Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ada Efisiensi, Pelaku Usaha Restoran dengan Perhotelan di Malang Manfaatkan Platform dalam Jaringan

Pelaku usaha restoran di Kota Malang memanfaatkan platform dalam jaringan untuk memasarkan produk. Karyawan penginapan kecil tak terdampak efisiensi.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Istimewa
HOTEL (Arsip) - Pelanggan saat menginap di salah satu kamar hotel. Pelaku usaha restoran yang menjadi satu dengan perhotelan di sebuah tempat di Kota Malang memanfaatkan platform dalam jaringan untuk memasarkan produknya. 

Jodi mengatakan, penjualan dalam jaringan telah membuka peluang baru memasarkan produk-produk yang mereja jual seperti jenis minuman dan makanan.

Baghiz Firman Maulana (19), karyawan di penginapan Victoria mengaku belum merasakan dampak kebijakan efisiensi terhadap pekerjaannya.

Ia masih tetap bisa bekerja seperti biasa meskipun diakuinya jumlah pengunjung yang datang menurun.

Baca juga: Okupansi Hotel di Kabupaten Blitar Rendah Saat Lebaran, Pemudik Pilih Menginap di Rumah Kerabat

"Biasanya dalam sehari bisa mencapai 30 kamar, hari ini mungkin 8 saja," ujarnya.

Penginapan Victoria tidak terlalu terdampak efisiensi.

Berdasarkan pengalaman yang dihadapi Baghiz, tamu yang datang ke penginapan sebagian besar merupakan warga atau pihak swasta.

Memang ada tempat pertemuan di lantai atas, namun sangat jarang digunakan oleh pemerintahan. Hanya tamu-tamu pemerintahan saja yang biasanya datang untuk menginap.

"Jarang ada kegiatan pemerintahan. Adapun di atas itu ruangan digunakan oleh masyarakat umum," katanya.

Baghiz masih bekerja seperti biasa. Hak-haknya sebagai pekerja juga masih ia terima. Dalam sebulan, ia bisa bekerja selama 27 hari. Tidak ada pengurangan jam kerja yang ia alami sejauh ini.

"Tidak ada pengurangan jam kerja. Saya bekerja seperti biasa saja," katanya.

GM Hotel Alana, Sistho A Sreshtho mengatakan, okupansi bisnis hotelnya turun hingga hampir menyentuh 50 persen.

Dampaknya, berpotensi merumahkan karyawan untuk sementara waktu.

Menurutnya, kebijakan efisiensi telah mendatangkan kondisi yang sulit bagi pelaku usaha perhotelan, bahkan hampir mirip seperti saat pandemi Covid-19.

"Kami hampir 50 persen turunnya. Jabar dan Jateng, okupansinya turun 20 persen. Kalau biasanya okupansi bisa mencapai 90 persen, saat ini turun hingga sampai 50 persen," ujarnya.

Berkaca pada tahun lalu, sepekan setelah Lebaran hotel sudah ramai oleh acara rapat yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved