Khofifah Tawarkan Perkuat Rantai Dingin Perikanan Maluku Lewat SIER
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan industri dan investasi di jatim
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan industri dan investasi di Jawa Timur.
Upaya ini ia wujudkan melalui kerja sama lintas daerah dan penguatan peran kawasan industri strategis sebagai penggerak utama ekonomi regional.
Dalam agenda Misi Dagang dan Investasi yang mempertemukan pelaku usaha dari Jawa Timur dan Maluku, Gubernur Khofifah secara khusus memperkenalkan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) sebagai kawasan unggulan untuk memberi nilai tambah investasi di sektor pengolahan dan pergudangan khususnya hasil perikanan.
Dalam forum yang digelar di The Natsepa Resort & Conference Center, Maluku Tengah, Rabu (23/4), Khofifah menegaskan pentingnya penguatan ekosistem industri perikanan pascapanen, terutama dalam mendukung ekosistem logistik untuk kesejahteraan nelayan. Ia menyoroti peran strategis SIER yang memiliki fasilitas pergudangan berpendingin atau cold storage untuk menjaga kualitas hasil tangkapan saat musim panen tiba.
“Saat musim panen atau musim tangkap, produksi ikan melimpah. Tapi jika pasar belum siap menyerap, maka rantai pasok dingin termasuk cold storage menjadi sangat krusial agar hasil tangkapan tidak terbuang dan tetap bernilai jual tinggi,” jelas Khofifah.
Baca juga: SIER Dapat Dukungan DPR RI untuk Percepatan PSN Kawasan Industri Ngawi
Investasi yang ditawarkan kepada investor Maluku ini tidak hanya menitikberatkan pada keuntungan ekonomi, tetapi juga bertujuan memperkuat pembangunan yang inklusif. Gubernur Khofifah menegaskan bahwa penguatan sektor kelautan juga berarti peningkatan kesejahteraan nelayan, yang merupakan bagian dari sektor pertanian yang menyumbang sekitar 33 persen terhadap struktur pertanian Jawa Timur.
Ia menambahkan, misi dagang ini juga menjadi wujud nyata Jawa Timur dalam memperkuat posisinya sebagai poros ekonomi di kawasan timur Indonesia. Dalam konteks perlambatan ekonomi global, kolaborasi antarwilayah menjadi salah satu kunci ketahanan ekonomi nasional.
“Kami mempertemukan para trader dan buyer dari dua provinsi untuk memperluas potensi kerja sama dalam bidang industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan sektor investasi lainnya. Acara ini juga bukan hanya ajang ekonomi, tapi juga pertemuan lintas budaya, tradisi, dan jejaring antar provinsi,” tambahnya.
Baca juga: Mudik Bareng Bersama SIER, 8 Bus Diberangkatkan ke Berbagai Daerah di Jawa Timur dan Yogyakarta
Dalam Misi Dagang dan Investasi di Provinsi Maluku ini, telah mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp460,75 miliar. Transaksi tersebut berasal dari berbagai komoditas unggulan seperti hasil perikanan, tembakau, telur ayam, olahan unggas, beras, karkas ayam dan bebek, pakan dan DOC, kelapa bulat, kayu gelondongan, makanan ringan, serta produk hasil hutan.
“Transaksi kali ini meningkat dua kali lipat dibandingkan capaian pada Desember 2021. Dan biasanya nilainya akan terus bertambah hingga penutupan resmi,” ujarnya.
Khofifah juga menjelaskan bahwa Jawa Timur merupakan kontributor ekonomi terbesar kedua secara nasional setelah DKI Jakarta, dengan andil sebesar 14,39 persen terhadap PDB nasional dan 25,23 persen terhadap PDRB Pulau Jawa. Pada triwulan IV-2024, ekonomi Jatim tumbuh 5,03 persen (year-on-year), dengan nilai PDRB ADHB mencapai Rp802,45 triliun.
Baca juga: Dipimpin oleh Gubernur Jatim Khofifah, Misi Dagang di Maluku Catatkan Transaksi Rp 460,7 Miliar
Ia menekankan bahwa perdagangan antarwilayah menjadi salah satu penopang utama kinerja ekonomi Jawa Timur. Berdasarkan data Perdagangan Antarwilayah Indonesia 2023, Jawa Timur mencatat surplus perdagangan tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai Rp209 triliun.
“Capaian ini merupakan hasil dari kerja sama yang solid dengan provinsi-provinsi mitra, termasuk Maluku,” jelasnya.
Dalam hal kerja sama perdagangan, total nilai perdagangan Jawa Timur dengan Maluku pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp3,01 triliun. Angka ini terdiri dari nilai bongkar (pembelian dari Maluku) sebesar Rp1,66 miliar, dan nilai muat (penjualan ke Maluku) sebesar Rp1,35 triliun, dengan neraca perdagangan defisit sekitar Rp310 miliar.
Khofifah menyebutkan bahwa Maluku memasok berbagai komoditas utama ke Jawa Timur, seperti pelat tembaga, CPO, kayu gelondongan, rempah-rempah, karet alam, alkohol, kayu lembaran, buah, dan ikan beku. Sebaliknya, Jawa Timur menyalurkan komoditas seperti truk, beras, obat-obatan, daging ayam beku, tepung, minyak kelapa murni, pasta mentah, gula, kendaraan bermotor, dan aneka bumbu dapur ke Maluku.
Seniman Muda Surabaya Ariel Ramadhan Ajak Menyelami Isu Laut Lewat Pameran Lukisan "Segara Warna" |
![]() |
---|
Produk Warga Binaan Jatim Tampil di IPPA Fest Aloha 2025, Kakanwil: Potensi Besar Yang Menginspirasi |
![]() |
---|
375 Kg Beras Ludes Dalam Sejam, Gerakan Pangan Murah di CFD Jalan Dhoho Kota Kediri Diserbu Warga |
![]() |
---|
Ismanto Tukang Jahit Lega Tak Harus Bayar Pajak Rp 2,8 Miliar, NIK Disalahgunakan |
![]() |
---|
Sambut HUT Ke-38 Arema, Aremania Bersihkan Patung Singa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.