permintaan maafan apapun. Di sini aku merasa kayaknya pelaku mendapat support ya dari berbagai pihak orang dewasa, bukan para korban nih yang mendapat support. Dan yang sangat aku sayangkan adalah kenapa sih apa-apa harus viral dulu," kata Foren.

Lantaran akumulasi kekecewaan itu, Foren akhirnya memviralkan kasus tersebut di media sosial.

Baca juga: Penjelasan ASN Bantah Tendang Siswa yang Demo Tolak MBG, Ngaku Terharu: Ujung Sepatu Kenai Seragam

Video yang dibagikan Foren itu pun ramai ditanggapi dan dikomentari khalayak media sosial.

Tak cuma netizen biasa, anggota DPR RI Ahmad Sahroni juga turut menyoroti kasus tersebut.

Dalam postingannya, Sahroni terkejut melihat ulah siswa SMP yang memukul lawannya tersebut.

"Bahh Masih bocil dah Belagu bener," tulis Ahmad Sahroni.

Selain anggota DPR, Kasus pemukulan tersebut juga telah diketahui oleh PERBASI Kabupaten Bogor.

Dalam postingan korban di media sosial, pihak PERBASI Kabupaten Bogor kabarnya telah mengadakan pertemuan guna menyelesaikan kasus tersebut.

Hingga artikel ini ditayangkan, pihak dari sekolah pelaku maupun terduga pelaku belum buka suara.

TribunnewsBogor.com masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak keluarga korban yang memviralkan kasus tersebut.

Baca juga: Aksi Ibu Hamil 5 Bulan Cakar hingga Tendang Begal yang Nyerempet Motornya, Tak Ingat Berduel

Dalam kasus lainnya, seorang siswa SMP berusia 13 tahun menjadi korban penganiayaan.

Ini terjadi saat korban membalas kejahilan temannya saat hendak salat.

Korban mendapat pukulan dari seorang pria dewasa.

Pelaku berinisial A ini diketahui terkena cipratan air kain pel yang digunakan bocah tersebut untuk membalas kejahilan temannya.

Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Selasa (27/8/2024) pukul 11.50 WIB.

Korban NZF babak belur dipukul A saat hendak mengambil air wudhu di SMPIT Al Halimah Jalan Robusta Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit.

Orangtua NZF telah melaporkan tindak penganiayaan ini ke Polda Metro Jaya.

“Awalnya korban hendak berwudhu untuk salat dhuhur."

"Kemudian ada temannya yang menyiram air kepada korban."

"Korban tidak terima dan mengambil kain pel untuk membalas temannya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi seperti dilansir dari Tribunnews, Rabu (28/8/2024).

Cipratan kain pel tersebut, imbuh Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, tak sengaja mengenai terlapor.

Karena terbawa emosi, pelaku A kemudian secara brutal menganiaya NZF.

“Terlapor menarik kerah baju hingga sobek, kemudian terlapor memukul ke arah mata sebelah kanan."

"Terlapor juga memukul ke arah kepala, dilanjut pukulan ke arah hidung hingga mencakar ke area telinga,” tutur Kombes Pol Ade Ary.

Akibatnya, korban mengalami lebam di area mata sebelah kanan, kepala bagian atas, hidung, dan luka cakar di area telinga.

Kejadian itu sempat dilaporkan keluarga korban ke Polres Metro Jakarta Timur sebelum kemudian juga membuat laporan ke Polda Metro Jaya. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved