Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sugi Tak Tahan Jadi Pengantin Pesanan di China, Bayar Rp 65 Juta Jika Ingin Pulang, Dipaksa Melayani

Inilah cerita soal Tenaga Kerja Wanita (TKW) di bernama Sugi Purnamawati (32) jadi korban pengantin pesanan di China.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Istimewa/SBMI - Tribun Cirebon/ Handhika Rahman
KORBAN PENGANTIN PESANAN - Sugi Purnamawati (32) korban pengantin pesanan di China saat sudah tiba di kampung halaman di Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Indramayu, Selasa (18/2/2025). Selama jadi istri orang China, ia dipaksa melayani hingga pernah ditinggal tanpa makan dan uang. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah cerita soal Tenaga Kerja Wanita (TKW) di bernama Sugi Purnamawati (32) jadi korban pengantin pesanan di China.

Sugi merupakan wanita asal Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.

Sempat menderita, Sugi akhirnya bisa melarikan diri dan pulang ke Indonesia.

Namun Sugi tidak bisa melupakan momen tersebut.

“Saya bisanya pulang awalnya karena cekcok dulu, kemudian dia sempat ngusir,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (18/2/2025), melansir dari TribunJabar.

Sugi menceritakan, selama di China, ia tidak pernah diperlakukan layaknya seorang istri, seperti tidak dinafkahi, hingga hanya diberi makanan seadanya.

Janji soal akan menyejahterakan keluarga di kampung halaman pun, lanjut dia, tidak kunjung direalisasikan.

Di sisi lain, suaminya itu selalu memaksa agar Sugi melayaninya terus menerus, dan hal-hal lainnya. Jika menolak Sugi dilaporkan ke pihak agency dan mendapat omelan.

Jika ingin pulang ke Indonesia, Sugi juga diminta mengembalikan uang senilai Rp 65 juta.

Belakangan diketahui, pria China itu merekrut dirinya menjadi seorang istri dari agency diketahui hanya untuk mengurus rumah saja.

Kondisi tersebut yang membuat Sugi kerap melakukan perlawanan. Ia pun sering terlibat cekcok.

Saat cekcok tersebut, suaminya kerap mengusir Sugi, ia juga kadang ditinggal seorang diri di rumah tanpa uang dan makanan.

“Dia gak peduli apapun yang saya alami, bahkan saat saya sakit juga saya harus nurutin maunya dia,” ujar dia.

Baca juga: Tangis TKW Dewi Disuruh Bayar Rp 26 Juta Jika Ingin Pulang, di Kampung Hanya Punya Gubuk: Nggak Laku

Lanjut Sugi, di hari itu, kebetulan suaminya pergi hingga seharian belum pulang. Kondisi Sugi sendiri memprihatinkan.

Apalagi di China saat itu tengah musim dingin, ia di rumah tidak ditinggali uang maupun makanan.

Bahkan remote penghangat ruangan juga disembunyikan oleh suaminya.

Khawatir nyawanya terancam kedinginan, Sugi memberanikan diri pergi. Ia pun meminjam uang ke temannya sesama TKW.

“Posisinya dingin banget, berapa derajat, saya saat itu ngerasa ini gak baik, ini sudah gak aman, ya sudah saya pikir bagaimana caranya untuk pergi dari rumah ini,” ujar dia.

Sugi mengaku selama pelariannya itu ia diselimuti rasa was-was. Ia bahkan tidak tidur seharian.

Sugi kabur naik taksi dari rumahnya di daerah Nancang menuju Bandara dengan menempuh waktu 7 jam lamanya.

“Memang cukup jauh jaraknya, saya juga khawatir di jalan naik taksi karena sepi. Sopir taksinya juga minta beberapa kali bayaran buat bensin, dan lain-lain, saya posisinya karena takut jadi apa yang diminta saya turutin saja, alhamdulillah sampai selamat ke Bandara,” ujar dia.

Baca juga: Tangis Belasan TKW di Arab Minta Dipulangkan, Sakit Keras Malah Diisolasi Majikan, Alami Kekerasan

Sesampainya di Bandara, Sugi mengaku masih was-was khawatir terjadi kejadian yang tidak diinginkan, ia juga sengaja tidak melapor ke polisi setempat dan memilih secepat mungkin bisa ke Indonesia.

Dalam hal ini, Sugi juga merasa bersyukur karena selama memproses pengurusan di imigrasi, prosesnya berjalan cepat.

Ia pun baru berani mengabari keluarga di kampung halaman termasuk Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) soal pelariannya dari rumah suaminya.

“Alhamdulillah selamat sampai ke Indonesia,” ujar dia

Berita Lain

Polsek Kenjeran menangkap Ahmad Risky Falupi (35), warga Simolawang, Simokerto. 

Dia diduga menjalankan bisnis prostitusi online melibatkan pelajar SMP. 

Kasus itu bermula atas adanya laporan hilang inisial ZRA (13). Wanita remaja meninggalkan rumah sejak 24 November. 

Lama menghilang, baru kemudian pertengahan Desember ketemu di salah satu hotel dekat Pasar Atom.

"Atas laporan seorang wanita yang hilang kami telah berhasil menemukan posisi anak beserta pelaku yang telah mengeksploitasi," kata Kanit Reskrim Polsek Kenjeran, Iptu Radix Pamungka

Penangkapan dilakukan setelah polisi menyamar menjadi pria hidung belang yang sedang berselancar di aplikasi Michat. 

Polisi memancing keluar tersangka dengan mencancel kencan bersama korban. 

"Korban menghubungi tersangka. Dari situlah tersangka menjemput dan kami langsung mengamankan," ujar Kanit.

Dalam aksinya, Risky menjual jasa ZRA seharga Rp650.000 hingga Rp750.000 per kencan.  

Ia membujuk korban dengan iming-iming akan membelikan baju baru. 

Seluruh hasil dari kegiatan prostitusi online tersebut masuk ke kantong Risky.

Iptu Radix Pamungkas menambahkan, tersangka adalah orang yang sudah berkeluarga memiliki dua anak. 

Namun, tersangka tidak bekerja alias pengangguran. 

"Dia terlilit hutang dan menggunakan uang dari prostitusi online untuk menebus sepeda motor yang telah digadaikan," ungkapnya.

Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Saat ini, ZRA sedang menjalani pembinaan untuk memulihkan trauma yang dialaminya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved