Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

UMKM

Kondisi Usaha Cincau di Malang, Pesanan Menurun Saat Ramadan Tapi Kualitas Tetap Dijaga

Panas dari pembakaran bercampur dengan suara gelembung cincau hitam yang telah matang, ditambah dengan banyaknya blek

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
PRODUSEN CINCAU - Pemilik rumah produksi cincau hitam Mak Cao, Suratmi (62) saat menunjukkan cincau hitam produksinya, Kamis (6/3/2025). Diketahui, pembuatan cincau merupakan usaha keluarga dan dilakukan secara turun temurun. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Panas dari pembakaran bercampur dengan suara gelembung cincau hitam yang telah matang, ditambah dengan banyaknya blek atau kaleng berjejer rapi terlihat di rumah produksi cincau hitam Mak Cao yang berada di Jalan Laksamana Martadinata gang 6 B No 38 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

Diketahui, cincau hitam atau cao telah menjadi hidangan khas untuk berbuka puasa. Dengan tekstur yang kenyal, ditambah dengan serutan es dan susu kental manis makin menambah rasa dan menyegarkan tenggorokan.

Namun ternyata di bulan ramadan ini, justru pesanan pembuatan cao mengalami penurunan. Hal itu diungkapkan oleh pemilik Mak Cao, Suratmi (62).

"Jumlah pesanan cao menurun drastis. Kalau ramadan tahun 2024 lalu bisa sampai 300 blek per hari, namun ramadan di tahun 2025 ini hanya sekitar 100 sampai 150 blek per hari," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (6/3/2025).

Baca juga: Ngabuburit Ala Sultan, Keliling Kota Malang Hingga Batu dengan Bus Mewah Juragan 99 Trans

Meski begitu, pihaknya tetap bersyukur. Karena bagaimanapun, bulan ramadan menjadi momen kenaikan pesanan cao dibandingkan saat hari-hari biasa.

"Dibanding hari-hari biasa, tentu saat ramadan ini terjadi kenaikan pesanan. Kalau di hari biasa cuma 10 blek, tapi saat ramadan ya itu tadi bisa sampai 150 blek," jelasnya.

Walaupun terjadi penurunan pesanan, pihaknya tetap mempertahankan kualitas pembuatan cincau hitam. Dan itu menjadi kunci utama di dalam mempertahankan konsumennya.

Dalam pembuatan cincau, Mak Cao melakukannya dengan cara tradisional. Yaitu merebus daun cincau hingga lunak, dan dalam perebusan masih menggunakan kayu bakar.

Setelah daun cincau lunak, air rebusan diambil sarinya dan dipindah pada tungku lainnya untuk kemudian dilakukan proses pencampuran bahan-bahan lain.

Ketika bahan-bahan seluruhnya sudah dicampur, dilanjutkan proses pengadukan sambil direbus lagi selama 1,5 jam. Selanjutnya, dipindah ke blek untuk pendinginan.

"Kalau untuk konsumen, saya kebanyakan dari wilayah Kota Malang sendiri. Seperti dari Kebalen, Mergan, Bandulan dan Lesanpuro," ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli Dedi Prasetyo menuturkan, bahwa rasa cincau hitam hasil produksi Mak Cao lebih nikmat.

"Saya sudah langganan disini sejak tahun 2020. Untuk rasanya, cincau Mak Cao ini lebih enak dibanding cincau-cincau lainnya," jujurnya.

Baca juga: Berikut Lokasi Penukaran Uang Baru di Malang, Masyarakat Wajib Melakukan Pemesanan Melalui Website

Dedi juga mengaku, sekali ambil bisa sampai 10 blek cincau. Hal itu karena dipakainya untuk berjualan takjil.

"Saya pakai untuk bahan minuman es. Biasanya saya ambil, terus sore saya jual dan langsung habis," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved