Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Pelukis Kaleng Khong Guan, Terkuak Alasan Tak Ada Gambar Ayah, Inspirasinya dari Barang Lusuh

Sosok pelukis kaleng Khong Guan terungkap, kini akhirnya terjawab alasan mengapa dalam gambar tersebut tak ada sosok ayah.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Wartakota
ALASAN TAK ADA AYAH - Bernardus sosok pelukis kaleng Khong Guan yang diwawancarai beberapa waktu lalu. Terungkap akhirnya alasan mengapa gambar legendaris di kaleng Khong Guan itu tak ada ayah. 

TRIBUNJATIM.COM - Gambar keluarga yang ada di sampul kaleng Khong Guan memang dikenal legendaris.

Dalam kaleng tersebut terlihat ada dua orang anak dan seorang wanita dewasa berkumpul di meja makan.

Banyak yang mempercayai gambar tersebut memiliki konteks sebuah keluarga.

Tetapi tak sedikit yang mempertanyakan dimana sosok sang ayah.

Gambar tersebut menunjukkan suasana makan antara ibu dan dua anaknya di meja makan rumah.

Setelah bertahun-tahun berlalu, sosok pelukis gambar di kaleng Khong Guan tersebut terungkap.

Pelukis kaleng Khong Guan tersebut belakangan juga menceritakan alasan di balik pembuatan gambar tersebut.

Sosok pelukis yang dimaksud adalah Bernardus Prasodjo.

Pelukis itu bernama Bernardus Prasodjo.

Bernardus mengungkapkan bahwa kue Khong Guan laris manis sebagai kue di momen Hari Raya, termasuk Lebaran. 

Baca juga: Dulu Tak Dibelikan Baju Lebaran, Gubernur Ingat Jasa Mak Iyok Demi Membahagiakannya: Aku Lari

Bahkan ada guyon bahwa dalam masa Lebaran itulah kaleng biskuit Khong Guan isinya benar-benar biskuit, bukan rengginang.

Tidak ada perubahan berarti pada penampilan kaleng biskuit tersebut.

Warna merah dan gambar deretan biskuit yang bisa dinikmati di dalamnya menghiasi kaleng.

Namun satu hal yang paling diingat dari kaleng biskuit itu, yakni lukisan ibu dan dua anaknya yang sedang menikmati teh dan biskuit. Uniknya, tidak ada ayah dalam lukisan itu.

Gambar ikonik biskuit kaleng Khong Guan
Gambar ikonik biskuit kaleng Khong Guan (Kompas.com/Kistyarini)

Pelukis gambar itu adalah Bernardus Prasodjo, yang kini berusia 69 tahun.

Dikutip dari tribun-jabar yang dilansir TribunJatim.com, Senin (31/3/2025) dari video ANTARA News di YouTube, Bernardus menuturkan kisah di balik lukisan yang ikonik itu.

Ia juga berkomentar tentang pertanyaan banyak orang tentang gambar itu, yakni keberadaan sosok ayah.

Bernardus mengatakan ia mendapat pesanan untuk gambar itu dari sebuah perusahaan separasi film.

Baca juga: Pantas Inspektorat Sampai Turun Tangan, Kades Minta THR Rp 165 Juta ke Pengusaha Kini Gigit Jari

"Mereka pesan banyak sekali gambar ke saya. Salah satunya Khong Guan itu," kata Bernardus.

Ketika itu, ia mendapat contoh dari sebuah majalah.

Potongan gambar itu terlihat lusuh.

Ia mengikuti saja arahan yang diberikan pihak pemesan soal gambar yang diinginkan mereka.

Menurut Bernardus, gambar yang sampai saat ini menghiasi kaleng biskuit Khong Guan itu tidak banyak berbeda dengan gambar contoh yang disodorkan padanya.

"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," papar pria berusia 69 tahun itu.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Fakta Jamu Beralkohol - Presiden Prabowo Gelar Open House setelah Salat Id

Ketika ditanya soal ketiadaan sosok ayah dalam gambar itu, Bernardus mengaku tidak tahu persis. Meski demikian ia memiliki sebuah teori.

 "Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli. Jadi yang penting ada ibunya di situ," jawab Bernardus lalu tersenyum.

"Karena yang belanja ibunya kok," lanjut pria yang kini aktif dalam pengobatan prana tersebut.

Bernardus pun menuturkan proses pembuatan gambar itu. Awalnya ia membuat sketsa dengan komposisi gambar sesuai pesanan.

"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," tutur Bernardus.

Seingat dia, lukisan itu ia buat sekitar tahun 1970-an.

"Yang penting dari pekerjaan-pekerjaan semacam itu, bisa punya rumah, bisa punya mobil," katanya.

Bernardus menuturkan ia mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung.

Rumah kosnya di Jalan Lengkong Kecil Bandung bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu.

"Kami suka main ke situ, bantu-bantu buat ilustrasi. Keterusan. Lama-lama kuliahnya ketinggalan," katanya.

 Dari situ ia mulai mendapat pesanan komik, yang lama-lama semakin banyak. Dari komik, ia mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.

"Dulu, saya ke supermarket, itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu, saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Bernardus.

Saat ini yang tersisa hanya Khong Guan, Monde, dan Nissin wafer, kata Berrnardus.

Pelukis sampul kaleng Khong Guan
Pelukis sampul kaleng Khong Guan (Wartakota)

Cerita lainnya, pemilik Marimas gelar sayembara berhadiah Rp 30 juta.

Adalah Harjanto Halim CEO dari PT Marimas Putera Kencana, produsen minuman instan Marimas yang menggelar sayembara tersebut.

Ia berjanji akan memberikan uang Rp 30 juta bagi penemu kaos promosi Marimas tahun 1995.

Sayembara itu Harjanto umumkan melalui video yang ia unggah di akun Tiktoknya @harjantohalim pada Selasa (11/3/2025).

Awalnya ia membuka sayembara dengan hadiah Rp 10 juta.

"Saya mau cerita tahun 1995, saat Marimas pertama kali diluncurkan, saya pernah buat kaos untuk mempromosikan brand Marimas. Waktu itu saya bagikan 10 ribu ke semua orang. Hari ini tahun, tahun ini kan 30 tahun Marimas. Saya ingin dapat kaos Marimas yang saya bagikan. Siapapun yang bisa menyerahkan kaos promosi tersebut, karena sangat romantis. Akan saya kasih hadiah, uang tunai Rp 10 juta. Tapi harus original," ucap Harjanto Halim pada Minggu (9/3/2025), melansir dari TribunJateng.

Sehari kemudian, Harjanto menaikkan hadiah sayembara menjadi Rp 20 juta.

Kemudian pada hari ketiga, pengusaha asal Semarang itu menaikkan hadiah menjadi Rp 30 juta.

Ia mengatakan jika sudah banyak masyarakat yang mengirim foto kaos-kaos Marimas.

Namun sayang kaos yang dikirim belum ada yang benar.

Harjanto pun menaikkan hadiah menjadi Rp 30 juta.

Baca juga: Pamkab Sidoarjo Gelar Sayembara Inovasi, Total Hadiah Rp45 Juta, Pengajuan Dibuka Sampai 20 Oktober

"Sekali lagi saya minta kalau ada yang punya kaos promosi pertama Marimas, akan saya beri apresiasi Rp 30 juta," ucapnya.

Harjanto menyebutkan masyarakat harus menyerahkan kaos itu sebelum lebaran atau sebelum 30 Maret 2025.

Kaos itu sendiri berwarna putih, kemudian ada warna hijay di bagian lengan dan leher.

Kemudian ada tulisan slogan yang didesain oleh Harjanto Halim.

Ia mengatakan jika kaos itu memiliki kenangan romantis tentang awal berdirinya Marimas.

Sehingga Harjanto Halim rela mengeluarkan uang untuk mendapatkan kaos kenangan tersebut.

Marimas sendiri merupakan minuman serbuk rasa buah yang diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana.

Marimas telah ada sejak tahun 1995 dan merupakan salah satu merek minuman bubuk terkemuka di Indonesia.

Pabrik Marimas sendiri berada di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Pengakuan Bapak Buat Sayembara Rp 250 Juta, Ingin Keluarga Nurut, Menyesal Salah Didik: Hanya Materi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved