Awal Musim Kemarau Tapi Masih Hujan, Apa Penyebabnya? Jatim Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Sejumlah wilayah masih diguyur hujan meski sudah memasuki awal musim kemarau pada Mei 2025.
TRIBUNJATIM.COM - Sejumlah wilayah masih diguyur hujan meski sudah memasuki awal musim kemarau pada Mei 2025.
Lalu, apa kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) soal fenomena tersebut?
Merujuk pemberitaan Kompas.com, Jumat (14/3/2025), beberapa wilayah Indonesia sudah memasuki awal musim kemarau pada April.
Wilayah tersebut meliputi Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan, wilayah yang mengalami awal musim kemarau mulai Mei 2025 mencakup sebagian kecil Sumatera, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, dan Papua bagian selatan.
Terkait hujan yang masih terjadi di malam hari saat awal kemarau, Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, masyarakat merasakan cuaca panas terik pada siang hari, namun hujan ketika sore atau malam dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Cuaca Jatim Sabtu 17 Mei 2025 Mayoritas Berawan, Waspada Hujan di Malang & Sumenep Sore - Malam Hari
Ia menjelaskan, fenomena tersebut merupakan ciri khas masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.
Kondisi atmosfer yang labil ketika masa transisi berpotensi memicu terbentuknya awan konvektif seperti cumulonimbus (CB).
Awan tersebut dapat menyebabkan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, petir, angin kencang, bahkan hujan es.
Andri menambahkan, keadaan dinamika atmosfer fluktuatif dan dapat berubah secara tiba-tiba selama masa transisi dari musim hujan ke kemarau.
Karena alasan itulah, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.
Sebabnya, hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih mungkin terjadi.
“Dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa wilayah,” ujar Andri kepada Kompas.com, Jumat (16/5/2025).
“Seperti pada 9 Mei 2025 di Kab Jembrana, Bali (121,4 mm/hari), 10 Mei di Kota Tangerang Selatan, Banten (103,0 mm/hari), 11 Mei di Ka. Sleman, DIY (115,3 mm/hari), 12 Mei di Kab Merauke, Papua Selatan (118,0 mm/hari), dan 14 Mei di Kab Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (105,7 mm/hari),” jelasnya.

Wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem pada 16-22 Mei 2025
Labkesda Kediri Jadi Rujukan Laboratorium Puskesmas dan Klinik, Dinkes Gelar Advokasi Pengelolaan |
![]() |
---|
Driver Ojol Tuban Gelar Aksi Solidaritas Meninggalnya Affan, Singgung Arogansi Aparat |
![]() |
---|
Temuan Nasi Basi Bikin Pemkab Situbondo Evaluasi Program MBG: Tak Ada Lagi |
![]() |
---|
Hasil PSBS Biak vs Persik Kediri 1-2, Macan Putih Raih Kemenangan Perdana |
![]() |
---|
Ribuan Ojol Aksi Solidaritas untuk Affan di depan Mapolres Jember, Minta Kapolri Dicopot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.