Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bukber Masjid Jogokariyan Viral karena Rapi dan Teratur, Warga: Sederhana Tapi Pemerintah Gak Bisa

Ada tradisi unik yang dilakukan di Masjid Jogokariyan dalam momen ramadan kali ini, bukbernya viral karena memperlihatkan keteraturan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Instagram/@masjidjogokariyan - KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
BUKBER MASJID VIRAL - Suasana saat relawan masjid Jogikariyan menyiapkan 3.500 menu takjil, Selasa (12/4/2024). Kini keteraturan saat bagikan makanan gratis untuk berbuka di Pasar Ramadan Masjid Jogokariyan kembali viral di media sosial, (3/3/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah video yang menunjukkan tradisi bukber di sebuah masjid di Kota Yogyakarta akhirnya viral.

Hal itu lantaran masjid tersebut berhasil menyediakan ribuan makanan untuk buka puasa bersama para warga.

Menyediakan makanan gratis untuk buka puasa tentu saja tidaklah mudah.

Namun, menurut netizen, warga panitia di balik momen bukber di Masjid Jogokariyan membuktikan pekerjaan mereka lebih benar ketimbang pemerintah.

Masjid Jogokariyan di Kota Yogyakarta viral lewat video yang menampilkan rapinya proses buka bersama (bukber) gratis yang dikerjakan oleh petugas masjid bersejarah itu.

Tampak tumpukan piring tinggi yang tersusun rapi.

Tampak pula petugas saling bahu membahu menyalurkan piring-piring yg diisi lauk dan nasi dari dapur oleh ibu-ibu relawan.

Menggunakan rantang besi, piring-piring coklat itu dikirim ke depan masjid dan lantai 2.

Tidak tampak kerusuhan di depan masjid Jogokariyan itu saat piring-piring dibagikan.

Tampak para pengunjung dengan sabar menerima uluran piring dari petugas.

Baca juga: Keluarga Fardhana Tak Kalah Tajir dari Ayu Ting Ting, Bukber di Luar Negeri, Potret Liburan Disorot

 Penampakan ini memberikan respons satu suara di Instagram @masjidjogokariyan, seperti dipantau TribunJatim.com via Kompas.com, Selasa (4/3/2025).

"Sederhana tapi pemerintah gabisa" kata pemilik akun @ferdyanptr.

Komentar ini bahkan mendapat lebih dari 15.000 likes.

"Pemerintah harusnya belajar dari ini" tulis pemilik akun @berburukuliner.id, yang mendapat lebih dari 1000 likes.

Dari unggahan satu video ini saja, akun @masjidjogokariyan mendapat 205.000 likes dan lebih dari 4000 komentar.

Tahun ini, Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) digelar untuk yang ke-21 kalinya.

Kegiatan yang sudah berlangsung selama dua dekade ini menargetkan pembagian 3.500 takjil kepada masyarakat.

Selain itu, KRJ juga mengakomodasi ratusan pedagang UMKM di sekitar Jogokariyan untuk turut meramaikan acara.

Pantauan Kompas.com pada Senin (3/3/2025) sejak pukul 15.30, pengunjung sudah memadati area KRJ, mencari takjil dengan berbagai menu yang disediakan.

Di area Masjid, terlihat para ibu-ibu berpakaian seragam ungu sibuk menyusun menu takjil dari wadah besar ke piring-piring nasi.

Menu yang disajikan meliputi telur asin, kerupuk, nasi, dan sambal krecek yang disusun rapi di atas piring-piring kosong.

Di mulut ruangan, petugas terlihat menunggu piring-piring yang sudah disusun, menggunakan alat pembawa piring yang dapat menampung lima piring sekaligus.

Baca juga: Niat Beli Takjil, Noppi Syok Temukan Motornya yang Hilang 2 Tahun, Pemilik Baru Pasrah Motor Diambil

Mereka kemudian membawa piring-piring tersebut untuk disusun di atas meja kosong di halaman Masjid Jogokariyan.

Wakil Ketua Panitia KRJ ke-21, Muhammad Akbar, menjelaskan bahwa KRJ tidak sebesar saat ini pada awal pembentukannya.

"Dulu mulainya tidak sebesar ini. Takjil awalnya tidak langsung 3.500 porsi, awalnya hanya 600 porsi," ujarnya, Senin.

Perkembangan pembagian takjil dari ratusan hingga ribuan porsi ini tidak lepas dari konsistensi Masjid Jogokariyan dalam menyediakan takjil setiap tahun.

Selain itu, transparansi anggaran juga menjadi faktor pendukung.

Baca juga: Arti Kata Bukber yang Populer Selama Ramadan, Kalau Bukber Pilih Tempat Makan yang Halal Ya!

"Setiap infak atau donasi yang masuk ke Masjid Jogokariyan akan kami laporkan di buletin Idul Fitri, termasuk laporan keuangan untuk takjil ini," jelas Akbar.

Masjid Jogokariyan juga menggandeng ibu-ibu atau kelompok dasawisma sekitar masjid untuk berpartisipasi dalam memasak menu takjil.

Menu yang disajikan bervariasi dan ditentukan melalui diskusi para ibu-ibu tersebut.

"Kurang lebih 3.500, tapi mungkin bisa mencapai 4.000 jika ramai. Menunya bervariasi, ada gulai rawon, dan informasi menunya diumumkan di Instagram Jogokariyan," imbuhnya.

BUKBER MASJID DISOROTI - Suasana saat relawan masjid Jogikariyan menyiapkan 3.500 menu takjil, Selasa (12/4/2024) Lihat Foto Suasana saat relawan masjid Jogikariyan menyiapkan 3.500 menu takjil, Selasa (12/4/2024)
BUKBER MASJID DISOROTI - Suasana saat relawan masjid Jogikariyan menyiapkan 3.500 menu takjil, Selasa (12/4/2024) Lihat Foto Suasana saat relawan masjid Jogikariyan menyiapkan 3.500 menu takjil, Selasa (12/4/2024) (KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Akbar menambahkan bahwa biaya penyediaan takjil untuk satu hari tahun ini bisa mencapai Rp 55 juta hingga Rp 60 juta.

"Dana yang dikeluarkan tiap hari mencapai Rp 55 juta bahkan sampai Rp 60 juta," jelasnya.

Pada tahun ini, terdapat perbedaan dibandingkan tahun lalu, terutama dari segi jumlah pedagang kaki lima yang berpartisipasi dalam KRJ.

"Tahun ini, pasar sore lebih banyak pedagangnya. Tahun lalu ada 350 pedagang, sekarang hampir 400," kata Akbar.

Menyikapi masalah sampah, Akbar menyampaikan bahwa salah satu langkah antisipasi adalah dengan menggunakan piring keramik daripada wadah sekali pakai.

"Kami juga memiliki tim khusus untuk menangani sampah, yang bekerja setelah waktu Magrib," pungkasnya.

Baca juga: Gadis Campur Takjil Ayahnya Pakai Racun, Diduga Disuruh Sang Pacar, Kondisi Makanan Terkuak

Istilah bukber atau buka puasa bersama tentu akan digunakan saat Ramadan 2023 tiba.

Aktivitas buka bersama seolah menjadi tradisi bagi umat Muslim di Indonesia.

Rencana bukber biasanya datang dari rekan kerja, teman sekolah, sahabat bahkan keluarga.

Tak cuman kumpul dan buka bersama, tradisi bukber biasanya juga identik dengan momen bagi-bagi makanan gratis.

Bukber awalnya muncul sebagai wujud pertemuan budaya timur dengan ajaran agama Islam.

Mengutip HR. Tirmidzi, memberi makan orang berpuasa akan mendatangkan pahala berlipat-lipat.

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga," bunyi hadis tersebut.

Ajaran Islam dan karakter masyarakat timur yang suka berkumpul ini pun akhirnya memperkuat tradisi bukber.

Hal tersebut disampaikan oleh pengamat sosial vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati.

"Sebelum periode masuknya Islam ke Indonesia pun, kondisi geografis dan karakter masyarakat timur memperkuat tradisi bukber. Kondisi cuaca maupun iklim yang hangat kemudian mendukung karakter ketimuran yang suka berkumpul dan dianggap sudah menjadi bagian dari DNA orang-orang timur," kata Devie.

Devie juga menyebut bahwa tradisi kumpul-kumpul ini memang telah lama melekat di masyarakat Indonesia.

Pasalnya, banyak dijumpai ajakan bertemu atau sekadar reuni di luar bulan suci Ramadan 2023.

"Terlepas dari adanya bulan suci Ramadan atau tidak, kita melihat masyarakat kita ketika sudah berdiskusi panjang di media sosial, lalu 'yuk, ketemuan yuk'. Itu menunjukkan ciri dari masyarakat komunal," papar Devie.

Lantas, faktor apa saja yang membuat anak muda begitu antusias dengan aktivitas bukber di bulan Ramadan 2023?

Yuk, simak jawabannya!

1. Tradisi Sekali Setahun
 
Banyak anak muda tak ingin melewatkan bukber. Pasalnya, tradisi ini hanya dilakukan setahun sekali.

Karena itu, tradisi bukber perlu dimaknai sebaik-baiknya.

Hal itu diungkapkan oleh koresponden UNM.com bernama Jane yang merupakan salah satu mahasiswa Universitas Negeri Makassar.

"Ini momen yang sudah lama ditunggu jadi perlu diperhatikan karena tidak setiap bulan bisa adakan bukber," kata Jane.

2. Ingin Menjalin Silaturahmi
 
Sebagian orang meyakini jika silaturahmi mendatangkan rezeki.

Entrepreneur sekaligus public speaker, Chandra Putra Negara juga berpendapat jika silaturahmi mendatangkan banyak hal positif.

"Hubungan silaturahmi itu sesuatu yang mendatangkan rezeki. Dari kita membangun silaturahmi tentunya kita akan mendengarkan informasi, membangun hubungan pertemanan, saling berbagi hal positif," kata Chandra Putra Negara.

3. Menghilangkan Stres
 
Aktivitas sosial di bulan Ramadan ternyata memiliki dampak positif bagi kesehatan mental.

Pendapat itu disampaikan oleh eks Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama.

"Hubungan sosial dalam Ramadan dapat memberi dampak positif kesehatan mental, termasuk pada masa pandemi Covid-19. Punya efek positif memperbaiki mood serta membantu menangani stres, kegelisahan dan depresi,” kata Tjandra Yoga Aditama.

4. Bentuk Eksistensi Diri
 
Bukber biasanya menjadi ajang untuk meningkatkan eksistensi diri.

Pasalnya, anak muda cenderung tak ingin ketinggalan tren yang sedang ramai. Paw Research Center mendukung pendapat tersebut.

"Anak muda kerap melakukan sebuah aktivitas demi menunjang eksistensi diri yang tidak jarang ikut-ikutan atau adopting hal yang sedang tren dan akhirnya menjadi budaya," bunyi penelitian dari Paw Research Center.

5. Keinginan Berinteraksi Secara Langsung

Sebagian masyarakat percaya bahwa bertatap muka secara langsung dapat meningkatkan kualitas hubungan.

Karena itu, anak muda lebih suka berkumpul dan bercengkerama secara fisik.

Pandangan itu didukung oleh peneliti Linda E. Weinberger, Ph.D dari Psychology Today.

"Meskipun kita hidup di era komunikasi multi-mode (misalnya, e-mail, Facetime, panggilan telepon, media sosial, teks), tidak ada pengganti untuk kehadiran fisik dan waktu yang lama untuk dihabiskan bersama. Kesempatan untuk terlibat dalam percakapan yang tidak dibatasi waktu mendorong komunikasi yang lebih dalam," kata Linda E. Weinberger, Ph.D.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved