Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hikmah Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa, Lebih Banyak Diam

Kalangan sufi ada yang pernah mengatakan, diam adalah keselamatan dan itulah yang esensial, sedangkan bicara adalah bukan esensial.

Editor: Dwi Prastika
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
WAWANCARA - Menteri Agama RI, KH Nasaruddin Umar melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025). KH Nasaruddin menulis artikel berjudul "Merawat Kemabruran Puasa, Lebih Banyak Diam," yang ditayangkan pada Kamis (6/3/2025). 

Sesungguhnya dosa yang paling banyak dilakukan oleh anak cucu Adam adalah pada lidahnya.”

Musibah itu terwakili melalui ucapan.”

Barangsiapa yang banyak bicara, banyak juga kekeliruannya. Barangsiapa yang banyak kekeliruannya, banyak juga dosanya. Barangsiapa yang banyak dosanya, maka nerakalah yang paling tepat tempatnya.”

Banyak lagi ayat dan hadist yang mengingatkan kita agar jangan mengumbar pembicaraan yang tidak perlu.

Kalangan sufi ada yang pernah mengatakan, diam adalah keselamatan dan itulah yang esensial, sedangkan bicara adalah bukan esensial.

Orang-orang masih memperselisihkan, mana yang lebih utama antara diam dan bicara.

Namun, yang lebih tepat adalah masing-masing antara diam dan bicara memiliki keutamaan dibandingkan dengan yang lain tergantung pada situasi dan kondisinya.

Diam lebih utama dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu, dan pada situasi lain, justru bicara lebih utama, tergantung situasi dan kondisi tentunya. 

Namun perlu juga diingat tidak selamanya diam itu pilihan terbaik.

Adakalanya seseorang harus dan wajib bicara, terutama menyuarakan kebenaran, sebagaimana sabda Nabi:

Katakanlah kebenaran itu meskipun pahit.”

Basyar al-Hafi pernah mengatakan:

Jika suatu pembicaraan membuatmu terkagum-kagum, maka sebaiknya anda diam saja. Dan jika diam justru membuatmu terkagum-kagum, maka sebaiknya anda angkat bicara.”

Hal senada juga disampaikan Lukman kepada putranya:

Jika bicara itu adalah perak, maka diam adalah emas. Sesungguhnya aku menyesali atas suatu ucapan berulang-ulang, namun aku tidak menyesali diam sekalipun."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved