Berita Viral
Penjelasan Kepsek SMK soal Wisuda Bayar Rp 600 Ribu, Sebut Yayasan Dipimpin Dokter dan Bahas Budaya
Kepala SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto Prisillia Mutiara Sari memberi penjelasan soal wisuda bayar Rp 600 ribu.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
"Dalam aspek sosiologis, kegiatan wisuda tidak semata-mata di perguruan tinggi."
"SMA, SMK, hingga TK pun menyelenggarakan sebagai bentuk pengakuan telah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu," ujarnya.
Baca juga: Sekolah akan Dapat Rp 1 M Jika Bisa Gelar Perpisahan Tanpa Bebani Wali Murid, Gubernur: Paling Viral
Kendati demikian, Prof Fauzi menyoroti penggunaan istilah seperti 'Senat Terbuka' dan atribut kelulusan yang menyerupai perguruan tinggi.
Ia mempertanyakan apakah di tingkat SMK memang ada struktur senat akademik yang secara regulatif berwenang menggelar prosesi tersebut.
"Apakah betul di SMK itu ada senat akademik? Karena istilah senat adalah lembaga normatif yang memiliki kewenangan menggelar sidang senat terbuka," ungkapnya.
Soal atribut, ia menyebut, setiap lembaga memang bisa menentukan sendiri namun perlu mempertimbangkan urgensinya.
"Kalau meniru, kenapa harus begitu? Esensinya apa? Misalkan, untuk motivasi anak melanjutkan kuliah bisa jadi, tapi kalau hanya ikut-ikutan, lebih baik dipertimbangkan ulang," imbuhnya.
Baca juga: Kepsek Izinkan Siswa Gelar Perpisahan di Tempat Hiburan Malam, Wali Murid Datang, Disdik: Kecolongan
Menurut Prof Fauzi, tradisi wisuda sudah berlangsung lama.
Tradisi ini berasal dari universitas klasik, seperti Oxford dan Cambridge di Inggris, yang membawa tradisi toga dan jubah dari pengaruh budaya Italia.
Namun, pelaksanaan tradisi itu, di Indonesia, harus dikontekstualisasikan.
"Atribut wisuda mengalami perubahan sesuai kesepakatan masing-masing lembaga."
"Misalnya, topi toga lazimnya segi lima, tapi di ITB bentuknya bulat."
"Bahkan, di beberapa UIN, ada yang pakai peci," katanya.
Ia menegaskan, yang terpenting dari sebuah prosesi kelulusan adalah bagaimana membekali siswa dengan kesiapan mental dan softskill pascalulus, bukan sekadar seremoni.
"Saya tidak mengatakan itu tidak baik tapi perlu mempertimbangkan urgensinya."
"Yang penting adalah mempromosikan kehidupan pasca studi, membangun kesiapan mental, dan mempersiapkan studi lanjut atau dunia kerja," tegasnya.
Ia juga menambahkan, acara wisuda di luar perguruan tinggi sah-sah saja selama memiliki dasar regulasi dan disosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan.
"Ini bukan hal baru, hanya formulasinya yang berbeda-beda di tiap lembaga."
"Yang penting jangan sampai membebani siswa hanya demi penampilan seremoni," ujar Prof Fauzi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
wisuda bayar Rp 600 ribu
SMK Citra Bangsa Mandiri
Purwokerto
Prisillia Mutiara Sari
viral di media sosial
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Senyum Merekah Istri Setyo Hadi Pemilah Sampah Kini Suami Injak Tanah Suci, Pemkab Berjasa |
![]() |
---|
Nasib Gadis Ngaku Kesurupan Pukul Ibunya yang Sedang Salat Zuhur Pakai Cobek Hingga Meninggal |
![]() |
---|
Warga Tetap Usir Juladi Meski Pejabat Sudah Terlibat, Nasib Kian Terpuruk Melawan Sri Rejeki |
![]() |
---|
Suami Cemas, Istri Hilang Tanpa Pamit Malah Telepon Disekap dan Dipaksa Jadi LC |
![]() |
---|
Penghulu Ahad Rela Seberangi Sungai Akibat Jembatan Putus, Pengabdian Demi Nikahkan Pengantin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.