Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dedi Mulyadi Kukuh Larang Study Tour Meski Pengusaha Travel Sambat, Singgung Beda Niat: Jadi Minder

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kukuh dengan pendiriannya soal kebijakan larangan study tour yang digelar sekolah. Larangan ini menuai kontroversi

Editor: Torik Aqua
TikTok/dedimulyadiofficial
LARANG STUDY TOUR - Tangkapan layar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat melakukan penanganan banjir di Bekasi, Senin (10/3/2025). Dedi Mulyadi kukuh larang study tour meski menuai polemik. 

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini kukuh dengan pendiriannya soal kebijakan larangan study tour yang digelar sekolah.

Larangan ini sempat menuai kontroversi.

Namun hal itu tak mengubah kebijakan meski study tour masih diperbolehkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti.

Ternyata Dedi Mulyadi punya alasan sendiri soal kebijakan yang ia buat.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ngotot Larang Study Tour Meski Mendikdasmen Bolehkan: Piknik di Atas Rintihan Orangtua

Lantas, Gubernur Jabar itu pun menyinggung beberapa poin hal yang menjadi perhatiannya soal study tour tersebut.

Menurutnya, study tour sekolah yang selama ini sering dilakukan lebih mengarah ke kegiatan wisata daripada perjalanan pendidikan.

"Study tour itu bukan urusan bus atau perjalanan, tetapi lebih kepada bisnis di baliknya. Seharusnya ini perjalanan pendidikan, tapi faktanya hari ini lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata."

"Jika seperti itu, namanya bukan study tour, melainkan piknik," ujar Dedi Mulyadi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Senin (24/3/2025) malam.

Kemudian Dedi Mulyadi mengungkap salah satu alasannya melarang study tour sekolah karena juga melihat perjuangan orangtua para pelajar.

Menurut pria yang akrab dipanggil KDM (Kang Dedi Mulyadi), keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat Jawa Barat, terutama bagi orang tua dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. 

Ia menyoroti dampak finansial yang ditanggung orangtua demi memenuhi kebutuhan anak dalam kegiatan study tour yang justru memberatkan.

"Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orangtua. Saya tahu bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Jawa Barat. Banyak orangtua yang terpaksa berutang atau menjual barang demi membiayai study tour anaknya. Ini bukan hal sepele. Ada orangtua yang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah, padahal itu bukan perkara kecil bagi mereka," tegasnya. 

Selain itu, Dedi juga menyoroti efek sosial dari study tour yang justru berpotensi melahirkan kesenjangan di antara siswa di sekolah. 

"Posisi siswa di kelas bisa menjadi minder karena tidak ikut study tour. Ini melahirkan masalah sosial. Saya melarang study tour karena saya peduli dan sayang terhadap warga Jawa Barat, bukan karena alasan lain," jelasnya. 

Sebagai alternatif, KDM menyarankan agar kegiatan pendidikan di luar sekolah tetap bisa dilakukan tanpa harus membebani orang tua dengan biaya besar. 

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved