Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan Kepsek SMK soal Wisuda Bayar Rp 600 Ribu, Sebut Yayasan Dipimpin Dokter dan Bahas Budaya

Kepala SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto Prisillia Mutiara Sari memberi penjelasan soal wisuda bayar Rp 600 ribu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok
WISUDA SMK VIRAL - Momen wisuda kelulusan siswa SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto yang viral di media sosial. Kepala SMK Citra Bangsa Mandiri mengungkap, biaya wisuda kelulusan dan perpisahan dipungut Rp600 ribu per anak. Sebut yayasan dipimpin dokter. 

"Dalam aspek sosiologis, kegiatan wisuda tidak semata-mata di perguruan tinggi."

"SMA, SMK, hingga TK pun menyelenggarakan sebagai bentuk pengakuan telah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu," ujarnya. 

Baca juga: Sekolah akan Dapat Rp 1 M Jika Bisa Gelar Perpisahan Tanpa Bebani Wali Murid, Gubernur: Paling Viral

Kendati demikian, Prof Fauzi menyoroti penggunaan istilah seperti 'Senat Terbuka' dan atribut kelulusan yang menyerupai perguruan tinggi. 

Ia mempertanyakan apakah di tingkat SMK memang ada struktur senat akademik yang secara regulatif berwenang menggelar prosesi tersebut.

"Apakah betul di SMK itu ada senat akademik? Karena istilah senat adalah lembaga normatif yang memiliki kewenangan menggelar sidang senat terbuka," ungkapnya. 

Soal atribut, ia menyebut, setiap lembaga memang bisa menentukan sendiri namun perlu mempertimbangkan urgensinya.

"Kalau meniru, kenapa harus begitu? Esensinya apa? Misalkan, untuk motivasi anak melanjutkan kuliah bisa jadi, tapi kalau hanya ikut-ikutan, lebih baik dipertimbangkan ulang," imbuhnya. 

Baca juga: Kepsek Izinkan Siswa Gelar Perpisahan di Tempat Hiburan Malam, Wali Murid Datang, Disdik: Kecolongan

Menurut Prof Fauzi, tradisi wisuda sudah berlangsung lama.

Tradisi ini berasal dari universitas klasik, seperti Oxford dan Cambridge di Inggris, yang membawa tradisi toga dan jubah dari pengaruh budaya Italia. 

Namun, pelaksanaan tradisi itu, di Indonesia, harus dikontekstualisasikan.

"Atribut wisuda mengalami perubahan sesuai kesepakatan masing-masing lembaga."

"Misalnya, topi toga lazimnya segi lima, tapi di ITB bentuknya bulat."

"Bahkan, di beberapa UIN, ada yang pakai peci," katanya. 

Ia menegaskan, yang terpenting dari sebuah prosesi kelulusan adalah bagaimana membekali siswa dengan kesiapan mental dan softskill pascalulus, bukan sekadar seremoni.

"Saya tidak mengatakan itu tidak baik tapi perlu mempertimbangkan urgensinya."

"Yang penting adalah mempromosikan kehidupan pasca studi, membangun kesiapan mental, dan mempersiapkan studi lanjut atau dunia kerja," tegasnya. 

Ia juga menambahkan, acara wisuda di luar perguruan tinggi sah-sah saja selama memiliki dasar regulasi dan disosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan.

"Ini bukan hal baru, hanya formulasinya yang berbeda-beda di tiap lembaga."

"Yang penting jangan sampai membebani siswa hanya demi penampilan seremoni," ujar Prof Fauzi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved