Berita Viral
Penjelasan RS Soal Penyebab Kematian Bayi Edwin, Ayah Demo Sendirian di Depan RS Karawang: Ini Aneh
Bayi Edwin, yang lahir pada 29 April 2025, meninggal dunia, dan ini merupakan anak pertama yang mereka tunggu selama lima tahun.
TRIBUNJATIM.COM - Tak terima dengan kematian bayinya, ayah demo di rumah sakit sendirian.
Aksi tersebut dilakukan oleh seorang ayah bernama Edwin Septian.
Terungkap pula penyebab kematian bayi yang sudah lima tahun ditunggu Edwin tersebut.
Seorang pria asal Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, menggelar aksi unjuk rasa seorang diri di depan RSUD Karawang pada Senin (5/5/2025).
Ia adalah Edwin Septian, ayah dari bayi yang meninggal dunia usai dilahirkan di rumah sakit tersebut.
Dengan memegang pengeras suara, Edwin berdiri di depan lobi rumah sakit dan menyerukan tuntutan.
Ia meminta pertanggungjawaban dari pihak RSUD Karawang dan tenaga kesehatan yang menangani istrinya, yang menurutnya telah lalai hingga menyebabkan anak pertamanya meninggal dunia.
Bayi mereka, yang lahir pada 29 April 2025, meninggal dunia, dan ini merupakan anak pertama yang mereka tunggu selama lima tahun.
"Dan sudah saya kaji juga secara menyeluruh, dan memang benar ada beberapa kelalaian terhadap penanganan pada ibu hamil yang seharusnya tidak seperti itu, yang menyebabkan bahaya janin," kata Edwin di RSUD Karawang, Senin.
Aksi Edwin menarik perhatian petugas Satpol PP dan kepolisian yang mendekatinya.
Tak lama berselang, Direktur Utama RSUD Karawang Andi Sariful Alam turun ke lobi dan mengajak Edwin berdialog di aula rumah sakit.
Meski awalnya menolak, Edwin akhirnya bersedia dengan syarat rekan-rekannya juga diizinkan ikut dalam audiensi.
Baca juga: Sosok yang Pesan Paket ke Driver Ojol di Medan Terkuak, Syok saat Dibuka Ternyata Isinya Mayat Bayi
Kronologi versi Edwin
Edwin mengungkapkan kronologi kejadian yang menurutnya janggal.
Istrinya dirujuk ke RSUD Karawang pada Selasa (29/4/2025) pukul 02.00 WIB karena mengalami pendarahan.
Namun, setelah diberi infus di IGD, istrinya baru dipindahkan ke ruang rawat inap pukul 07.00 WIB.
Hingga siang, istrinya belum juga mendapat penanganan, padahal mengalami pendarahan tiga kali dan ketuban pecah.
Ia meminta agar dilakukan operasi sesar, namun pihak rumah sakit menyuruh untuk terus menunggu.
Operasi baru dilakukan sekitar pukul 18.00 WIB. Sayangnya, tiga jam setelah operasi, bayinya dinyatakan meninggal.
"Tetapi tiga jam setelah operasi bayi saya dinyatakan meninggal," ujarnya.
Penyebab kematian bayi, kata Edwin menurut pihak rumah sakit, adalah sumbatan saluran pernapasan. Namun Edwin menilai penjelasan itu janggal.

"Bayi saya katanya dinyatakan meninggal karena sumbatan saluran pernapasan, tetapi karena apa? Ini kan aneh," katanya.
Kehamilan istrinya saat itu memasuki usia delapan bulan. Bayi mereka lahir dengan berat 1,2 kilogram, sedangkan hasil USG sebelumnya menunjukkan berat 1,6 kilogram.
Bagi Edwin, yang memiliki latar belakang di bidang kesehatan, kematian bayinya merupakan bentuk kelalaian medis.
Ia tidak menuntut ganti rugi, tetapi menuntut perubahan sistem agar kejadian serupa tidak terulang.
"Tanggungjawab yang dimaksud ialah mengubah sistem penanganan terhadap pasien. Jangan sampai terjadi lagi yang saya alami," ucapnya.
Selain unjuk rasa di RSUD, Edwin juga mengaku pernah memprotes BPJS Kesehatan Karawang karena masih dikenakan denda meski pun bayinya telah meninggal.
Setelah diprotes, pihak BPJS mengaku terjadi kesalahan sistem.
Baca juga: Inah Meninggal di Usia 116 Tahun, Pecahkan Rekor Baru Manusia Tertua, Meski Terancam Nyawa saat Bayi
Penjelasan rumah sakit
RSUD Karawang akan melakukan audit internal terkait keluhan dugaan kelalaian yang diduga menyebabkan bayi Edwin meninggal dunia.
Direktur RSUD Karawang, Andri Sariful Alam, mengungkapkan bahwa langkah audit internal ini diambil untuk memahami secara mendalam apa yang sebenarnya terjadi.
"Kita ada rencana audit internal dulu ya nanti. Prinsipnya namanya masyarakat ya pasti ada keluhan sama kita, dan kita wajib itu kita wajib layani," ujar Alam, Senin (5/5/2025).
Alam juga menjelaskan bahwa terdapat potensi kesalahpahaman dalam situasi ini.
Hasil dari audit internal tersebut direncanakan akan disampaikan kepada publik pada pekan depan.
Alam mempersilakan pihak yang merasa dirugikan untuk melapor ke polisi, karena hal tersebut merupakan hak setiap individu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
TribunJatim.com
viral di media sosial
ayah demo di rumah sakit sendirian
Tribun Jatim
kematian bayi
BPJS Kesehatan
TribunEvergreen
Karawang
berita viral
jatim.tribunnews.com
Harta Ahmad Sahroni yang Dijarah Warga Imbas Ucapan 'Tolol', ada Jam Richard Mille Rp 11,7 Miliar |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni Diduga Kabur ke Singapura saat Demo, Ferry Irwandi: Pengecut Bermental Culun |
![]() |
---|
Puan Maharani Minta Maaf, Janji DPR Berbenah usai Tragedi Affan Driver Ojol Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Polisi Sebut Aksi Demo sudah Anarkis, Presiden Prabowo Perintahkan Kapolri untuk Bertindak Tegas |
![]() |
---|
Rantis yang Lindas Driver Ojol Affan Punya Titik Buta dan Langgar Prosedur, Berbahaya di Kerumunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.