Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

20 Tahun Disekap Ortu Tiri, Pria Melarikan Diri dengan Bakar Rumah, Gigi Membusuk hingga Bobot 31 Kg

Seorang pria akhirnya selamat setelah disekap 20 tahun oleh orangtua tirinya. Pria di Connecticut, Amerika Serikat itu kini sudah berusia 32 tahun.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
THINKSTOCKPHOTO
DISEKAP 20 TAHUN - Foto ilustrasi untuk berita pria 32 tahun di Connecticut, Amerika Serikat akhirnya selamat setelah 20 tahun disekap orangtua diri. Ia kabur dengan cara membakar rumah. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria akhirnya selamat setelah disekap 20 tahun oleh orangtua tirinya.

Pria di Connecticut, Amerika Serikat itu kini sudah berusia 32 tahun.

Ia mulai disekap sejak usia 11 tahun.

Setelah 20 tahun disekap, ia akhirnya menyelematkan diri dengan cara membakar rumah.

Saat diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran bulan lalu, pria itu hanya memiliki berat sekitar 31 kg dan dalam kondisi yang mengenaskan.

Menurut penyelidikan kepolisian, yang diberitakan The Independent pada Sabtu (15/3/2025), pria ini mulai dikurung sejak usia 11 tahun dan dipaksa hidup dalam ruangan kecil tanpa pemanas atau pendingin udara.

Ia juga tak diberi akses ke kamar mandi, serta dengan jatah makanan dan air yang sangat terbatas.  

“Saya hanya ingin kebebasan,” katanya kepada polisi, melansir dari Kompas.com.

Ia mengungkapkan bahwa sejak kematian ayahnya pada 2024, perlakuan ibu tirinya semakin memburuk.

Untuk keperluan buang air, pria ini dipaksa menggunakan botol bekas dan koran.

Tak tahan dengan situasi tersebut, pria ini berinisiatif melarikan diri dengan membakar rumah tempat ia disekap menggunakan hand sanitizer, pemantik api tua, dan kertas printer.

Baca juga: Nelangsa Nasib Sindi Istri yang Tewas Setelah Disekap, Masak Nasi 1 Canting Hanya untuk Suami

Ketika ditemukan, pria itu dalam kondisi sangat kurus, berambut kusut, dan gigi yang membusuk.

Laporan polisi membenarkan bahwa korban dikunci dari luar pintu ruangannya. 

Kepala Kepolisian Waterbury, Fernando Spagnolo, bahkan mengatakan bahwa kondisinya lebih buruk daripada sel penjara.

Ibu tiri korban, Kimberly Sullivan (56), telah ditangkap dan didakwa atas tuduhan penculikan, penyekapan ilegal, serta tindakan kekejaman.

Namun, melalui pengacaranya, ia membantah tuduhan tersebut dan mengrklaim hanya mengikuti perintah mendiang suaminya.

“Dia tidak pernah mengunci korban di dalam ruangan dan justru mendorongnya untuk mandi,” kata pengacaranya.

"Dia bisa saja pergi kapan pun jika mau," imbuh pengacara tersebut.  

Pada Kamis lalu, Sullivan dibebaskan dengan jaminan sebesar 300.000 dollar AS (sekitar Rp 5 miliar), sementara polisi masih melanjutkan penyelidikan.  

Baca juga: Bocah SD Dituduh Curi Sayuran Padahal Pungut Sisa untuk Dijual, Digunduli dan Disekap Penjaga Pasar

Sementara itu di Indonesia, Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu akhirnya lolos dari jeratan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar.

Saat ini, Robiin sudah tiba di kampung halamannya di Desa Arjasari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu.

Sesampainya di rumah, Robiin langsung disambut pelukan hangat oleh keluarganya.

Suasana haru pun menyelimuti kediaman Robiin, ia menyalami satu per satu keluarganya sembari menangis.

Pihak keluarga pun tampak sangat bersyukur karena Robiin akhirnya bisa kembali pulang ke rumah dengan kondisi selamat setelah mengalami berbagai penyiksaan di Myanmar.

“Terima kasih kepada Allah SWT yang masih memberikan kesehatan pada kami, keluarga kami. Alhamdulillah, hari ini saya sudah selamat, tiba di kediaman saya pribadi,” ujar Robiin kepada Tribuncirebon.com, Rabu (26/2/2025).

Robiin juga mengungkapkan rasa syukurnya, sudah sangat lama ia mendambakan bisa kembali ke rumah setelah sekitar 1 tahun lebih disekap.

Apalagi, ia berhasil pulang dengan kondisi selamat tanpa kekurangan anggota tubuh apapun.

Maklum, saat disekap dan dipekerjakan sebagai online scaming, Robiin kerap mendapat tindak kekerasan.

Diceritakan Robiin, ia kerap dipukul menggunakan kayu, mengangkat galon berjam-jam sambil jongkok, hingga disetrum.

“Alhamdulillah saya selamat, tidak terjadi fisik saya kurang, seperti saat berangkat, pulang, saya utuh,” ujar dia.

Robiin menceritakan, isu soal kondisi dirinya dan para korban di TPPO yang dipekerjakan sebagai online scaming di Myanmar ini diketahui sudah mencuat.

Advokasi upaya penyelamatan juga datang dari Indonesia.

Isu itu pun kemudian menjadi pembahasan dari negara-negara di Asia.

Baca juga: Sering Utang Hingga Menumpuk Rp 60 Juta, Pande Disekap dan Disiksa Tiga Wanita Hingga Tewas

Tentara Thailand kala itu dikerahkan untuk misi besar operasi penyelamatan para korban ke Myanmar.

Robiin sendiri tidak tahu persis bagaimana misi penyelamatan itu dilakukan. Ia saat itu hanya bisa bersyukur saat di dalam lokasi penyekapan tiba-tiba masuk tentara Thailand.

Mereka berhasil menguasai lokasi tempat Robiin dan para korban lainnya disekap. Para tentara lalu membawa Robiin dan para korban lainnya untuk dievakuasi.

Mereka bahkan mengawal para korban hingga perbatasan kemudian bernegosiasi sampai akhirnya para korban tiba di negara Thailand dengan selamat.

“Sejak saat itu saya alhamdulillah dapat rezeki untuk pulang,” ujar dia.

Robiin menyampaikan, di Thailand sendiri, para korban diperlakukan dengan baik oleh otoritas tentara Thailand. 

Para korban ditampung selama empat hari, dan diberikan perawatan, makanan dan fasilitas mandi, cuci, kakus yang memadai.

“Dari situ, kami dibawa ke KBRI Bangkok dan mengurus SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) karena paspor saya mati. Alhamdulillah gak lama, langsung diterbangkan ke Indonesia,” ujar dia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved