Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Afrianus Bocah Yatim Piatu Idap Tumor Ganas Kuat Hidup Meski Kaki Diamputasi, Tak Ingin Adik Sendiri

Penyakit yang diderita Afrianus berawal pada September 2024 lalu, saat ia bermain bola dan jatuh.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/Nansianus Taris
BOCAH YATIM PIATU - Afrianus Ronal (10), seorang anak yatim piatu asal Wangkung, Desa Pota, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Ia menderita tumor ganas hingga kakinya harus diamputasi. 

Sebelumnya, pada usia 7 tahun, Jos tinggal bersama neneknya dari pihak ibu di Kampung Maras, Kecamatan Ranamese.

Ia pun masuk Sekolah Dasar di kampung itu hingga kelas II.

Selanjutnya, ayahnya membawa pulang Jos ke Kampung Bugis untuk kembali tinggal dengan neneknya serta ayahnya.

Lalu Jos masuk Sekolah Dasar lagi dari kelas I di SDK Bugis.

Sejak usia 4 tahun, Jos hanya mendapatkan kasih sayang dari nenek serta ayahnya.

"Saya sebagai Bapak Tuanya (kakak kandung dari ayahnya) mengetahui cerita pilu hidup Jos yang ditinggalkan ibu kandungnya sejak usia empat tahun dan ayahnya yang meninggal dunia tujuh bulan lalu," ucapnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya pada Jumat (14/3/2025).

"Sejak ayahnya meninggal dunia 7 bulan lalu, saya merangkul Jos untuk tinggal bersama kami di Kampung Bugis, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, agar tidak telantar," imbuh Aloisius.

Kendati begitu, Aloisius juga memiliki tanggungan.

Glensius Okta Ombas (12) sedang berdiri di depan rumah Bapak Tuanya, Aloisius Patut, yang berdinding pelupuh bambu, saat pulang sekolah di Kampung Bugis, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT, Jumat, (14/3/2025).
Glensius Okta Ombas (12) sedang berdiri di depan rumah Bapak Tuanya, Aloisius Patut, yang berdinding pelupuh bambu, saat pulang sekolah di Kampung Bugis, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT, Jumat, (14/3/2025). (KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR)

Dua buah hatinya masih sekolah di kelas V dan kelas II.

Apalagi, ia tidak memiliki penghasilan tetap.

Ia seorang petani yang bekerja serabutan untuk menghasilkan uang.

"Sebagai kepala keluarga, saya memiliki tanggungan lima orang di rumah, termasuk Jos."

"Jadi, saya bisa membantu Jos untuk menanggung uang sekolahnya kalau saya mendapatkan uang."

"Selain itu, saya juga membiayai pendidikan dua anak kami yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah dasar," ujar dia.

Aloisius menyampaikan bahwa rumahnya sangat tidak layak dan sangat sederhana.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved