Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Pilu Pasutri Surabaya, Bayinya Meninggal yang Dianggap Tak Wajar usai Berobat di Rumah Sakit

Anak kelima dari 5 bersaudara dari pasangan itu, diduga meninggal dunia secara tak wajar usai menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Tim Redaksi Tribun Jatim Network
KISAH PILU PASUTRI - Pasangan suami istri (pasutri) di Surabaya, Karnoto (38) dan Deni Irnawati (37) saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, kawasan Jalan Banyu Urip Wetan Tengah, Gang VI, Banyu Urip, Sawahan, Surabaya, pada Rabu (16/4/2025). Mereka hendak mengadu ke Mapolda Jatim, karena menganggap kematian anak bungsunya; Bayi ALA berusia empat bulan, terjadi secara tak wajar usai menjalani perawatan medis di sebuah RS Kawasan Wonokromo, Surabaya, pada November 2024 silam. 

Namun, sebelum bergegas menuju sana, keduanya terpaksa berteduh di sebuah warkop pinggir jalan, karena hujan lebat sore hari itu seakan mencegat mereka melanjutkan perjalanan. 

Selama berteduh di warkop tersebut, Irnawati memanfaatkan momen itu untuk kembali memberikan obat resep dokter kepada sang Bayi ALA kesekian kali. 

Namun, reaksinya tetap sama, sang anak malah makin merengek tak henti-henti. Tapi, kondisi tersebut tak berlangsung lama, karena setelah Irnawati memberikan sebotol susu formula, reaksi sang anak mulai tenang. 

"Kami bawa menuju RS itu, tapi sempat berhenti karena hujan. Saya sempat kasih susu SGM ke dia. Alhamdulillah dia diam. 1 botol aja. Selepas itu, dia enggak mau minum lagi. Kalau nggak salah sudah kenyang," tambahnya. 

Tepat sekitar pukul 17.30 WIB, Irnawati dan Karnoto berhasil membawa Bayi ALA ke RS tersebut. 

Beberapa dokter dan perawat langsung memberikan penanganan medis terhadap bayi mereka.

Menurut Irawati, ada sekitar tujuh orang tenaga medis yang menangani Bayi ALA. Namun, penanganan yang dilakukan para tenaga medis itu, dirasa tak memuaskan. 

Seperti, saat proses pemasangan alat bantu pernafasan pada hidung dan mulut sang bayi. Termasuk, saat proses pemasangan alat pendeteksi detak jantung pada beberapa bagian tubuh sang bayi. 

"Ditangani dokter, bilangnya mau dirawat ke ruang ICU, tapi kami belum tanda tangan. Cara penanganan itu, kop (alat bantu nafas) dicopot-copot. Terus kabelnya kurang panjang, kabel kurang panjang harusnya anaknya diangkat dulu. Yang nangani ya perawat ya dokter. Ada 7 orang," terangnya. 

"Lalu anak saya mau dipasang infus, otomatis suami saya dikasih resep disuruh ambil obat-obatan di apotek. Pasang jarum infusnya pun tidak bisa menemukan urat nadinya. Sampai 2 petugas bisa masangkan. Tapi anaknya sudah mejamkan mata, tapi masih ada nyawa, tidak sadarkan diri, sudah lemah. Koma," tambahnya. 

Selama sang anak mendapatkan penanganan medis, Irawati menceritakan, suaminya Karnoto sempat diminta oleh seorang dokter yang menangani Bayi ALA untuk segera mengambil cairan obat suntik di apotek RS tersebut, sesuai dengan resep yang dibuat sang dokter. 

Ternyata, resep tersebut, berisi cairan obat dalam wadah botol ampul kecil yang bakal disuntikkan ke tubuh Bayi ALA oleh sang dokter. Kartono berhasil memperoleh ampul cairan obat tersebut tepat waktu, lalu menyerahkannya pada sang dokter. 

Sesaat setelah cairan obat tersebut disuntikkan melalui saluran obat infus yang telah disediakan sebelumnya. Ternyata, takdir berkata lain. Irnawati menyebutkan, sang anak Bayi ALA dinyatakan meninggal dunia, sekitar pukul 18.05 WIB. 

"Suami saya datang. Lalu disuntikkan pakai obat tadi (yang dibawa suami). Obat itu dari apotek, dalam wadah botol plastik, dikasihkan disuntik, langsung gak ada jeda. Terus ambil lagi (obat) di IGD. Botol kecil, kayak pitek. Itu dr LA. Ambil sendiri di IGD. Sudah punya simpanan sendiri, tanpa sepengetahuan pihak apotek. Botol kecil kaca. Disuntik di tempat infus tadi," katanya. 

"Selepas disuntikkan tadi, botol bekas itu ditaruh di sampah, tapi yang ambil di apotek tadi itu ditaruh di meja, saya sempat pegang. Tapi enggak boleh difoto," tambahnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved