Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hisar Guru SMP Kaget Dipolisikan Wali Murid setelah Lerai Siswa Berkelahi, sang Murid Ngaku Ditampar

Hisar Pangaribuan, seorang guru SMPN 2 Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dipolisikan wali murid usai lerai siswa berkelahi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/TEGUH PRIBADI
GURU DILAPORKAN POLISI - Hisar Pangaribuan saat di ruang guru SMPN 2 Tapian Dolok, Jalan Jalan, Kelurahan Sinaksak, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (6/5/2025). Hisar belakangan dilaporkan orangtua siswa ke polisi atas dugaan pemukulan siswi kelas VII inisial PH (13). 

Sebelumnya, seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta di Kota Bengkulu, dipecat setelah diduga melakukan penganiayaan terhadap siswanya.

Pelaku, yang berinisial RH, baru bekerja selama enam bulan dan harus berurusan dengan hukum setelah dilaporkan oleh orang tua korban ke Polresta Bengkulu.

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis, 6 Februari 2025.

Muchtar Effendi, ayah korban yang berinisial NA (9 tahun), menjelaskan bahwa insiden bermula saat NA bermain bersama teman-temannya di lingkungan sekolah.

Tanpa sengaja, kakinya menyentuh kaki RH, yang kemudian marah dan menarik kerah baju NA sebelum memukulnya di bagian wajah.

Akibat pemukulan tersebut, NA mengalami lebam di bawah mata dan trauma psikologis.

Muchtar tidak terima dan segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

"Kami sudah melakukan visum dan melaporkan ke Polresta Bengkulu agar segera diproses secara hukum," ungkap Muchtar pada Senin, 10 Februari 2025.

Baca juga: Alasan Rasul Guru SD Foto Rumah Penerima BSPS hingga Dipecat, Ingin Ngajar Meski Digaji Rp 150 Ribu

Menanggapi kejadian tersebut, pihak sekolah langsung melakukan pemecatan terhadap RH pada hari yang sama.

Poni Sri Rejeki, kepala sekolah, menegaskan bahwa pihaknya tidak mentolerir tindakan kekerasan di sekolah.

"Kami dari pihak sekolah tentu tidak mentolerir sedikitpun terkait guru honorer yang melakukan tindakan kekerasan di sekolah kami," ujarnya.

Meskipun RH membela diri dengan alasan bahwa pemukulan tersebut terjadi secara refleks, pihak sekolah tetap berpegang pada aturan ketat mengenai kekerasan terhadap anak.

Setelah kejadian, pihak sekolah berupaya untuk memantau keadaan NA, yang hingga kini belum kembali ke sekolah akibat trauma.

Sementara itu, pihak kepolisian melalui PS Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, AKP Sujud Alip Yulam, mengonfirmasi bahwa laporan dugaan penganiayaan tersebut telah diterima.

"Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk memanggil terlapor dan meminta keterangan saksi-saksi," kata Sujud.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved