Berita Viral
Sidak Para PKL, Dedi Mulyadi Syok Praktik KKN Sekeluarga Penuhi Trotoar untuk Jualan: Habis Semua
Momen sidak para PKL, Dedi Mulyadi syok praktik KKN terjadi dengan sekeluarga yang penuhi trotoar untuk berjualan kaki lima.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Wahyu juga bercerita kalau ayahnya dulu bekerja sebagai kuli bangunan.
Meski hidup bertiga, Wahyu menyebut masih ada keluarga yang memberikan bantuan kepada Wahyu dan kedua adiknya.
Saat lebaran pun mereka sempat menginap di rumah kakak orang tuanya.
"Uwak dari mama suka lihat kemarin pas lebaran, nginep juga," katanya.
Lebih lanjut, Wahyu menceritakan jika sekolah adiknya sering menggunakan handphone untuk proses belajar.
Beruntung ketka itu, Wahyu mendapakan bantuan dari Abah Gede, panggilan anggota keluarganya.
Saat mendengar itu, Dedi Mulyadi pun meminta agar sekolah khususnya SD tidak perlu menggunakan HP untuk menunjang pembelajaran.
Baca juga: Tiap Hari Sekolah Jalan Kaki, Nadia Anak Yatim Piatu Haru Dapat Sepeda Gratis, Pemberi: Harus Rajin
"Siapa yang pakai hp?, memang yang perlu hp siapa," tanya Dedi.
"Kalau di sekolah kan pada tugas di grup," ungkap Wahyu.
"SD sudah pakai HP, sekolah swasta apa negeri itu, di SD-nya ada grup," kata Dedi.
"Iya SD Negeri, di grup WA," kata adik Wahyu.
"Grup WA mah itu teh di zaman covid, harusnya bukan zaman sekarang, kalau zaman covid memang pembelajaran digunakan karena orang tidak bisa bertemu, ini gurunya buat kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat walaupun itu kewenangan Bupati boleh dong saya berikan arahan, tolong di cek di SDN Budiharja, menurut saya anak-anak SD tidak layak lagi menggunakan HP karena tatap mukanya tiap hari," imbau Dedi Mulyadi.
"Kira-kira akan fokus di belajar apa akan fokus di hp? " kata Dedi.
"Pakai duit sejuta pakai beli hp, aduh-aduh aing mah ," sambungnya.
Dedi Mulyadi pun berpesar agar adik-adik Wahyu bisa saling membantu dengan sang kakak untuk melakukan pekerjaan rumahnya.
"Kamu beruntung punya kakak yang hebat, adiknya siap kerja keras harus siap," kata Dedi kepada adik perempuan Wahyu.
Kemudian, Dedi Mulyadi pun menawarkan agar Wahyu dan adik bungsunya untuk bekerja menggembala atau ngangon domba yang akan dibeli oleh Gubernur Jabar tersebut.
"Siap gak biar kerja keras semua, kakak perempuannya masak, adiknya ngurus domba, kakaknya cari duit, rumahnya hidup," saran Dedi.
"HP-nya jual lagi aja, kamu asal mau sekolah pasti bisa sekolah, okey yes tidak," kata Dedi.
Dedi pun memberikan bantuan uang Rp 12 juta denga rincian untuk membeli domba Rp 8 juta, Rp 3 juta untuk kandang ayam dan domba serta dapur, dan Rp 1 juta untuk kebutuhannya.
Dedi mengatakan, selagi muda harus yakin untuk maju dan bersemangat mencari uang.
"Anak-anak Jawa Barat harus tumbuh menjadi anak-anak yang hebat, petarung, ya, siap," ujar Dedi Mulyadi.
Wahyu pun terharu dan langsung memeluk Dedi Mulyadi saat tahu mendapatkan rezeki.
Tampaknya air matanya tidak kuasa terbendung atas kebaikan Gubernur Jabar tersebut.
"Ini sosok orang yang punya tanggung jawab untuk adik-adiknya, ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya tidak membuatnya patah semangat, meski tidak bisa melanjutkan sekolah sampai SMP karena kemiskinan justru dia menjadi pemuda yang mandiri tidak bergantung, kita sebagai anak muda harus malu sama dia" kata Dedi.
Berita Dedi Mulyadi Lainnya
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberi pesan kepada Bupati Indramayu, Lucky Hakim bahwa pejabat terikat pada peraturan negara.
Meskipun keluarga Lucky Hakim datang dari kalangan artis, kata Dedi, tetap harus sudah membiasakan diri sebagai pejabat publik yang terikat peraturan dan budaya.
Hal tersebut disampaikan Dedi saat menanggapi alasan Lucky Hakim, berlibur ke Jepang bersama keluarga saat libur Lebaran karena memenuhi janji kepada anak-anaknya.
"Tapi, saya jelasin Pak Lucky, memang kita ini hari ini adalah pejabat negara. Jadi karena pejabat negara terikat oleh peraturan negara," katanya di Gedung Sate, Bandung, Selasa (8/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
Jadi, menurut Dedi, kebahagiaan itu bisa didapatkan tanpa harus ke Jepang.
Justru keluarga pejabat itu, kata Dedi, seharusnya mendapatkan kebahagiaan di daerahnya sendiri, bukan di negara orang lain.
Baca juga: Hidupi Adik Sebatang Kara, Anak Yatim Piatu Diarak Warga Imbas Curi 4 Tandan Pisang, Polisi Prihatin
"Nah, walaupun itu keinginan anak-anak, hak kita untuk memberikan kebahagiaan bagi anak-anak kita, tapi kan bahagia tidak mesti di Jepang," ujar Dedi.
"Kalau mengatakan bahwa, kotanya tidak seindah Jepang, bikin dong jadi seindah Jepang. Jadi, saya ingin nanti para pejabat itu."
"Coba ciptakan tempat-tempat di Jawa Barat menjadi tempat-tempat indah sehingga dia rekreasinya di wilayah kerjaannya masing-masing. Gitu loh," ucapnya.
Dedi juga mengatakan, saat Lucky Hakim berlibur di Jepang bersama keluarganya, banyak masalah di Indramayu juga yang belum tuntas, terutama saat musim mudik Lebaran.
"Selain infrastruktur yang perlu waktu untuk dibenahi, adalah yang nyapu koin. Itu saya sudah berkunjung ke situ jauh sebelum jadi gubernur."
"Nah, ini kan kita harus cari rumusan bagaimana mereka berhenti nyapu koin," katanya.
Sebagai informasi, Lucky Hakim dikabarkan menghadap Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa siang ini.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Dedi Mulyadi
Pedagang Kaki Lima (PKL)
berjualan di pinggir jalan
Gubernur Jawa Barat
berita viral
TribunJatim.com
Dibanding-bandingkan dengan Sri Mulyani, Menkeu Purbaya Pilih Gaya Ofensif Kelola Keuangan Negara |
![]() |
---|
Beda Rumah Pimpinan dan Anggota DPR RI di IKN, Bakal Berdiri di Tanah Seluas 390 Meter Persegi |
![]() |
---|
Sosok H Arlan, Wali Kota Prabumulih yang Viral usai Mencopot Kepsek Diduga Karena Tegur Anak Pejabat |
![]() |
---|
Tertekan Dirundung Guru & Kepsek, 11 Siswa SMAN Tak Terima Dikeluarkan Sekolahnya: Kami Bukan Ilegal |
![]() |
---|
Pemicu Kacab Bank BUMN Diculik dan Dibunuh Ternyata Perkara Rekening Dormant, 16 Orang Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.