Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Desa Sembung Lamongan Wujudkan Rasa Syukur Hasil Pertanian dengan Tradisi Sedekah Bumi 

Tradisi sedekah bumi sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah tetap dilestarikan oleh warga Lamongan

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Hanif Manshuri
SEDEKAH BUMI - Ini cara warga Desa Sembung, Kecamatan Sukorame dalam mengaktualisasikan syukur atas hasil panen dalam setahun ini. Mereka menggelar sedekah bumi yang diadakan setiap setahun sekali usai masa panen, Sabtu (10/5/2025) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Tradisi sedekah bumi sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah tetap dilestarikan oleh warga Lamongan.

Seperti yang dilakukn  warga Desa Sembung,  Kecamatan Sukorame, Kabupaten  Lamongan,  Jawa Timur.

Warga desa ini  menggelar ritual tradisi bersih desa atau sedekah bumi.

Warga masih meyakini jika tradisi berebut gunungan dalam sedekah bumi bisa mendatangkan rejeki yang barokah serta hasil panen yang melimpah. 

Mereka dengan sukarela membawa tumpeng dari hasil pertanian sendiri yang diolah sedemikian rupa.

Baca juga: Melihat Tradisi Riyaya Unduh-unduh di Mojowarno Jombang, Arak-arak Hasil Bumi, Bentuk Rasa Syukur

Selebihnya, panitia sdekah bumi juga membuat gunungan yang isinya adalah tumpukan hasil bumi atau pertanian. Dan gunungan itulah yang diperebutkan olah warga desa.

Mereka percaya, apapun yang didapatkan dari gunungan itu akan membawa berkah yang tidak terduga-duga.

Acara sedekah bumi di Desa Sembung, Kecamatan Sukorame yang digelar pada Sabtu (10/5/2025) tersebut tetap menjadi magnet tersendiri bagi warga.

Baca juga: Antusiasme Warga Semarakkan Acara Sedekah Bumi di Desa Sulursari Grobogan

Tak hanya warga desa setempat, namun juga oleh warga luar daerah. Ratusan warga saling berebut gunungan yang terdiri dari sayuran serta beraneka macam buah-buahan.

Aksi berebut gunungan usai serangkaian acara  rela mereka lakukan, karena warga masih meyakini, jika semakin banyak mendapatkan sayur maupun buah dalam aksi berebut gunungan tersebut, maka mereka akan mendapatkan rejeki dan hasil melimpah pada panen berikutnya.

Menurut warga, tradisi berebut gunungan sudah dilakukan turun temurun dan sudah berlangsung sejak masa nenek moyang mereka ratusan tahun sebelumnya.

Baca juga: Kirab Ageng Mendo Suro di Lumajang Berlangsung Meriah, Warga Semangat Berebut Gunungan Hasil Bumi

Sayur maupun buah yang mereka dapatkan dari hasil berebut gunungan akan dimakan langsung atau dimasak di rumah sebagai hidangan menu masakan.

Sebelum menjadi rebutan warga,  gunungan yang terdiri dari dua gunungan tersebut diarak keliling desa terlebih dahulu.

Gunungan diarak dari rumah kepala desa menuju lokasi yang dikeramatkan yakni sendang desa sambil diiringi tari-tarian oleh para gadis-gadis, dengan diikuti warga bersama perangkat desa setempat.

Di lokasi sendang desa, rombongan arak-arakan gunungan disambut dengan alunan musik gamelan jawa yang ditabuh untuk menambah suasana semakin meriah.

Baca juga: Stadion Surajaya Lamongan Resmi Dibuka, Lapangan Sesuai Standar FIFA, Ini Harapan Bupati Yuhronur

Sdangkan kepala desa beserta perangkatnya duduk sambil membacakan doa sekaligus tabur bunga dilokasi yang dipercayai sebagai petilasan cikal bakal desa tersebut.

Warga berharap, dengan menjaga kelestarian tradisi sedekah bumi ini, maka mereka akan terlindungi dari segala macam bencana alam dan mara bahaya,  serta terbebas dari gangguan hama sehingga hasil panen melimpah.

"Tradisi nyadran (sedekah bumi) ini harus selalu ada. Ini adalah wujud syukur kita atas nikmat hasil pertanian yang diberikan oleh Yang Kuasa," kata salah seorang warga, Sutomo.

Sementara itu, Kepala Desa Sembung, Gatot mengungkapkan, ia sebagai orang tua warga, akan menuruti apa yang sudah dipertahankan oleh warga selama ini yakni, sedekah bumi.

"Ini tradisi yang mulia. Karena syukur atas nikmatNya. Dan ini menjadi agenda wajib tahunan,"kata Gatot.

Sementara itu, usai ritual berebut gunungan serta doa dan tabur bunga, warga tidak langsung beranjak pulang dari lokasi sedekah bumi,  mereka menyaksikan aneka suguhan tari-tarian serta pagelaran langen tayuban. 


Sebagian warga juga membawa beragam masakan yang dibawa dari rumah mereka langsung, mereka secara bersama-sama mempersembahkan hasil panen mereka kepada para leluhur, tujuannya agar hasil panen mereka akan lebih banyak sehingga mereka bisa hidup makmur.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved