Berita Viral
Warga Terpaksa Tandu Jenazah Sarti 6 Km karena Jalan Rusak dan Becek, Kades: Ambulans Tidak Mampu
Terekam momen warga tandu jenazah 6 km lewati jalan becek dan rusak. Peristiwa ini terjadi di Desa Sinar Mulia, Kecamatan Maje, Bengkulu
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Terekam momen warga tandu jenazah 6 km lewati jalan becek dan rusak.
Peristiwa ini terjadi di Desa Sinar Mulia, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Bengkulu.
Para warga terpaksa menandu jenazah bernama Sarti (65) pada Rabu (26/2/2025).
Sarti sebelumnya dirawat di rumah sakit beberapa hari.
Setelah itu, dia dirawat di rumah keluarganya di luar Desa Sinar Mulia, lalu meninggal dunia.
Jasad Sarti hendak dikebumikan ke Desa Sinar Mulia dan dibawa malam hari dengan kondisi jalan yang rusak parah.
Kepala Desa Sinar Mulia, Senia, saat dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (27/2/2025), membenarkan belasan warganya menandu jenazah Sarti ke desa, melintasi jalan rusak dan becek sepanjang enam kilometer.
Jenazah terpaksa ditandu karena mobil ambulans tidak bisa melintas.
"Tadi malam jenazahnya terpaksa ditandu, mobil ambulans tidak mampu naik ke desa. Kejadian ini sering terjadi setiap orang sakit parah meninggal, terpaksa ditandu untuk dibawa ke desa," kata Senia saat dihubungi melalui telepon, Kamis (27/2/2025), melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Kisah Menantu Tandu Jenazah Mertua Sejauh 3 KM di Jombang, Tak Punya Uang dan Menunggu Ambulan Lama
Jalan menuju desanya itu, menurut Senia, sudah lama rusak.
Bila musim hujan, kondisinya berlumpur dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.
"Jalan kami rusak berat, apabila warga sakit, kami kesulitan mengantar ke luar desa. Begitu juga kalau ada yang meninggal, terpaksa ditandu," tuturnya.
Kasus jenazah ditandu akibat jalan rusak kerap terjadi di Provinsi Bengkulu.
Sebelumnya, jenazah Wan Sepi (60), warga Dusun Damar Kencana, Desa Sosokan Taba, Kecamatan Muara Kemumu, Kepahiang, Bengkulu, ditemukan meninggal dunia di rumahnya.
Pria ini adalah warga Kota Lubuklinggau, Sumsel.
Belasan warga terpaksa membawa jasad Wan Sepi dengan tandu sambil berjalan kaki sejauh 9 kilometer.
Mobil ambulans tidak mampu masuk ke Desa Sosokan Baru akibat jalan rusak.
Baca juga: Klarifikasi Kades Soal Tak Pinjami Ambulans ke Warga Jombang yang Tandu Jenazah: Sudah Aturan
Sementara itu, sebelumnya ada cerita Jumadi (38) lebih pilih menandu jenazah Paiman (70), warga Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang daripada harus menunggu transportasi tiba.
Jumadi (38) warga Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang, mengaku memilih menandu jenazah Paiman ketimbang harus menunggu lama.
Meskipun, ia menyadari jarak yang ditempuh dari Desa Marmoyo ke Desa Jipurapah cukup jauh.
Paiman merupakan mertuanya, Jumadi adalah orang yang berangkat menjenguk mertuanya itu di Desa Marmoyo untuk diantar ke bidan desa.
Setelah mengetahui mertuanya itu sakit.
Jumadi juga menjadi saksi, ketika mengetahui mertuanya sudah meninggal dunia di dalam kamar mandi setelah izin Buang Air Besar (BAB) di rumah saudaranya saat hendak menuju ke bidan desa.
Setelah mengetahui mertuanya sudah meninggal, Jumadi menceritakan mengapa memilih menandu jenazah mertuanya itu ketimbang menunggu transportasi.
"Daripada terlalu lama menunggu, lebih baik ditandu saja karena juga banyak warga yang membantu untuk memikul kerandanya," ucapnya saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (6/8/2024).
Ia juga mengakui, bahwa ide untuk memikul jenazah mertuanya itu datang dari dirinya.
Karena yang ada di pikirannya kala itu hanya bagaimana jenazah cepat di makamkan.
"Iyaa saya, daripada terlalu lama menunggu kasihan sama jenazahnya," ujarnya.
Lebih lanjut Jumadi mengatakan, keluarga memilih tidak menggunakan mobil jenazah karena tidak memiliki cukup uang dan harus membuat laporan terlebih dahulu.
"Selain tidak punya cukup uang, yah katanya harus buat laporan dulu. Takutnya terlalu lama menunggu prosesnya," katanya.
Sebab itu, ia dan puluhan warga memilih untuk menandu jenazah dari Desa Marmoyo ke Desa Jipurapah meskipun jarak yang ditempuh tidaklah dekat.
Mereka setidaknya harus menempuh jarak 3 kilometer untuk menandu keranda mayat jenazah mertuanya itu sampai ke tempat peristirahatan terakhir.
"Lumayan jauh, tapi untungnya banyak warga juga yang membantu untuk menggotong dari Marmoyo ke Jipurapah. Setelah sampai langsung dimakamkan," pungkasnya.
Baca juga: Ikhlas Puluhan Warga Jombang Tandu Jenazah 3 Km usai Tak Diizinkan Pakai Ambulans, Pemdes: Tak Boleh
Sebagai informasi, puluhan warga Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang berjalan kaki tandu jenazah sejauh 3 kilometer.
Peristiwa itu diketahui terjadi pada Senin (5/8/2024) pagi. Dari video amatir yang diterima Surya, tampak puluhan warga ramai-ramai menggotong keranda mayat yang di dalamnya terdapat jenazah Paiman (70).
Paiman merupakan warga Desa Jipurapah yang meninggal di Desa Marmoyo pada Senin dini hari. Tetangganya yang mendengar kabar Paiman meninggal lalu bergegas menuju Desa Marmoyo untuk mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.
Namun, niat baik tersebut tampak tidak menemui jalan yang mulus. Pasalnya puluhan warga yang berasal dari Desa Jipurapah itu harus menggotong jenazah Paiman dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Pasien Alami Luka Bakar Pasca Operasi, Dokter Bantah Malapraktik: Baru Menemui Kondisi Seperti Ini |
![]() |
---|
Mantan Suami Bawa Rp 5 Miliar Setelah 3 Tahun Tuding Istri Lahirkan Anak Bukan Darah Dagingnya |
![]() |
---|
Sosok Dave Laksono, Wakil Ketua Komisi I DPR Dukung TNI Polisikan Influencer, Ferry Irwandi: Gokil |
![]() |
---|
Bantu Jualan Pecel Lele usai Putus Sekolah, Anak 16 Tahun Bunuh Nenek dan Pamannya Lalu Bakar Warung |
![]() |
---|
Sosok Oknum TNI yang Resmi Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Punya 'Tangan Kanan' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.