Berita Viral
Bill Gates Tak Mau Meninggal Dalam Kondisi Kaya Raya, Akan Berikan Rp 1.874 Triliun Harta ke 1 Pihak
Bill Gates belakangan jadi sorotan karena kedatangannya ke Indonesia dan bertemu Presiden Prabowo, keinginan terdalamnya terungkap.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Bill Gates ternyata memiliki keinginan yang tak disangka-sangka.
Dikenal sangat kaya raya, Bill Gates ternyata tak mau meninggal dunia dalam kondisi tersebut.
Keinginan terdalam Bill Gates saat dirinya nanti tutup usia diungkap sendiri oleh sang Pendiri Microsoft itu di media sosialnya.
Pendiri Microsoft dan miliarder Bill Gates berencana untuk menyumbangkan hampir semua kekayaan pribadinya dan menutup Gates Foundation yang didirikannya dalam waktu 20 tahun mendatang.
Hal itu diumumkan Gates dalam sebuah unggahan di blog pribadinya pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat.
"Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa 'dia meninggal dalam keadaan kaya' tidak akan menjadi salah satu dari mereka," tulis Gates, dikutip dari CNBC, Jumat (9/5/2025), seperti dilansir TribunJatim.com via Kompas.com.
"Ada terlalu banyak masalah mendesak yang harus dipecahkan bagi saya untuk mempertahankan sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu orang," ungkapnya.
Kekayaan Bill Gates, yang merupakan salah satu pendiri Microsoft, mencapai 113 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 1.867 triliun (asumsi kurs Rp 16.530 per dollar AS).
Selama bertahun-tahun, ia telah berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya kepada yayasan filantropinya.
"Tujuan akhirnya adalah untuk keluar dari daftar orang terkaya di dunia," tulis Gates dalam sebuah unggahan di media sosial pada Juli 2022.
Baca juga: Selama 2 Tahun, Artis Minum 32 Obat Tiap Hari karena Idap 3 Penyakit, Ngaku Kesulitan Berdiri
Kini, Gates telah menetapkan jadwal khusus untuk mencairkan kekayaannya. Gates Foundation akan ditutup pada tanggal 31 Desember 2045.
Sejak diluncurkan pada tahun 2000, yayasan tersebut telah menyumbangkan lebih dari 100 miliar dollar AS untuk tujuan-tujuan global, khususnya untuk memberantas penyakit dan kemiskinan, mengatasi perubahan iklim, dan memperluas akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.
Gates memperkirakan Gates Foundation akan dapat menggandakan total tersebut, dan menyalurkan 200 juta dollar AS lagi antara sekarang dan tahun 2045, tergantung pada faktor-faktor seperti inflasi dan kinerja pasar, tulisnya.

Ia berencana untuk meningkatkan anggaran tahunannya dari 6 miliar menjadi 9 miliar dollar AS.
Di antara tujuannya untuk dua dekade berikutnya, Gates menulis serangkaian hal yang ingin ia wujudkan, yakni lebih jauh mengurangi kematian ibu dan anak akibat penyebab yang dapat dicegah.
Kemudian, membantu memberantas penyakit seperti polio, malaria, campak, dan penyakit cacing Guinea.
Selanjutnya, mendanai kemajuan dalam bidang pendidikan dan pertanian di negara-negara Afrika untuk membantu ratusan juta orang terbebas dari kemiskinan.
Meskipun Gates berharap Gates Foundation dapat memenuhi tujuan tersebut, ia juga realistis.
Menurut dia, semua kemajuan ini tidak mungkin terjadi tanpa kemitraan dari pemerintah.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: ASN Malas Bakal Dikirim KDM ke Barak - 4 Anak Tewas Terbakar Ditinggal Ibu Keluar
Pengumumannya muncul pada saat pemerintahan dunia, khususnya AS, telah memangkas anggaran bantuan global mereka sebesar puluhan miliar dollar AS.
Gates menyatakan kekhawatiran bahwa organisasi filantropi seperti miliknya tidak akan dapat mengisi kekosongan dalam bantuan global yang ditinggalkan oleh pemotongan pemerintah baru-baru ini.
"Tidak ada organisasi filantropi, bahkan yang sebesar Gates Foundation, yang dapat menutupi kesenjangan dalam pendanaan yang muncul saat ini. Tidak jelas apakah negara-negara terkaya di dunia akan terus membela rakyatnya yang termiskin," ungkap Gates.
Gates menggambarkan pengaruh dalam hidupnya yang membentuk komitmennya terhadap beramal, dimulai dari ibunya, Mary Gates, yang meninggal dunia pada tahun 1994.

Ibunya adalah penganut setia gagasan bahwa “siapa yang diberi banyak, akan banyak pula yang diharapkan."
Setelah Microsoft sukses dan Gates sempat menjadi orang terkaya di dunia, ibunya mengingatkannya bahwa ia hanya seorang pengurus kekayaan apa pun yang dikumpulkannya, dan bahwa ia memiliki kewajiban moral dan sosial untuk membalasnya.
Ayah Gates memiliki pandangan yang sama dan menjadi salah satu ketua Gates Foundation hingga meninggal dunia pada tahun 2020.
Pendirian Gates tentang filantropi juga dipengaruhi oleh teman lama sekaligus miliarder Warren Buffett, yang telah menyumbangkan puluhan miliar dollar AS untuk kegiatan amal.
Buffett juga menugaskan anak-anaknya untuk menyumbangkan 99 persen dari sisa kekayaannya setelah ia meninggal. Buffett "tetap menjadi model kemurahan hati yang utama," tulis Gates.
"Dialah orang pertama yang memperkenalkan saya pada gagasan untuk menyumbangkan segalanya," imbuhnya.
Baca juga: Sosok Bill Gates Bakal ke Indonesia Dukung Makan Bergizi Gratis, Presiden Prabowo: Tokoh Dunia
Bersama Buffett, Gates dan mantan istrinya Melinda French Gates mendirikan Giving Pledge pada tahun 2010. Sejak saat itu, lebih dari 240 miliarder telah menandatanganinya, berkomitmen untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka selama hidup mereka.
Dalam unggahannya, Gates juga mengutip pengaruh taipan baja era Gilded Age Andrew Carnegie, yang esainya tahun 1889 "The Gospel of Wealth" dianggap sebagai model untuk filantropi modern.
Membaca esai itu beberapa dekade lalu, Gates mengatakan bahwa dia dikejutkan oleh kalimat "orang yang meninggal dalam keadaan kaya akan meninggal dalam keadaan malu."
"Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kutipan itu akhir-akhir ini," tulis Gates.
Menurut dia, kutipan itu memengaruhi keputusannya untuk bergerak lebih cepat dengan donasinya.
"Saya berharap orang kaya lainnya mempertimbangkan seberapa besar mereka dapat mempercepat kemajuan bagi orang-orang termiskin di dunia jika mereka meningkatkan kecepatan dan skala pemberian mereka, karena itu adalah cara yang sangat berdampak untuk memberi kembali kepada masyarakat," ujarnya.
Ia mengharapkan kondisi global membaik dalam beberapa dekade mendatang, sebagian besar karena kemajuan dalam teknologi dan perawatan kesehatan.
Setidaknya sebagian dari kemajuan itu, katanya, dapat didorong oleh peningkatan kecerdasan buatan yang cepat.
“Menurut saya, objektif saja jika saya katakan kepada Anda bahwa keadaan akan lebih baik dalam 20 tahun ke depan,” kata Gates.
Namun, ia mencatat bahwa ia masih akan cenderung melakukan filantropi jika ia tidak merasa optimis.
“Katakan saja seseorang meyakinkan saya sebaliknya. Apa yang akan saya lakukan? Membeli banyak kapal mewah atau apa? Berjudi? Uang ini harus dikembalikan ke masyarakat dengan cara yang paling memungkinkan untuk menyebabkan sesuatu yang positif terjadi," ungkap Gates.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Imbas Kasus Keracunan Massal MBG, Sejumlah Guru Tak Mau Cicipi Makanan Meski sudah Diperintah |
![]() |
---|
'Lihat Ma Aku Bakar Rumahmu' Pemuda Bakar Rumah Ibu Imbas Kesal Tak Diberi Uang Rp 240 Ribu |
![]() |
---|
Saling Bantah Alasan soal Patung Tikus Berdasi Batal Tampil di Karnaval HUT Kemerdekaan |
![]() |
---|
Patung Tikus Berdasi Buatan Warga Dilarang Ikut Karnaval, Dianggap Provokasi hingga Didatangi Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.