Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tak Diupah, Penjaga Laut Darmansyah Dulunya Pemburu Telur Penyu, Tobat Usai Lihat Proses Penetasan

Darmansyah kini menjadi penjaga laut dan aktivis ramah lingkungan di sekitar Pulau Mapur, Darmansyah ternyata ikhlas tak pernah mendapat upah.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/Intan Afrida Rafni
SOSOK PEMBURU TOBAT - Darmansyah saat menceritakan perjalannya sebagai Pokmaswas perisai Mapur, Bintan, Kepulauan Riau. Darmansyah rupanya sebelum menjadi seorang penjaga laut dulunya merupakan pemburu penyu di pantai. 

"Sebenarnya pembentukan Pokmaswas ini awalnya dulu semenjak adanya program Coremap. Terus program itu selesai, pada bubar semua tapi ke sini dibentuklah kawasan konservasi," kata Darmansyah.

Meski program Coremap telah lama selesai, semangat Darmansyah dan kawan-kawannya tidak padam.

Mereka tetap berpatroli, menjaga laut dan terumbu karang secara mandiri.

Pada 2022, setelah kawasan konservasi Taman Wisata Perairan (TWP) Laut Pulau Bintan ditetapkan oleh pemerintah, Pokmaswas Perisai Mapur dibentuk secara resmi.

Baca juga: Sosok Selebgram Mualaf setelah Dihujat Pelakor, Kini Tobat, Belajar dari Masa Lalu: Aku Salah Banyak

Tiga tahun berjalan, Pokmaswas Perisai Mapur memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA), perangkat GPS, kamera, hingga teropong. Namun, Pokmaswas belum mempunyai kapal patroli khusus. 

"Dari situ kami sebagai masyarakat pengawasan yang dari Coremap, kami masih tetap mengawasi di daerah kami. Jadi dengan adanya kawasan konservasi dibentuk lagi ulang anggotanya yang disebut Pokmaswas," jelas Darmansyah. 

Sebagai ketua, Darmansyah mengoordinasikan 10 anggota aktif.

Sebagian besar anggota Pokmaswas adalah nelayan yang merangkap sebagai pengawas.

Setiap Jumat, mereka patroli laut selama kurang lebih empat jam, berkeliling delapan zona inti konservasi yang ada di sekitar Pulau Mapur.

Baca juga: Diberi Saran Tobat Oleh Hotman Paris, Razman Nasution: Sampai di Liang Lahat, Saya Lawan Kau!

Namun, tidak ada honor tetap untuk tugas mulia ini. Operasional Pokmaswas berjalan berkat urunan pribadi dan bantuan terbatas dari mitra seperti Konservasi Indonesia (KI).

“Kita jalan pakai kapal pribadi, beli bensin sendiri. Kadang sambil melaut, sambil patroli,” ujar dia.

Darmansyah mengakui, minimnya dukungan membuat pengawasan tidak maksimal.

"Pengawasannya kan rutin, tapi kalau kawasan dibentuk operasionalnya tidak ada untuk pengawasan, gimana mau tahu dia punya perkembangannya, kan gitu," keluh dia.

Ilustrasi penyu - Karapas Penyu yang ditemukan di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang.
Ilustrasi penyu - Karapas Penyu yang ditemukan di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. (TRIBUNJATIM.COM/IST)

Pengawasan bukan perkara mudah.

Pernah suatu ketika, Darmansyah dan tim menemukan nelayan dari desa tetangga yang menangkap ikan di zona inti.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved