Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jawaban Soal Program Barak Militer Siswa Dedi Mulyadi Diteruskan atau Tidak Usai Gelombang Pertama

Program pendidikan karakter di barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi resmi menuntaskan gelombang pertamanya Minggu (18/5/2025).

KOLASE KOMPAS.com/Faqih Rohman Syafei/Instagram.com/@dedimulyadi71
BARAK MILITER - Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi menangis saat memeluk sejumlah siswa peserta program pendidikan berkarakter seusai melaksanakan upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Sate, Selasa (20/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Kabar terbaru gelombang pertama program barak militer telah tuntas.

Pertanyaan selanjutnya yakni akankah program tersebut diteruskan?

Program pendidikan karakter di barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi resmi menuntaskan gelombang pertamanya pada Minggu (18/5/2025).

Para siswa yang sebelumnya bermasalah dalam pergaulan menjalani pendidikan intensif di Resimen Armed 1/Sthira Yudha Purwakarta serta di Dodik Bela Negara, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Berbeda dari anggapan banyak orang, program ini bukan sekadar bentuk hukuman, melainkan pendekatan pendidikan berbasis disiplin dan tanggungjawab yang dirancang untuk membentuk ulang karakter para pelajar.

Baca juga: Linglung Sepulang Study Tour, Dama Bersikap Aneh Terus Lihat Atas, Ibu Minta Tolong Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi Akui Program Belum Sempurna

Selesai pelaksanaan tahap pertama, Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan yang mungkin terjadi selama proses berlangsung. Ia menyadari bahwa pelaksanaan perdana program ini belum berjalan sempurna.

"Awal tidak pernah ada sempurna, pasti ada kurangnya," ujar Dedi melalui akun media sosialnya pada Rabu (21/5/2025).

Namun, ia menegaskan bahwa program ini akan terus diperbaiki seiring waktu.

“Tidak ada kesempurnaan dalam sebuah kegiatan, tetapi kesempurnaan hanya akan lahir dengan kita mau bekerja dan terus mau memperbaiki diri,” lanjutnya.

Program Belum Selesai, Penyempurnaan Jadi Fokus Berikutnya

Meski belum ada pernyataan tegas soal kelanjutan program, pernyataan Dedi Mulyadi mengindikasikan bahwa program ini belum berhenti. Ia menunjukkan komitmennya untuk menyempurnakan konsep dan pelaksanaan ke depan.

Dedi juga berpesan kepada para orangtua agar menyambut anak-anak mereka dengan penuh kasih setelah hampir dua pekan mengikuti pendidikan karakter tersebut.

“Untuk seluruh orangtua yang hari ini bisa kembali bersama anak-anaknya setelah hampir dua pekan terpisah, semoga anak-anak sekarang yang kembali ke pangkuan ibu dan ayahnya semakin tumbuh dengan kultur dan karakter yang baru,” katanya.

Baca juga: Lembaga Pertahanan Nasional Kritik Kebijakan Siswa ke Barak Militer Dedi Mulyadi: Akar Persoalan

LPAI: Program Positif tapi Butuh Evaluasi

BARAK MILITER - Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi menangis saat memeluk sejumlah siswa peserta program pendidikan berkarakter seusai melaksanakan upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Sate, Selasa (20/5/2025).
BARAK MILITER - Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi menangis saat memeluk sejumlah siswa peserta program pendidikan berkarakter seusai melaksanakan upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Sate, Selasa (20/5/2025). (KOLASE KOMPAS.com/Faqih Rohman Syafei/Instagram.com/@dedimulyadi71)

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) turut menyoroti pelaksanaan program ini.

Ketua LPAI Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto menilai, program Pendidikan Berkarakter Bela Negara perlu dievaluasi secara eksternal, meskipun menunjukkan dampak positif dalam membentuk ulang perilaku pelajar.

"Tetap harus dievaluasi sampai akhir, beberapa juga akan kami ikuti sehingga kalau itu hasilnya positif, mohon jangan ragu-ragu. Mohon maaf, jangan gengsi untuk dijadikan suatu gerakan nasional," kata Kak Seto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/5/2025).

Menurutnya, evaluasi penting dilakukan sebagai bagian dari pengawasan terhadap perkembangan siswa setelah mereka kembali ke lingkungan masing-masing. Ia menekankan, bila memang ada kekurangan dalam pelaksanaannya, maka perbaikan harus segera dilakukan.

Kak Seto juga menilai pendidikan formal dan informal dalam keluarga perlu dilengkapi dengan pendekatan nonformal seperti yang dilakukan dalam program bela negara.

“Ini salah satu contoh alternatif dan terbukti tadi. Saya saja yang lebih tegas, juga terpaksa meneteskan air mata karena terharu, tadi ada ibu yang sampai pingsan," ungkapnya.

Ia menambahkan, anak-anak memang sangat membutuhkan uluran cinta dari berbagai pihak, termasuk orangtua, guru, dan pemimpin.

Menurutnya, program seperti ini dapat membuka potensi anak yang selama ini sulit berkembang karena lingkungan atau kondisi keluarga.

“Dari awal ketika saya ditanya, beri kesempatan. Saya lihat sendiri, saya berbicara sendiri dengan anak-anak. Sampai saat ini saya menyimpulkan bahwa ini adalah satu langkah yang sangat gemilang,” tuturnya.

Baca juga: Reaksi Cak Ji Soal Viral Video Surabaya Disebut Bigmo Kota Ter-L dan Sinyal Lemot: Enggak Masuk Akal

13 Anak Tak Dijemput, Dedi Jadi Orangtua Angkat

Di sisi lain, tak semua anak peserta program dijemput oleh orangtuanya. Dedi mengungkapkan, ada 13 siswa yang tidak dijemput keluarga.

Mereka diketahui berasal dari keluarga yang berpisah atau tidak memiliki orangtua, termasuk anak-anak yang ditinggal ibunya bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri.

Menyadari kondisi tersebut, Dedi memutuskan untuk menjadi orangtua angkat bagi ketigabelas anak itu. Ia menilai bahwa pendidikan karakter ini merupakan awal dari upaya besar membangun peradaban baru di Tanah Sunda, tanah yang menurutnya merupakan peninggalan leluhur.

"Program pendidikan berkarakter adalah langkah awal membangun sebuah peradaban baru, peradaban Tanah Sunda, tanah yang sangat dicintai masyarakat, tanah yang dititipkan leluhur Siliwangi," jelasnya.

Tegaskan Pentingnya Tindakan Nyata

Bagi Dedi, tindakan nyata jauh lebih penting daripada sekadar teori dan wacana akademis yang tak kunjung berujung.

“Memulai jauh lebih baik dibanding bermimpi dengan wacana dan kajian akademis yang tidak pernah berakhir,” tegasnya.

Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Panglima TNI, KSAD, Pangdam Siliwangi, Rindam Siliwangi, serta seluruh pelatih yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang kepada para peserta didik.

“Cinta akan melahirkan spirit bagi nasionalisme bangsa,” ujar Dedi.

Tak lupa, ia juga mengapresiasi para pengkritik program ini, dan berharap kritik yang muncul bisa menjadi bahan refleksi serta pemacu untuk terus melakukan perbaikan ke depannya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved