Berita Viral
Cerita Gubernur Dedi Mulyadi Dulu Cuma Bisa Makan Nasi Garam & Bawang: Bapak Saya Gajinya Rp10 Ribu
Masa lalu Dedi Mulyadi jadi sorotan di tengah gebrakan kebijakannya. Hanya bisa makan nasi dengan bawang dan garam saat kecil.
TIRBUNJATIM.COM - Sosok Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi jadi sorotan karena gebrakan kebijakannya.
Belakangan Gubernur Dedi Mulyadi jadi sorotan karena rencana usulan vasektomi sebagai syarat penerima bantuan sosial (bansos).
Kebijakan Dedi Mulyadi soal pendidikan di barak militer untuk siswa atau anak nakal pun jadi sorotan.
Gaya kepemimpinan Dedi Mulyadi, menuai pro dan kontra.
Apalagi, Dedi Mulyadi kerap membagikan kegiatan sebagai Gubernur Jawa Barat di media sosial.
Kini, masa lalu Dedi Mulyadi pun banyak dicari.
Sebelum mejadi Gubernur, Dedi Mulyadi ternyata sudak terkenal sebagai seorang aktivis sekaligus politisi dari Indonesia.
Ia pun pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dan juga pernah menjadi Bupati Purwakarta.
Ia pun sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi Deddy Mizwar dalam Pilkada 2018.
Namun saat itu, pasangan ini kalah dari Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum.
Kamis (20/2/2025), Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030.
Baca juga: Curhat Siswi di Barak Militer, Ngaku Doyan Miras ke Dedi Mulyadi: Jengkel Bapak Ibu Suka Berantem
Kesuksesannya sebagai politisi tak lepas dari latar belakangnya yang penuh keterbatasan.
Dedi pernah mengungkapkan bahwa masa kecilnya penuh perjuangan.
Dalam sebuah tayangan Kompas TV, ia mengisahkan bahwa dulunya hanya bisa makan nasi dengan bawang dan garam.
Cerita tersebut ia sampaikan saat menjadi tamu di program Rosi Kompas TV bersama Deddy Mizwar saat masih menjadi kandidat wakil gubernur pada 2018.
"Kalau bawang adalah kisah masa lalu," kata Dedi.
Baca juga: 2 Program Kontroversi Dedi Mulyadi, Sempat Dikritik karena Langgar HAM, Salah Satunya Libatkan Anak
Saat itu, Dedi mendapat kejutan berupa sepiring nasi dengan bawang dan ikan asin jambal, yang mengingatkannya pada masa lalunya.
Ia mengungkapkan bahwa sang ayah hanya mengandalkan uang pensiunan sekitar Rp10 ribu per bulan untuk menghidupi keluarga dengan sembilan anak.
Dedi sendiri merupakan anak bungsu.
"Waktu saya kecil, kan saya keluarga 9 saya paling kecil. Bapak saya gajiannya tahun 76 cuma Rp10 ribu, pensiunan tentara prajurit palang tiga, sehinga kalau dari tanggal 1-9 kami masih bisa makan ikan asin sama ikan pindang," ungkap Dedi.

Namun setelah tanggal 9, kondisi keuangan makin menipis, sehingga keluarganya hanya mampu menyantap nasi dengan bawang goreng dan garam hingga akhir bulan.
Meski hidup dalam kesederhanaan, Dedi tak menyerah. Kini, nasib berkata lain: ia berhasil menempuh karier politik hingga menjadi kepala daerah.
"Tanggal 9-30 kami makan bawang dikasih garam saja.
Tapi dikasih (makan) bawang sama garam aja bisa jadi Bupati," kata dia.
Baca juga: Sedihnya Gubernur Dedi Mulyadi Dengar Kenakalan Remaja di Jabar, Ingat Wamil: Kisah Menyedihkan
Kegemaran makan ikan asin hingga menjabat wakil bupati
Kesederhanaan hidup Dedi terbawa hingga ia menjadi pejabat daerah. Masih dalam program Kompas TV, Dedi menceritakan bahwa sejak kecil ia sangat suka makan nasi dengan ikan asin jambal. Kebiasaan ini bahkan masih berlanjut saat ia menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta tahun 2003.
"Waktu kecil sampai Saya jadi wakil bupati ini makanan yang setiap hari saya konsumsi. Tapi setelah jadi wakil bupati saya berhenti makan yang asinnya tinggi," kata dia.
Semenjak menjadi wakil bupati, Dedi berupaya untuk hidup lebih sehat karena faktor usia.
Oleh karena itu, Dedi mulai meninggalkan makanan-makanan tinggi garam dan menggantinya dengan sayur mayur.
"Jadi usia 30 tahun ke atas harus merubah diri, jangan terlalu banyak asinnya," beber dia.

Baru-baru ini, Dedi Mulyadi kembali membuat gebrakan baru dalam kebijakannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Melansir dari Kompas.com, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melarang pelajar yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) menggunakan sepeda motor ke sekolah mulai Jumat (2/5/2025).
Pemberlakuan tersebut seiring dikeluarkannya Surat Edaran (SE) nomor 43/PK.03.04/KESRA yang secara khusus ditujukan ke seluruh satuan pendidikan dan siswa-siswi di wilayah Jawa Barat. Tujuannya, untuk membentuk karakter peserta didik sejak usia dini hingga pendidikan menengah di Jawa Barat demi terwujudnya konsep "Gapura Panca Waluya", yaitu karakter Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (benar), Pinter (pintar), dan Singer (gesit).
"Peserta didik yang belum cukup umur dilarang menggunakan kendaraan bermotor, serta mengoptimalkan penggunaan angkutan umum, atau berjalan kaki dengan jangkauan sesuai dengan kemampuan fisik peserta didik," tulis surat tersebut dikutip Minggu (4/5/2025).
Namun bagi bagi pelajar di daerah terpencil, kebijakan tersebut dikecualikan sebagai upaya mempermudah akses mereka ke sekolah.
"Untuk peserta didik di daerah terpencil, diberikan toleransi sebagai upaya untuk memudahkan daya jangkau peserta didik dari rumah menuju ke sekolah," jelas SE itu.
Sebelumnya, Dedi menjelaskan larangan penggunaan sepeda motor bagi pelajar yang memiliki SIM bukanlah tanpa dasar. Alasannya, karena pada golongan tersebut belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai syarat wajib berkendara di jalan sebagaimana tertera dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ.
"Untuk anak SMA itu yang belum cukup umur tak boleh bawa kendaraan bermotor. Kan itu undang-undang lalu lintas, selama ini penegakannya tidak bisa berjalan karena ada keraguan tindakan di lapangan," katanya usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional tingkat Jawa Barat di lapangan Rindam III Siliwangi, Jumat.
Ia menegaskan bahwa anak-anak yang belum cukup umur seharusnya tak diberi kebebasan membawa kendaraan.
Selain melanggar aturan, ini juga berbahaya bagi keselamatan mereka.
Artikel ini telah tayang di grid.id
Berita tentang Dedi Mulyadi lainnya
Mantan Pimpinan KPK Duga Noel Ebenezer Dilaporkan Orang Dekat: Ruangan Kawan Disadap |
![]() |
---|
Modus Pinjam Sebentar Bikin Motor Wanita ini Raib di Tangan Kenalannya, Sempat Memaksa |
![]() |
---|
Kasihan usai Dimintai Tolong Sambil Memelas, Pria ini Malah Jadi Korban Begal |
![]() |
---|
Gaya Hidup Perkotaan Bikin Warga Jombang Banyak yang Menjadi Janda, Pengadilan Agama: Kompleks |
![]() |
---|
Imbas Ingin Sadarkan Abdul Rahim dari Mabuk Berat, Dua Pria ini Jadi Tersangka, Sempat Sandiwara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.