2 Kurir Sabu Jaringan Timur Tengah Pakai Aplikasi Khusus, Hindari Pelacakan Polisi
Ternyata, mereka berkomunikasi melalui platform aplikasi percakapan menyerupai WhatsApp (WA) yang bernama 'Skred Messenger'
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dua orang kurir sabu jaringan Timur Tengah dengan barang bukti sebanyak 22 kg dalam kotak plastik wadah makanan yang ditangkap Anggota Subdit III Ditresnarkoba Polda Jatim, memiliki trik khusus saat berkomunikasi dengan sang bandar.
Ternyata, mereka berkomunikasi melalui platform aplikasi percakapan menyerupai WhatsApp (WA) yang bernama 'Skred Messenger', guna mengantisipasi operasi penyadapan Kepolisian.
Temuan hasil penyidikan tersebut diungkap oleh Direktur Ditresnarkoba Polda Jatim Kombes Pol Robert Da Costa, dalam konferensi pers di Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Selasa (29/4/2025).
Bahwa, selama kurun waktu hampir setahun hingga berhasil melakukan pengiriman paket sabu sebanyak tiga kali, kedua kurir tersebut berkomunikasi dengan sang bandar melalui aplikasi Skred.
Para tersangka itu, berinisial REP (38) dan WR (35) ternyata diberikan upah sekitar Rp5-10 juta, setelah berhasil mengirimkan pasokan barang haram tersebut. Lokasinya sama yakni Pulau Kalimantan.
Baca juga: Sosok 2 Kurir Sabu Jaringan Timur Tengah yang Diamankan di Balikpapan, Sudah Diintai Lama
Nah, pemberi perintah pengiriman sabu tersebut, diketahui berinisial Pelaku F. Sosok tersebut, profil identitasnya sudah dikantongi oleh penyidik untuk dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).
"REP ini berhubungan dengan DPO F melalui aplikasi Skred Messenger," ujarnya.
Menurut Robert, penggunaan aplikasi tersebut merupakan siasat dari para tersangka menghindari pengintaian dan kejaran pihak kepolisian.
Baca juga: Polda Jatim Bekuk 2 Kurir Sabu Jaringan Timur Tengah di Pelabuhan Semayang Balikpapan
Artinya, para pelaku kejahatan; terutama penyalahgunaan narkotika, cenderung mencari metode komunikasi yang berbeda dari masyarakat pada umumnya.
Salah satu contohnya, lanjut Robert, penggunaan aplikasi Skred untuk berkomunikasi selama menjalani bisnis pengiriman paket barang haram yang dilakukan melibatkan kedua kurir tersebut.
"Itu modus modus pelaku menggunakan aplikasi yang tidak pada umumnya, sehingga bisa dianggap untuk mengelabui petugas, agar komunikasi tidak terpantau," terangnya.
Baca juga: Mama Muda di Ngawi Terlibat Peredaran Narkoba, Nekat Jadi Kurir Sabu
Terlepas dari itu semua, Robert mengatakan, pihaknya senantiasa tetap waspada dan teliti terhadap setiap pola baru aktivitas peredaran narkotika.
Agar dapat menangkal peredaran dan penyalahgunaan berbagai macam jenis narkotika yang berpotensi terjadi di tengah masyarakat.
"Kami tetap berupaya bagaimana bisa mengungkapkan jaringan itu dengan monitor pergerakan para pelaku," ungkapnya.
Viral Orang Malas Mandi Disebut Tanda Gangguan Jiwa, Benarkah? ini Penjelasan Psikolog |
![]() |
---|
Gelar Patroli Malam, Polisi Curigai Truk di Banyuwangi, Amankan 2 Ribu Botol Arak Ilegal |
![]() |
---|
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026 Menurut SKB 3 Menteri, Kapan Libur Idul Fitri? |
![]() |
---|
Pasca Didemo Siswa, SMAN 1 Kampak Trenggalek Ganti Kepala Sekolah, Rapat Komite Segera Digelar |
![]() |
---|
Susunan Pemain Persebaya vs Semen Padang, Bajul Ijo Jalani Laga hanya dengan 7 Pemain Asing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.